Chapter 3

4.1K 424 17
                                    

Pria bermarga Vachirawit itu berjalan melewati beberapa siswa yang sibuk dengan aktivitas mereka masing masing. Kakinya dibawa menuju kembali ke kantin untuk menghampiri teman temannya.

"Hoi kenapa kau lama sekali?" Ucap Pavel saat Bright baru saja mendudukkan dirinya.

"Ah, toilet sangat ramai tadi" Elak Bright.

Keempatnya lalu menyantap makanan mereka dengan khidmat. Setelah selesai, mereka pun kembali ke kelas mereka.

Jam sudah menunjukkan pukul 14.00. Itu pertanda, kalau kelasnya sudah selesai sekarang. Bright berjalan menuju parkiran kampusnya. Menaiki motor Ducati Panigale nya, dan melaju untuk pulang ke rumahnya. Namun, satu hal yang tak disadari pria tampan itu. Seseorang terus mengikutinya sejak ia berada di kantin tadi.

"Sifatnya tampak berbeda" gumam seseorang dari balik mobil yang terparkir, dengan alis yang saling bertaut.

Sebuah motor Ducati yang dikendarai oleh seorang pria berparas tampan bak pangeran itu tampak memasuki halaman rumah bersar bergaya Eropa modern itu. Memarkirkan motornya, dan masuk ke dalam rumah itu. Kakinya langsung dubawa menuju lantai atas dimana kamar yang selalu menemaninya selama ini. Kembali aura gelap yang memenuhi kamar itu.

Bright menatap dirinya di depan cermin besar, lalu perlahan melepas satu persatu kancing bajunya. Memandangi tubuhnya, dan tangannya terarah untuk memegang bekas luka yang ada di pundaknya. Tubuhnya bagian belakangnya tampak dipenuhi oleh bekas bekas luka goresan.

🔴'kau akan menangis lemah?'

Bright menggelangkan kepalanya, lalu berjalan menuju lemari besar, dan mengambil baju kaos berwarna hitam polos yang tergantung di sana. Jika dilihat, tak ada satupun warna selain hitam yang ada di dalam lemari itu.

Hari pun berlanjut. Bright menjalani aktivitas seperti biasanya. Yaitu, pergi kuliah, lalu setelah selesai ia pun kembali pulang ke rumahnya. Namun, kali ini Pavel mengundangnya untuk pergi ke sebuah bar. Awalnya Bright tak mau ikut. Namun, karna paksaan dari ketiga temannya itu, akhirnya ia pun mau.

Bright berkaca di depan cermin. Dia sudah siap dengan style yang cukup simple, namun terlihat apik saat dikenakan oleh pria yampan itu. Bright memakai kaos hitam polos, dengan celana jeans hitam dengan beberapa robekan di bagian lututnya. Tak lupa jam tangan melingkar di pergelangan tangannya.

Bright melaju di jalanan malam dengan motornya. Dan setelah beberapa saat melaju, akhirnya ia pun sampai di sebuah bar. Bright melepaskan helmnya, dan masuk ke dalam bar yang tampak ramai dengan orang orang itu. Namun, untuk kedua kalinya, Bright tak menyadari jika seseorang mengikutinya sejak dia keluar dari rumahnya.

"Untuk apa dia ke sini?" Ucap orang itu.

Sementara itu di dalam bar...

"Hei di sini" Seorang pria melambaikan tangannya kepada Bright, yang sedari tadi menelusuri tempat yang ramai itu.

Bright berjalan ke arah pria yang melambaikan tangan kepadanya. Seketika, pandangan orang orang tertuju pada Bright. Terutama, wanita wanita yang menatap pria bertubuh tinggi itu dengan penuh kagum.|ada thor di situ😂

"Minum?" Ucap Pavel menyodorkan segelas minuman ke arah Bright.

"Of course" Ucap Bright sambil tersenyum, dan langsung meneguk habis minuman itu.

"Woooa. Kau kuat juga rupanya" Ucap Joong, menepuk pundak Bright.

Lalu keempat orang itu saling bercanda tawa. Namun, saat Bright menoleh ke arah satu kursi yang ada di sana, tampak seseorang sedang memperhatikannya. Namun, orang itu langsung menyembunyikan wajahnya, lalu berjalan pergi.

"Ah, aku mau ke toilet sebentar" ucap Btight, lalu berjalan menuju toilet.

Di dalam toilet...

"Shit. Apa dia melihatku?" Ucap seorang pria menyandarkan tubuhnya ke dinding toilet.

"Ya aku melihatmu." Suara seseorang yang datang dari belakang.

Pria itu pun lantas menoleh ke belakang. Dan dengan cepat, Bright mengunci pergerakan pria itu.

"Kau?" Ucap Bright.

"O..ha..hai" Pria itu tampak tersenyum dengan paksa.

"Kenapa kau mengikutiku?"

"A..aku hanya penasaran"

"Apa yang kau ingin tau dariku?"

"Ma..maafkan aku P'Bright"

"Sshutt" Bright menempelkan jari telunjuknya ke bibir pria itu.

"Aku bukan Bright" Lanjutnya.

"A..apa maksudmu?"

"Perkenalkan, namaku Bri. Sedangkan orang yang kau sebut tadi, dia sedang sembunyi ketakutan di balikku" Ucapnya sambil memasang seringai.

Pria itu membeku. Lidahnya terasa kelu. Ia masih tak bisa mencerna kata kata yang terlontar dari mulut pria yang ada di depannya itu.

"A..apa maksudmu?"

"Namamu Win bukan? Ikutlah denganku" Bright menarik paksa Win, dan membawanya keluar toilet.

"Akh, sakit phi" Ringis Win saat Bright dengan kuat menggenggam tangannya.

Bright membawa Win kembali ke bar. Atensi semua pun terfokus ke kedua pria itu.

"Aku pulang dulu" Ucap Bright, menghampiri ketiga temannya, lalu berjalan pergi. Tanpa menghiraukan tatapan bingung dari ketiga temannya itu.

Bright melajukan motornya, bersama dengan Win yang berada di belakangnya. Dengan erat, Win meremas baju Bright. Bagaimana tidak? Pria tampan itu melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi. Setelah beberapa menit melewati jalanan yang ramai, kedua pria itu tiba di rumah milik Bright. Dengan tergesa, Bright membawa Win masuk ke dalam rumahnya, dan langsung menuju kamarnya.

"Tu..tunggu. Kenapa kau membawaku ke sini?" Protes Win, namun dihiraukan oleh Bright.

Bright mengunci pintu kamarnya, lalu berjalan mendekat ke arah Win. Dan itu membuat Win mundur, hingga punggungnya menyentuh lemari besar yang ada di sana. Kondisi kamar yang selalu gelap itu, membuat jantung Win berdetak lebih kencang. Ia takut. Ditambah pria yang didepannya itu, seolah ingin 'memakannya'.

"A..apa yang kau lakukan?" Ucap Win gugup, karna pria itu terus berjalan maju.

Bright kembali mengunci pergerakan Win dengan kedua tangannya. Dan kedua mata itu saling bertemu. Samar samar, tampak seringai di wajah tampan itu. Membuat Win bergetar ketakutan.

"A..ap-mphh" Belum selesai Win melontarkan pertanyaan, Bright sudah menciumnya terlebih dahulu.

Win berusaha untuk menghentikan Bright. Namun, percuma. Tenaga Bright lebih kuat darinya.

"Hah..hah..hah" Win mengambil nafas sebanyak banyaknya, setelah Bright melepaskan ciumannya.

"Aku mencintaimu" Ucap Bright.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Thor kambek
Udah gitu doang.

Sorry for typo
Vote and comment
To be continue...

DIFFERENT [BRIGHT X WIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang