13.00Jennie memasuki ruang rawat Yoonsol. Sedikit bernafas lega karena melihat sahabatnya itu tengah disuapi oleh ibunya, dia telah sadar.
"Sol-a, kau sudah sadar.. syukurlah.." ujarnya kala menghampiri Yoonsol yang tengah sedikit bersandar di ranjangnya.
"Sudah eomma.." ujar Yoonsol menginterupsi ibunya agar menghentikan suapannya.
Yoonsol terdiam menatap Jennie yang hanya mengenakan baju bebasnya, dimana jas dokternya.
"Dimana jas mu?" Tanyanya. Jennie tersenyum seakan mengetahui maksud sahabatnya tersebut.
"Aku libur hari ini" ujarnya. Sedangkan Yoonsol hanya mengangguk.
"Kapan dia bangun eomma?" Lanjutnya sembari menatap Mrs. Yoon yang tengah membereskan peralatan makan Yoonsol.
"Sekitar 3 jam yang lalu.." ujarnya sembari tersenyum menatap Jennie.
"Sol-a, minum obatmu dulu sayang.." lanjut Mrs. Yoon sembari menyiapkan obat milik Yoonsol.
"Nanti saja eomma.. aku belum ingin tidur lagi" Yoonsol paham dia pasti akan mengantuk setelah menelan obat itu, tak ingin hal itu terjadi lebih awal karena dia masih merindukan gadis yang berdiri di samping ranjangnya ini.
Seakan paham dengan maksud anaknya, Mrs. Yoon membiarkannya dan mengangguk mengerti.
"Baiklah, nanti jangan lupa diminum ne.. eomma akan pulang dulu sebentar, kau tak apa sayang?" Ujar Mrs. Yoon sembari membelai kepala Yoonsol.
"Emm.. tak apa, eomma hati-hati" ujar Yoonsol. Mrs. Yoon mengangguk sembari tersenyum.
"Jennie.. eomma titip sol dulu ne" Jennie tersenyum kemudian mengangguk.
"Ne eomma.. hati-hati dijalan" ujarnya.
"Sebentar ya sayang" Mrs. Yoon mengecup dahi anaknya kemudian berlalu meninggalkan ruang rawat Yoonsol.
Seketika keadaan menjadi canggung. Hanya mereka berdua terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Sol-a.." Jennie memberanikan diri menyentuh lengan Yoonsol.
Sontak Yoonsol kaget dan menatap datar tangan Jennie yang berada diatas lengannya.
"Kau marah padaku? Ah ani maksudku, kau berhak marah.. mianhae" ujar Jennie tulus.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yoonsol datar.
"Aku--"
"Jika kau hanya kasihan kepadaku, aku tak butuh.. kembalilah" potong Yoonsol sembari menjauhkan tangan Jennie darinya. Jennie terdiam memejamkan matanya, baru kali ini Yoonsol sedingin ini padanya.
"Kau membenciku? Kau memang pantas membenciku" ujar Jennie sontak membuat Yoonsol menatap matanya dalam.
"Aku tak membencimu.. aku membenci wanita itu" ujarnya.
"Sol-a, dia tak salah, aku yang bersalah disini.. mianhae telah memberimu harapan, biarkan aku menebus semua kesalahanku" Jennie membalas tatapan Yoonsol penuh harap dengan mata berkaca-kaca.
"Apa yang ingin kau tebus J? Kau tujuanku.. tapi kau bahkan tak pernah melihatku" ujar Yoonsol sembari tersenyum miris.
"Mianhae sol-a.." Jennie telah meneteskan air matanya, tak tau harus berkata apa lagi, dia memang bersalah disini.
"Sssshh.. jangan menangis" Yoonsol mengusap sisa air mata di pipi Jennie.
"Kenapa kau masih peduli denganku? Harusnya kau peduli dengan dirimu sendiri" Jennie semakin menangis melihat perhatian sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories | Completed
Teen Fiction"Ini adalah sebuah perjalanan, dan kamu adalah persinggahan" -Lisa "Ini adalah yang pertama, dan semoga tidak ada yang berikutnya" - Jennie Pernahkah kalian sadari. Orang yang kau suka saat umur 16 tahun, akan berdampak pada hidupmu selamanya. Warn...