part 7

110 68 9
                                    

Hay guys, Acha up lagi nih.
Oh iya, Serpihan bakalan up 3 hari sekali ya guys yaitu hari rabu dan sabtu, soal nya Acha bakalan up di semua cerita.

Jangan lupa mampir kesemua cerita Acha ya guys.

Selamat membaca.

Terkadang harus menjadi egois, untuk mendapatkan sesuatu.

Dengan cepat Oliv mengembalikan tatapan nya seperi semula, Oliv harus waspada kepada Friska, kita tidak pernah tau bagaimana seorang psikopat.

"Oliv ini ada titipan," ucap salah satu siswa kepada Oliv.

Oliv sedikit waspada terhadap barang kiriman. jujur, kali ini Oliv benar benar sedikit takut, hingga munculah sebuah ide dari dalam pikiran Oliv.

Disisi lain, Emely yang melihat Oliv sedikit ragu untuk membuka benda itu pun, menggeleng kecil dan tersenyum miring.

Hingga munculah sebuah ide didalam otak Oliv, ia langsung saja memanggil ketiga teman teman nya.

"Guys sini," panggil Oliv. Emely, Friska dan Grace berjalan kearah Oliv.

"Tumben tumben nya lo mau ngajak kita, biasanya gak mau tuh," sindir Emely.

"oh enggak kok, kalian kan teman nya Oliv, jadi menurut Oliv lebih baik kita buka sama sama," jawab Oliv.

Jujur, ia sangat memiliki rasa kecurigaan besar terhadap Friska, ada rasa takut juga dihati Oliv, namun apa daya Oliv cuma bisa berdiam diri.

"Liv. lo Kenapa sih dari tadi udah ketakutan gitu malah wajah pucatan gitu lo Kenapa? lo sakit," tanya Grace yang mulai mencurigai
gerak gerik Oliv yang terlihat mencurigakan.

"Oliv nggak papa kok Grace kepala Oliv lagi sakit aja. Oh ya udah kalau gitu kita buka aja ya kirimanya sama-sama soalnya Oliv juga penasaran," elak Oliv dan melirik kearah Friska yang terlihat santai.

"Kok dari tadi lo ngeliatin gue gitu amat sih? gue udah salah ya sama lo?" tanya Friska seolah menyadari tatapan waswas Oliv kepadanya.

"Enggak kok Fris Oliv lagi mikir aja makanya oleh melihat ke arah Friska," elak Oliv.

"udah nggak usah banyak bacot, mendingan sekarang Cepetan buka itu kirimannya gue jadi penasaran anjir," gerutu Emely yang sedari tadi hanya diam.

akhirnya dengan cepat Grace membuka kotak kiriman yang dikirimkan oleh salah satu siswa tadi Betapa terkejutnya mereka dengan sebuah isinya itu adalah sebuket bunga mawar dan sebuah nota.

'semoga suka ya Olive,'

"Wah ternyata kak bintang diem-diem romantis juga ya Liv gue jadi iri lihatnya," lirih Friska.

Seketika temennya langsung menatap heran kearah Friska tidak biasanya dia berkata seperti itu kepada Oliv.

Oliv, Emely dan Grace tidak menyangka apa yang dikatakan oleh Friska Apakah sebenarnya Friska juga mencintai bintang? itulah yang berada di pikiran Grace dan Emely tapi berbeda dengan Oliv yang sudah tahu kebenarannya.

Oliv menatap nanar kearah Friska bisa-bisanya Friska Dengan terang-terangan mengatakan seperti itu kepadanya.

fikiran Oliv sangat tidak tenang jantungnya berdegup kencang pikirannya melayang kemana-mana dan berbeda dengan Grace dan juga Emely, mereka sibuk bergulat dengan pikiran nya masing masing.

"maksud gue, gue tuh Iri karna gue nggak pernah dikirimin beginian sama cowok gue, maklumlah kan gue jomblo hehehe," ucap Friska yang iringi dengan tertawa hambar, Grace dan Emely ber oh ria. Tidak dengan Oliv yang mengerti semuanya, ia merasa ia adalah orang yang jahat telah merebut calon tunangan sahabatnya.

terkadang cinta harus membuat kita merasa kalau kita harus mendapatkannya Padahal kita tidak tahu bahwasannya sahabat kita juga ingin mendapatkan orang itu. Apakah Oliv egois? Tapi bagaimana mungkin? Sudah hampir 7 bulan lamanya Oliv mengejar Bintang, namun Friska seolah tidak terjadi apa apa. Apakah Friska munafik? Ataukah Friska hanya tidak ingin menyakiti Oliv?

"Liv, lo kenapa sih? Lo gak suka ya sama hadiah nya?," tanya Friska mengalihkan pembicaaraan.

"Suka kok Fris, Oliv lagi mikir aja," jawab Oliv.

"Lo dari tadi jawaban nya, 'Oliv lagi mikir-Oliv lagi mikir,' emangnya lo lagi mikirin apa sih? Bintang?," tanya Emely. Oliv menganggung pertanda iya.

"Kenapa lagi?," tanya Grace, sembari membereskan kotak kotak kiriman itu.

"tapi Oliv Lagi nggak pengen cerita nanti-nanti aja ya. maaf," mohon Oliv kepada tiga teman nya ini, seolah mengerti apa yang diingin oleh sahabatnya yang satu ini.

Olive terburu-buru pergi meninggalkan sahabatnya ini karena dia tidak ingin ditanya macam-macam lagi oleh ketiga temannya ini cukup Oliv saja merasakan penderitaan nya.

🍑 🍑 🍑 🍑 🍑

kebetulan hari ini adalah free class hari Sabtu, jadi Olive tidak perlu belajar lagi dia berkeliling-keliling sekolah untuk mencari ketenangan.

hingga sampailah Oliv di sebuah taman belakang sekolah ia mendengar suatu isakan dari salah satu siswi yang tengah duduk sambil terisak.

dengan hati-hati Oliv berjalan mendekati wanita itu dia mendengar monolog dari wanita itu namun Oliv tidak mendengar jelas apa yang diucapkan oleh wanita itu.

Oliv melihat dengan saksama wanita itu dari bentuk postur tubuhnya hingga postur wajahnya Oliv merasa tidak asing dengan wanita ini.

Oliv kembali memperhatikan wanita itu dan wanita itu adalah Auri.
Tidak seperti biasanya Auri terisak apa yang terjadi dengan Auri sebenarnya?

Oliv kembali menguping Apa yang dibicarakan oleh wanita itu dengan monolog nya  sendiri hingga tiba-tiba wanita itu menyadari bahwa Oliv sedang memperhatikan dirinya.

"lo kalau mau tahu ke sini aja liat.  nggak usah nguping, gua tahu kok kalau lo di sana Liv," ujar Auri kepada Oliv, Oliv membulat kan matanya, seolah ia sekarang sedang tertanggap basah oleh Auri.

"Kakak kenapa?," tanya Oliv kepada Auri.

"Gue barantem sama Sasha Liv," adu Auri kepada Oliv, Oliv mengeryerngitkan dahinya. ada masalah apa antara Oliv dan juga Sasha? tidak biasanya.

"Yang sabar ya kak, nama nya juga temanan, pasti kadang ada suka dan ada duka," ujar Oliv, sejujurnya ia bingung mau berkata apa, hanya ini lah satu satu kata yang timbul diotak nya.

"Makasih ya Liv," ucap Auri tersenyum tulus kepada Oliv, Oliv pun membalas senyuman Auri dengan canggung.

Bersambungg....

Jangan lupa follow ig Author Chaptr794

Serpihan {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang