44. The day

1.9K 164 30
                                    


Baca pelan-pelan oke!
____________________________________

"Baiklah jika kau tak mengenalku, kita bisa berkenalan kembali. Aku kwon jiyong, senang berkenalan denganmu jennie-shi"

Cih peduli apa aku dengan namanya, intinya perjodohan ini tidak masuk akal. Dia sahabat Lisa bahkan sudah dianggap sebagai kakak olehnya. bagaimana bisa menerima perjodohan ini begitu saja, apa dia tak memikirkan perasaan sahabatnya itu jika dia tau?!.

"Dad.. aku tak mau dijodohkan dengannya" ujarku tegas. Aku tak ingin menerimanya, meskipun aku membenci Lisa tapi aku tak mau melukai perasaannya dengan menikahi sahabatnya sendiri.

"Benarkah? Bagaimana jika denganku?"

Deg

Suara itu, suara yang aku benci dan aku rindukan selama dua bulan ini. Ku lihat semua orang terkejut kecuali keluargaku dan Jiyong.

Aku membalikkan badanku, beberapa meter dariku wanita yang kubenci ah tidak.. bisakah aku menarik perkataanku beberapa menit yang lalu? Aku mencintainya, ya.. dia berdiri disana dengan gagahnya mengenakan setelan jas yang begitu cocok di tubuhnya, dia sungguh maskulin namun kesan feminim tetap melekat didirinya.

Dia wanitaku, Lalisa. Aku menatapnya dengan mata yang memanas, bisakah aku menahannya untuk tidak tumpah? Aku sudah susah payah memperbaiki wajahku yang kusut ini, tapi aku gagal, cairan itu tetap saja tumpah membasahi pipiku.

Lalisa mendekat padaku, mengangkat tangan kanannya untuk mengusap pipiku yang basah.

"Wae? Kenapa menangis? Kamu tak suka aku datang?" Ujarnya. Aku menepis tangannya dan memberikannya tatapan datar, bagaimanapun aku merasa dipermainkan, apa maksudnya? Menghilang begitu saja lantas tiba-tiba kembali lagi, aku tak akan mamaafkannya begitu saja!

"Apa yang kau lakukan disini?" Kulihat dia menatapku heran.

"Melamarmu" ujarnya.

"Mwo? Setelah kau menghilang begitu saja tanpa kabar? Kau begitu yakin aku akan menerimanya?"

"Tentu saja aku yakin, kamu mencintaiku, bagaimana mungkin kamu menolakku" cih percaya diri sekali kau Manoban. Tapi memang benar, sekeras apapun aku menyangkal, aku tak akan bisa menolaknya, aku begitu mencintainya.

"Selamat jennie, kau tidak jadi menikah denganku, dia calon yang sesungguhnya" ujar Jiyong sembari menepuk pundak kekasihku ah ani.. apakah dia masih kekasihku?

"Cepat jelaskan semuanya padaku!" Ujarku menatap wanita di depanku ini.

"Gurae.. tapi izinkan keluargaku untuk duduk terlebih dahulu, mereka akan pegal berdiri disana" Lisa berkata sembari menunjuk keluarganya yang berdiri beberapa meter belakangnya.

Aku mengikuti arah tangan Lisa dan astaga.. dia membawa rombongan, ini lebih semacam dia akan memboyongku alih-alih melamarku. Bahkan ku lihat Yoonsol dan eommanya disana. Tunggu, kenapa dia bisa berada disana? Dia hutang penjelasan kepadaku.

Aku mempersilahkan keluarga ah maksudku rombongan yang dibawa Lisa untuk duduk di tempat yang sudah dipersiapkan. Untung saja rumah Daddy muat meskipun bukan mansion.

Jennie POV end

Lisa POV

Aku membawa Jennie ke taman yang ada di rumahnya untuk menjelaskan semuanya. Aku yakin bukan hanya Jennie yang bertanya-tanya dimana sebenarnya dan apa yang aku lakukan selama dua bulan.

Aku melihat wanitaku dengan wajah dinginnya, mendekat dan berupaya mengambil tangannya namun dia dengan cepat menepisku.

"Jangan menyentuhku sebelum kau menjelaskan semuanya" dia begitu tegas, aku sungguh terpesona dengan dirinya yang seperti ini.

Memories | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang