Kamar bernuansa putih dengan miniatur mobil yang tersusun rapi di lemari kaca perlahan tampak terang karena cahaya matahari yang masuk melalui jendela besar. Seorang pria bergigi kelinci penghuni kamar itu keluar dari kamar mandi dengan menggunakan baju kuliahnya.
Pria bernama Win itu sudah siap sejak tadi, untuk berangkat kuliah. Ia mengambil tas, dan kunci mobil, lalu melaju menuju kampus. Oh, tentu saja ia tidak melupakan makan paginya.
Hari ini, dia berangkat kuliah sendiri. Sang pacar, Bright, tidak kuliah hari ini karena semua kelasnya hari ini dibatalkan.
Setibanya Win di kampus, ia pun langsung menuju kelasnya.
10.07
Kelas pertama Win telah usai.
"Hei, Win. Maafkan aku kemarin meninggalkanmu sendiri" ucap Dome setelah dosen keluar.
"Ah, tidak apa apa. Apa adikmu baik-baik saja?"
"Ya. Dia sudah sedikit membaik. Kau pulang sendiri kemarin?"
"Tidak. Aku bertemu dengan Zee bodyguard keluarga Bright. Dia mengantarku pulang"
"Ah, begitu"
Saat kedua orang itu sedang mengobrol, tiba tiba notifikasi masuk ke HP keduanya secara bersamaan.
"Kelas selanjutnya dibatalkan?" Ucap Dome setelah membuka notifikasi di HP nya.
"Hmm sepertinya iya."
"Kalau begitu, ayo kita pulang saja"
"Hmm"
Keduanya berdiri, dan hendak pergi. Namun, notifikasi kembali masuk ke HP Win.
Zee
Win, kau melupakan jam tanganmu. Haruskah aku antar, atau kau mau mengambilnya ke sini?
10.12Ah, aku akan mengambilnya sekarang
10.13________________________
"
Dome, sepertinya aku harus pergi" ujar Win.
"Kau mau kemana?"
"Menemui Zee. Kemarin aku meninggalkan jam tanganku" jawab Win.
"Oh begitu. Kalau begitu, aku pulang duluan na?"
"Hmm. Sampai bertemu besok"
Lalu Dome pergi. Sedangkan Win, berjalan menuju parkiran dan melaju menuju kondo Zee.
Setibanya di depan pintu kondo Zee, Win mengambil HP nya, dan menelpon pria itu.
"Halo, Zee. Aku sudah di depan kondomu"
"Masuk saja. Aku di dalam"
Win memutar kenop pintu. Namun, saat pria itu memasuki kondo keadaan ruangan sangat gelap.
"Zee..di mana kau?" Ucap Win, berusaha melihat, namun nihil. Ia tak bisa melihat apa apa.
Win berjalan perlahan, berusaha mencari sakelar lampu. Namun tiba tiba, Win mendengar pintu kondo yang tertutup.
"Zee.."
Win terus berjalan perlahan. Kini, tangannya menyentuh sandaran sofa. Tapi, tanpa disadari seseorang membekap mulutnya dengan kain, dan tak butuh waktu lama, kepalanya terasa pusing, dan kehilangan kesadaran.
Win membuka matanya. Kepalanya masih terasa pusing. Namun, betapa terkejutnya dia saat melihat dirinya sudah duduk di kursi dengan tangan dan kaki yang terikat. Win berusaha melepaskan ikatan itu, namun percuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [BRIGHT X WIN]
Fiksi PenggemarBright Vachirawit dikenal sebagai orang yang ramah, dan baik kepada siapa pun. Namun, siapa sangka, orang yang dicintainya mengetahui tentang sisi lain dirinya. Bagaimanakah sifat asli Bright? Dan apa alasannya? Baca kelanjutan ceritanya... ATTENTIO...