Berbulan-bulan berlalu, Jennie masih setia menunggu Lisa kembali padanya. Mereka tidak lagi tinggal bersama, Lisa memutuskan untuk tinggal sendiri menyewa sebuah kost ditempat yang sama dengan Seulgi.Jennie setiap hari mengunjungi Lisa sekedar membawakannya makanan agar gadis itu tidak telat mengisi perutnya, pasalnya Lisa selalu lupa makan jika sudah terlalu sibuk, bahkan setelah putus pun Jennie masih seperhatian ini dengannya.
"Li.. bulan depan aku udah praktek" ucap Jennie disela menyuapi mantan kekasihnya itu.
"Hmm semangat" ujar Lisa tanpa mengalihkan perhatian pada laptop dipangkuannya, dia sedang mengerjakan proposal Business plan, Lisa akan membuka sebuah usaha bersama Seulgi.
"Aku mau ambil praktek di Korea.." Lisa terdiam sejenak nampak berfikir tanpa mengalihkan perhatiannya, kemudian mulai fokus kembali dengan pekerjaannya.
"Baguslah.. kamu bisa lebih deket sama cowokmu" Jennie menghela nafasnya kasar mendengar pernyataan Lisa.
"Dia udah mutusin aku kalau kamu lupa li.. kita bahkan udah nggak berkabar lagi setelah itu, aku milih kamu, tapi kamu milih orang lain" Lisa tercekat mendengar pernyataan Jennie.
"Aku nggak perlu minta maaf soal itu, kamu yang memulai.."
Jennie terdiam nampak berkaca-kaca menatap Lisa yang semakin tidak perduli dengannya, apakah Lisa sudah benar-benar menghapus perasaan untuknya? Atau Lisa memang sudah tidak mencintainya lagi? Lalu apa gunanya Jennie sekarang? Menunggu pun sepertinya akan sia-sia. Jennie diam dan tetap menyuapi Lisa.
"Udah.. aku kenyang" ujar Lisa menginterupsi agar Jennie berhenti menyuapinya. Jennie meletakkan piring di tangannya lalu mengambil segelas air putih dan memberikannya kepada Lisa.
"Li.. kamu nggak mau kita kayak dulu lagi?" Jennie mengucapkannya dengan penuh hati-hati setelah Lisa menyelesaikan minumnya.
Lisa menghembuskan nafasnya, menutup laptop, melepas kacamatanta kemudian meletakkannya di atas meja.
"J.. nggak perlu mengungkit yang lalu, aku udah bahagia kayak gini, carilah kebahagiaanmu sendiri, aku nggak mau terlalu nyakitin kamu nantinya"
"Tapi li.. apa kamu udah nggak cinta lagi sama aku?" Lisa tertegun mendengar pertanyaan Jennie.
"Kamu pulang yah.. bentar lagi aku ada kelas"
"Jawab aku dulu li.." Jennie sudah tidak tahan dan meloloskan air matanya di depan Lisa.
Lisa memejamkan matanya, tidak tahan melihat Jennie menangis tersakiti di depannya, seolah-olah dia ingin menyalahkan dirinya sendiri karena membuat wanita tersebut menangis.
"J.. ayolah, air matamu terlalu berharga buat nangisin aku" ujarnya seraya mengusap sisa air disudut mata Jennie.
"Kamu cari kebahagiaan kamu sendiri okey.. jangan berharap sama aku lagi" perkataan Lisa membuat Jennie semakin menahan sakit di dadanya, Jennie menghirup udara dalam berusaha setegar mungkin di depan mantan kekasihnya itu.
Jennie merogoh tas di sampingnya, mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Lisa.
"Baiklah kalo itu mau kamu.. simpen ini, aku akan berusaha lupain kamu"
Lisa menerima kotak tersebut, membukanya dan tertegun melihat isinya, itu adalah barang-barang pemberiannya, bahkan kalung dan cincin hadiah anniversary darinya.
"Kenapa? Aku udah ikhlas ngasih ini ke kamu, kamu ga perlu lakuin ini J.." Lisa berusaha mengembalikan kotak tersebut pada Jennie.
"Nggak li.. kamu yang simpen, aku nggak bisa lupain kamu kalo masih nyimpen sesuatu yang berhubungan sama kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories | Completed
Genç Kurgu"Ini adalah sebuah perjalanan, dan kamu adalah persinggahan" -Lisa "Ini adalah yang pertama, dan semoga tidak ada yang berikutnya" - Jennie Pernahkah kalian sadari. Orang yang kau suka saat umur 16 tahun, akan berdampak pada hidupmu selamanya. Warn...