Bahkan semua orang akan tau, bila adanya orang yang baru, maka mereka akan
melupakan kita.Oliv melangkah gontai memasuki rumah besar nya, baru saja ia membuka pintu dia sudah dipertemukan dengan papa dan mama nya yang sedang bermesraan di sofa.
"Oliv pulang," mendengar suara Oliv, kedua orang tuanya langsung memberhentikan aktifitasnya.
"Ya ampun anak kesayangan mama udah pulang, sini duduk," panggil Kinan. Oliv mengangguk dan menuruti keinginan mamanya ini.
"Apa ma?" tanya Oliv yang sedang duduk diantara kedua orang tuanya.
"Mama ada kabar gembira buat Oliv!" seru Kinan. Ucapan mamanya yang selalu digantung membuat Oliv menjadi penasaran, dia melirik sekilas kearah papanya. Hendra mengangguk sambil tersenyum.
"Nih," Kinan menunjukan sebuah benda kecil yang melihatkan dua garis merah. dan sebuah amplop berwarna putih.
"Maksudnya apa?" tanya Oliv mulai mewaspadai mamanya ini.
"Mama positif hamil. Oliv tau? Ternyata kandungan mama udah berumur 3 bulan!" ucap Kinan antusias. Oliv membelalakan matanya. Sejak awal Oliv memang tidak menginginkan punya adik, dan orang tuanya juga udah setuju dan sepakat untuk tidak punya anak.
"Oliv kenapa? Oliv gak senang punya adek?" sekarang giliran Hendra yang membuka suara. Oliv menggeleng pelan pertanda tidak.
"Oliv kan udah bilang dari awal, Oliv gak mau punya adek hiks," isak nya. Hendra yang mengerti Oliv langsung saja memeluk putri nya ini.
"Kenapa gak mau punya adek? Kan enak punya adek," bujuk Hendra sembari merangkul tubuh mungil Oliv.
"pokoknya Oliv gak mau punya adek!! Huaaa," tangis Oliv pecah. Membuat rumah yang tadinya sepi berubah menjadi riuh oleh tingkah Oliv yang sangat kekanak kanakan.
Hendra dan Kinan berusaha agar putri satu satunya ini diam dan berhenti menangis, namun semakin Oliv dibujuk semakin kencang pula tangisan nya.
🍑🍑🍑🍑🍑
S
udah dua hari lamanya Oliv tidak keluar kamar, bahkan ia juga tidak sekolah membuat Grace dan juga Emely merasa khawatir dan memutuskan untuk mengunjungi Oliv.
Mereka mengetok pintu kamar Oliv, dan tak lama setelah itu Oliv membuka pintu kamarnya.
"Lo kenapa Liv?" tanya Grace penuh kekhawatiran.
"Oliv gapapa, mau apa kesini?" tanya Oliv ketus.
"Astaga Oliv, tolong lah! Lo jangan bertingkah kekanak kanakan gini dong Liv!" ucap Emely mencoba menyadarkan Oliv dari sikap nya.
"Kalo kalian berdua datang cuma buat marah marah mending kalian pergi aja." putus Oliv sembari menutup pintu, namun berhasil ditahan oleh sebuah tangan kekar.
Oliv memutar bola mata malas, setelah ia tahu yang datang adalah Bintang, namun matanya tertuju pada seorang gadis.
"halo kak Oliv," sapa gadis itu sembari tersenyum centil.
"Nisa?" tanya Oliv sembari mengerutkan dahinya, ia benar benar tidak mengerti kenapa bisa bisa mereka semua datang.
"Iya, ini Nisa ada bawain kakak Brownis, ini enak lo kak. Kakak harus cobain! Gak mau tau pokoknya kakak harus cobain!" tegas Nisa adik dari Bintang. Bintang, Grace, Stevan, Ian dan Emely menggeleng pelan. Nisa dan juga Oliv adalah dua manusia yang sangat cocok.
"Perasaan Oliv gak ulang tahun deh," ucap Oliv sembari mengingat-ingat kapan tanggal ulang tahunnya.
Mereka semua masih saja diam menunggu reaksi Oliv. Namun tiba tiba Kinan datang membuat Oliv tersadar dan teringat kejadian dua hari yang lalu.
"Oh iya Oliv ingat! Oliv kan lagi marah sama mama!. Bodo ah, Oliv gak mau ketemu mama," rajuk Oliv dan mengunci pintu kamarnya.
Kinan yang merasa tidak enak terhadap teman-teman Oliv langsung saja membawa teman teman Oliv menuju sofa yang berada dilantai yang sama denga kamar Oliv.
"Tante, kalo boleh tau Oliv kenapa ya tante?" tanya Grace mulai membuka suaranya.
"itu Grace, Oliv nya ngambek. soalnya dua hari yang lalu tante bilang sama Oliv kalo tante hamil," jelas Kinan membuat ketiga teman Oliv membelalakan matanya karna kagernya.
"Trus-trus reaksi Oliv gimana tente?" tanya Ian langsung pada intinya.
"dia nangis kejer," lirih Kinan yang merasa bersalah kepada Oliv.
"Hem Tante, Bintang izin bujuk Oliv ya," ujar Bintang menawarkan diri. dan diangguki Kinan.
Bintang mendekat kearah kamar Oliv, dan perlahan Bintang mengetuk pelan pintu kamar Oliv, namun tak ada jawaban.
Bintang memutuskan untuk menuju balkon, dan berjalan kearah balkon kamar Oliv. untungnya jendela kamar Oliv terbuka.
Dengan memberanikan diri, Bintang masuk kedalam kamar Oliv, terlihat lah Oliv yang tengah
Menutupi dirinya dengan selimut warna pink."Oliv.." panggil Bintang sembari membelai lembut surai sebahu Oliv.
"Kakak ngapain?" tanya Oliv yang masih berada didalam selimut pink miliknya.
"Mau ketemu kamu lah," jawab Bintang jujur, membuat Oliv menurunkan selimutnya.
Oliv menaikan satu alisnya, menatap aneh Bintang. Bintang tadi memanggil Oliv dengan sebutan 'kamu' yang membuat Oliv salting.
"Kenapa?" tanya Bintang kembali datar. Oliv membuang nafas nya kasar.
"mending kakak keluar deh, Oliv lagi gak mood." titah Oliv, menarik tangan Bintang menuju keluar kamar.
🍑🍑🍑🍑🍑
Reynan pulang bersama Gio, sepupu dari Oliv. Gio adalah seorang mualaf. namun begitu, keluarganya tetap menerimanya dengan lapak dada.
"Bang, gak sabar buat ketemu Anty!" seru Gio kepada Reynan.
"Tunggu aja, bentar lagi mama gue bakalan pulang dari toko kue." jawab Reynan.
Gio mengambil sebuah boneka yang tengah bersandar di tangan kursi. namun sebuah benda pipih kecil jatuh, dan disadari oleh Reynan.
"Eh Gi, itu apaan?" tunjuk Rey saat melihat benda pipih kecil itu. Gio mengambil benda kecil pipih itu, dan menyerngitkan dahinya.
"Ini punya siapa?" tanya Gio sembari mengangkat sebuah benda pipih itu.
"gue gak tau." ketus Rey. tak lama setelah itu seseorang tengah mendorong pintu dari luar.
"Rey? Gio? kalian kapan sampainya?" Kinan menyambut hangat Reynan dan juga Gio.
"Baru aja kok Anty," jawab Gio sembari menyalami tanyan Kinan.
"Iya ma, Rey mau nanya dong. Oliv mana ya ma?" tanya Rey penuh waspada.
"Oliv dikamar, udah 2 dari dia gak keluar kamar, dia juga gak sekolah. dan yang bikin mama sedih, dia suka nangis dikamar." curhat Kinan kepada Reynan.
Reynan dan Gio saling tatap-tatapan.
"Lo hamil? Makanya jadi cewe jangan kegatelan! Hamil kan?"
"Dih gak nyangka si Oliv bisa hamil, anak siapa ya?"
"Dasar bithc!"
Gio dan Rey tersadar dari lamunan nya karna suara dari Kinan. yang tiba-tiba terdengar.
"Rey! Gio!" membuat kedua pria itu tersentak kaget.
"Kalian kenapa sih? Dari tadi mama panggil panggil gak ada jawaban?" kesal Kinan, dan melangkah pergi meninggalkan kedua pria dihadapannya.
"Itu Anty Kinan kenapa marah marah sih? Kaya orang nyidam," gurutu Gio, berjalan mendahulu Reynan.
Bersambung....
Ada yang pernah ada diposisi Oliv gak?
jangan lupa Votmen ya guys.
Follow juga akun sama ig author Virgietha.Shabilla794Share juga dong cerita ini, biar Author makin semangat up🙏🏻🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan {On Going}
Teen Fiction"Hanya karena kita menyembah Tuhan dengan satu huruf vokal yang berbeda. Cinta kita tak mewujud bahagia untuk kita." Bintang Aditya Anggara "Aku terlalu haus kasih sayang, perhatian, hingga aku lupa bagaimana harusnya aku bersikap." Michael Olivia V...