Jennie POV
Lisa. Yah.. Lalisa Manoban, dia adalah adik kelas ku. Kami dekat seminggu yang lalu. Aku merasa nyaman berdekatan dengannya, dia juga memperlakukan ku dengan baik.
Aku menyayanginya. Yah.. sebagai adikku, begitupun sebaliknya, dia juga menyayangiku sebagai kakaknya. Tetapi aku terkadang merasa perhatianku kepadanya sedikit berlebihan.
Hampir setiap hari kami bersama, terlebih saat di sekolah. Berkirim pesan? Tentu saja itu kami lakukan setiap saat. Aku tidak merasa risih dengan itu, bahkan aku menyukainya. Tiap dia menghilang tanpa kabar dan tidak membalas pesanku malah aku yang tidak tenang. Mungkin aku sudah mulai bergantung padanya.
Siang tadi adalah pertengkaran pertama kami. Jujur aku sendiri tidak tahu kenapa aku seposesif ini padanya. Dia merokok? Jujur aku sendiri sebenarnya tidak mempermasalahkan orang merokok, tapi untuknya aku merasa tidak ingin dia melakukannya. Image seorang perokok di dalam fikiranku yang paling utama adalah 'penyakit'. Aku tidak ingin dia mengalaminya, ada sebuah perasaan di dalam diriku ingin bersama dengannya lebih lama.
Dan masalah Taehyung. Akupun tidak tau kenapa aku merasa harus menjelaskan itu kepada Lisa. Bahkan dia terlihat cuek setelah melihat aku dan Taehyung waktu itu.
Taehyung sebenarnya pria yang baik. Aku sebenarnya dekat dengannya. Well, kami dekat sebagai teman, mungkin lebih dari itu, tapi tidak melewati batas, ayolah dia memiliki kekasih yang baik dan pengertian, aku tidak ingin merusak hubungan mereka lagipula aku tidak memiliki perasan lebih kepadanya. Dia adalah pendengar yang baik. Aku menceritakan semua masalah hidupku padanya, yah.. seperti itulah kedekatanku dengannya.
Lisa salah paham ketika melihat Taehyung mencium keningku. Jujur saat itu akupun kaget, aku sedang kalut dan larut dalam perasaan sedihku, dia mendengarkan semua ceritaku, dia memberikanku ketenangan dengan kata-katanya, lalu tiba-tiba dia menciumku begitu saja. Oke, aku anggap itu ciuman sebagai teman tidak lebih.
Aku memiliki sebuah masalah yang rumit dalam hidupku. Aku lahir di Korea Selatan, Daddy ku asli Korea, Mommy adalah asli Indonesia. Namun karena suatu masalah akhirnya kami memutuskan tinggal di Indonesia saat umurku 4 tahun. Aku merasa nyaman tinggal disini, aku memiliki banyak teman dan sahabat. Jisoo dan Wendy misalnya.
Jisoo adalah tetanggaku yang tinggal satu komplek denganku. Kami dekat sejak kepindahannya di Indonesia, karena kami sama-sama dari Korea, kami merasa cocok dan akhirnya berteman. Sebenarnya dia lebih tua dariku, namun karena aku terlalu cepat masuk sekolah, dan karena Jisoo yang waktu itu pindahan dari Korea, ketika sekolah disini dia harus mengulang, maka sekarang dia menjadi adik kelasku.
Dan untuk Wendy. Kami dekat saat masuk SMP. Dia menjadi teman pertamaku saat di SMP, kami melakukan banyak hal bersama. Dan akhirnya sampai SMA pun dia tetap mengikutiku.
Kembali lagi ke masalahku. Ketika aku memasuki SMA, orangtuaku memutuskan untuk kembali ke Korea, karena perusahaan Daddy yang berada disana, mengharuskannya untuk menetap di Korea. Aku bimbang kala itu, Daddy dan Mommy ku memberikan pilihan, ingin tetap disini bersama Kakek dan Nenekku atau ikut menetap di Korea.
Aku yang merasa begitu nyaman berada disini pun memutuskan untuk tetap tinggal disini. Setidaknya sampai aku lulus SMA. Daddy menerima keputusanku dan akhirnya mereka kembali ke Korea. Aku memiliki seorang adik berumur 7 tahun waktu itu bernama Ella, tentu saja dia ikut bersama orangtua ku untuk tinggal di Korea.
Setengah tahun ku jalani tanpa mereka tidak ada masalah, terkadang aku merindukan mereka, namun kami selalu melakukan video call setiap kali saling merindukan. Bahkan setiap libur semester pun aku akan ke Korea. Tentu saja Daddy ku kaya raya, aku bahkan ditinggali sebuah rumah disini yang cukup besar. Kakek dan Nenek ku tinggal di unit nya sendiri yang terletak satu komplek dengan rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories | Completed
Novela Juvenil"Ini adalah sebuah perjalanan, dan kamu adalah persinggahan" -Lisa "Ini adalah yang pertama, dan semoga tidak ada yang berikutnya" - Jennie Pernahkah kalian sadari. Orang yang kau suka saat umur 16 tahun, akan berdampak pada hidupmu selamanya. Warn...