Puncak dari mencintai adalah mengiklaskan
Michael Olivia Verochia
Grace melangkahkan kaki nya menuju rumah sakit gadis kembali membawakan bunga. Hancur, rapuh, patah itu lah yang dirasakan Grace sekarang.
Kaki gadis itu berhenti ketika sampai diruangan yang biasa ia kunjungi, tangan nya mencoba membuka knop pintu kamar itu, seketika aktifitas nya terhenti karna melihat seisi ruangan sudah kosong.
Gadis itu mengerutkan dahinya, "dimana Oliv?" Gumam nya, Grace mencegat salah satu suster yang melintas disampingnya.
"Permisi suster? Pasien dikamar ini dipindahkan kemana ya?" Tanya Grace penasaran.
"Oh pasien di kamar ini sudah pulang mba," jawab suster itu ramah.
"Oh gitu ya sus? Makasih ya," suster itu membalas ucapan Grace dengan senyuman dan melanjutkan langkah nya.
Grace mendaratkan bokong nya di salah satu kursi disana, ia memegang kening nya. Kepala nya sedikit sakit, sudah 3 hari gadis itu tidak masuk sekolah. Bahkan sangat banyak pesan yang masuk melalui aplikasi WhatsApp yang menanyakan Grace.
Grace menyandarkan badan nya dipunggung kursi, ia memejamkan matanya, ia merasa lelah pikiran nya bercampur aduk.
"Grace?" Grace membuka matanya perlahan untuk melihat siapa yang memanggilkan. seketika matanya membulat sempurna ketika tau sipemilik suara itu.
"Bagaimana keadaan Oliv?" ujar wanita itu lembut, Grace masih tak menjawab.
"Grace? Kamu gak denger?" ulang wanita itu mencoba memahami posisi Grace saat ini.
"Oliv udah pulang tante," gumam Grace, namun bisa didengar oleh wanita itu.
Wanita itu menarik napas dalam dan membuangnya "Mama." Satu kata keluar dari mulut wanita itu.
"Kamu anaknya Herman kan?, ADIK dari ke 3 anak laki laki saya," lirih wanita itu, Grace tertunduk, merasa tidak berdaya.
"T-tante Helena?," Grace berucap lirih sembari menggenggam tangan Helena.
"Panggil saya mama, mama udah tau semuanya Grace, berita ini udah tersebar luas." Helena meneteskan cairan bening dari kelopak matanya.
"Maaf," gumam Grace. Grace melepaskan genggaman tangan nya. Grace memutuskan untuk pergi, namun tangan nya dicekal oleh Helena hingga membuat langkah remaja itu terhenti.
"Pulang sama mama ya?" Helena mulai mengusap air matanya. "Mama mohon Grace," lanjut nya. Wanita itu menatap nya dengan tatapan tulus dan mengiba.
*****
"Itu semua gara gara mama sama papa tau gak, coba aja papa sama mama gak ninggalin Oliv! Pasti semuanya gak akan kaya gini," celetuk Reynan frustasi.
"Apa kamu bilang? Gara gara papa sama mama? GARA GARA PAPA SAMA MAMA KAMU BILANG! anak pembawa sial itu udah bikin bayi yang ada didalam kandungan mama kamu itu keguguran!" Kesal Hendra
"Tapi gak gitu juga pa, sekarang gimana? Oliv kemana pa?" Lirih Reynan
"Kita lapor polisi aja ya pa, Reynan kamu tenang dulu ya Oliv pasti pulang lagi kok," Kinan mencoba menengahi percekcokan antara Reynan dan Hendra.
"AH TERSERAH! REYNAN BAKALAN CARI OLIV SAMPAI KAPAN PUN," Reynan pergi meninggalkan Rumah.
Pria itu melajukan mobil nya membelah kota Jakarta yang cuacanya bisa dibilang gerimis. Reynan frustasi, penyesalan karna telah meninggal kan Oliv seketika muncul di otak nya.
"Kak Rey Oliv mau ice Cream pisang, kakak udah janji tadi," rengek Oliv
"Kak Rey Oliv suka sama salah satu cowo di sekolah Oliv, tapi dia beda agama sama kita," Oliv bercerita sembari bersandar di bahu Reynan.
"Kakak janji bakalan selalu ada untuk Oliv, kakak janji bakalan jadi kakak yang baik untuk kamu,"
Kata kata itu berputar kembali seperti kaset rusak, Reynan merindukan Oliv sampai sekarang Reynan belum mengetahui jika Christine lah penyebab dari kecelakaan Oliv.
Reynan sudah tau bahwa Christine meninggal karna kecelakaan tapi Reynan tidak kepikiran sampai kesitu jika Oliv juga terlibat di dalam nya.
Tbc
Sorry cerita nya Gaje.
Follow ig Author Chaptr794
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan {On Going}
Teen Fiction"Hanya karena kita menyembah Tuhan dengan satu huruf vokal yang berbeda. Cinta kita tak mewujud bahagia untuk kita." Bintang Aditya Anggara "Aku terlalu haus kasih sayang, perhatian, hingga aku lupa bagaimana harusnya aku bersikap." Michael Olivia V...