Kedua pria yang tadinya berciuman saling menyalurkan cinta itupun akhirnya melepaskan tautannya.
Bright, yang menjadi dominan dalam hubungan itu mengarahkan tangannya, dan mengelus pipi sang submisive. Sedangkan sang submisive, memejamkan matanya menikmati kehangatan yang tersalur dari tangan sang dominan.
"Win" panggil Bright
"Hmm?"
"Sudah mandi?" Tanya Bright
Win menjawab pertanyaan itu dengan gelengan sambil menyengir.
"Kalau begitu, mau mandi bersama?" Ujar Bright.
"Hah?" Win melebarkan matanya, setelah mendengar kata-kata dari Bright barusan.
"Kenapa? Kau tak mau mandi? Kita akan pulang nanti siang" ucap Bright.
"Bu-bukan begitu..tapi..."
"Kita bisa menghemat waktu, daripada harus mandi sendiri sendiri"
"B-baiklah kalau begitu" Dengan ragu, Win mengikuti Bright yang sudah berjalan duluan menuju kamar mandi.
Setelah beberapa menit, keduanya pun keluar dari kamar mandi dengan mengenakan jubah mandi berwarna putih.
Bright berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian. Win yang melihat sang dominan ingin melepas jubah mandinya itu, langsung membalikkan badannya.
"Kenapa kau berbalik?"
"Ah..t-tidak..a-apa aku harus mengemasi barangku?" Ucap Win gugup.
"Kau membawa barang kesini?"
"Ah...benar juga. Aku tak membawa apapun" Win menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
Bright tersenyum, lalu berjalan mendekati Win, dan membalikkan tubuh pria itu.
"K-kenapa?" Ucap Win, saat Bright memandangnya intens.
Bright berjalan maju, hingga membuat Win refleks berjalan mundur. Sampai tak sadar, jika ada kasur di belakangnya, dan membuatnya terjatuh ke kasur. Dan karna Win tak sengaja menarik jubah mandi Bright, alhasil membuat Bright ikut terjatuh, dengan posisi seperti Bright sedang mengukungnya.
Bright menatap mata Win. Win yang sudah tak bisa mengendalikan detak jantungnya yang berpacu cepat, hanya bisa terdiam sambil berusaha mengalihkan pandangan dari pria yang berada di atasnya itu. Win melihat sekilas, wajah Bright semakin mendekat. Refleks, matanya pun tertutup. Namun, detik berikutnya, Bright malah mengusak rambut Win, dan berdiri.
"Kesini, akan kukeringkan rambutmu" ucap Bright.
Win membuka matanya, lalu dengan cepat berdiri.
"Ah..iya"
Win mengikuti langkah Bright. Bright mengambil handuk, dan hairdryer, lalu mulai mengeringkan rambut sang submisive.
14.00
Kedua pria itu sedang berada di tepi pantai, menunggu kapal mereka datang. Setelah kapal datang, kedua pria itu pun menaiki kapal, dan pergi.
Keesokan harinya...
Hari Senin, adalah hari dimana semua kesibukan kembali berjalan. Bright, sudah siap dengan baju kuliahnya. Ia pun kemudian berangkat menjemput sang pacar untuk pergi kuliah bersama.
"Ah, P'Bright. Apa nanti aku boleh pergi?" Tanya Win, setelah keduanya tiba di kampus.
"Kemana?"
"Dome mengajakku ke pusat pembelanjaan untuk mencari kado ibunya."
"Dia tidak bersama Pavel?"
"Katanya, P'Pavel sedang memperbaiki motornya. Kadi dia tidak bisa menemani Dome belanja"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [BRIGHT X WIN]
FanfictionBright Vachirawit dikenal sebagai orang yang ramah, dan baik kepada siapa pun. Namun, siapa sangka, orang yang dicintainya mengetahui tentang sisi lain dirinya. Bagaimanakah sifat asli Bright? Dan apa alasannya? Baca kelanjutan ceritanya... ATTENTIO...