Chapter 8

2.7K 316 30
                                    

"Bright, jika kau bisa mendengarku, kumohon, jangan merasa bersalah. Ini bukan salahmu. Ini bukan ulahmu. Aku tak tersakiti karenamu. Aku sungguh sungguh ingin membantumu. Kumohon, bicaralah padaku sebentar saja." Ucap Win

• • •

"Lepaskan. Apa apaan kau" Wat menepis tangan Win.

"Sudah. Aku mau pergi" lanjutnya, dan melangkah pergi.

|Keesokan Harinya|

Pria yang sedang terbaring di atas kasur dengan bertelanjang dada, dan hanya mengenakan celana pendek itu mengerjapkan matanya beberapa kali, setelah suara alarm membangunkannya.

Pria itu mengambil posisi duduk, dan mengusak rambutnya kasar. Ia lalu memejamkan matanya cukup lama, sebelum kembali membuka bola mata yang berwarna kecoklatan itu.

Kini, perlahan tampak bulir air keluar dari sudut matanya.

⚫'kenapa kau menangis lagi?'

"Ini salahku. Ini salahku" ucap pria itu sambil menekuk lututnya.

⚫'ck lagi lagi kau seperti itu'

⚪'sudahlah, berhenti menyalahkan dirimu. Ayo, nanti kau akan terlambat'

Pria yang memiliki nama Bright itu pun lantas perlahan menurunkan kakinya ke lantai, dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit, Bright turun menuju lantai bawah rumahnya, kemudian menuju parkiran, dan melajukan motornya menuju kampus.

Beberapa menit melajukan motornya di jalanan ramai, akhirnya pria bertubuh tinggi itu pun sampai di parkiran kampusnya. Ia melepas helmnya, lalu hendak berjalan menuju gedung fakultasnya.

Namun, ia melihat seorang pria yang sudah tak asing baginya. Ya, siapa lagi jika bukan Win.

"Win" panggilnya, dan membuat yang dipanggil namanya menoleh.

Bright berlari mendekat ke arah Win dengan senyum besar di bibirnya.

"Selamat pagi" ucapnya.

Win mengerutkan dahinya, dan beberapa detik setelahnya ia pun langsung berbicara.

"Ah, kau Sarawat?" Ucap Win menunjuk wajah Bright.

"Hmm ya" jawab Bright (mode Sarawat) sambil sedikit terkekeh.

"Aku terkejut waktu kau tiba tiba menyapaku. Kukira itu tadi Bright"

"Dia masih berusaha menenangkan pikirannya"

"Hmm begitu. Ah iya, terimakasih karna sudah meminta Wat untuk mencari orang yang melukaiku"

"Ah tak masalah. Aku hanya khawatir padamu" ucap Sarawat sambil mengusak rambut Win.

"Tapi, tetap saja aku harus berterimakasih"

"Ahahha baiklah kalau begitu. Yasudah, ayo kita masuk bersama"

Lalu, keduanya pun berjalan beriringan masuk ke dalam kampus.

DIFFERENT [BRIGHT X WIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang