Epilogue

2.4K 171 16
                                    


Lisa tergopoh-gopoh menyusuri koridor rumah sakit. Beberapa menit yang lalu Jisoo memberinya kabar bahwa istrinya dilarikan kerumah sakit karena ketubannya pecah. Sampai di depan ruang bersalin Lisa disambut oleh kedua mertua dan Jisoo yang sudah berada disana.

"Dad.. mom.. bagaimana istri dan anakku?" Ujarnya sembari berupaya mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.

"Kau tenang dulu lisa, istrimu sedang berjuang di dalam" Daddy menghampiri dan menepuk pundaknya memberikan ketenangan agar tak terlalu panik.

"Yaa larimu cepat sekali, kau meninggalkan ponselmu" ujar Yoonsol yang baru datang sembari memberikan ponsel kepada Lisa. Mereka tengah bersama tadi, berada di lokasi proyek yang baru mereka kerjakan bersama.

"Mianhae.." Lisa mengambil ponselnya kemudian berjalan menuju depan pintu ruang bersalin, dia mengintip dari celah kaca disana, berusaha melihat kedalam karena begitu penasaran dengan keadaan istrinya.

Lisa terlonjak ketika tiba-tiba pintu terbuka dan muncul seorang suster disana.

"Ah mianhae.." ujar suster tersebut yang ikut kaget karena mendapati Lisa tepat di depannya.

Ditengah kepanikan Lisa, Jisoo mencoba menahan tawanya karena melihat kekonyolan sahabatnya itu.

"Bagaimana istri saya suster?" Tanya Lisa.

"Anda suami dari nyonya jennie?" Tanya suster tersebut.

"Ne, saya suaminya"

"Silahkan masuk, nyonya jennie membutuhkan support anda"

Dengan segera Lisa masuk mengikuti suster tersebut. Lisa melihat Jennie yang penuh dengan keringat di sekitar wajahnya, matanya sayu, dia terus menggigit bibirnya yang pucat berusaha meredakan sakitnya.

"Sayang.." Jennie memalingkan perhatiannya menatap suaminya yang berada disisinya.

"Hon.. sakit.." ujarnya membuat Lisa tak tega.

"Sabar sayang, kamu pasti bisa" Lisa mengusap keringat di dahi dan pelipis Jennie kemudian mengecup keningnya mencoba memberikan kekuatan.

.

Jennie tengah menyusui putranya, putra pertamanya bersama Lisa. Mereka berada di ruang rawat, setelah beberapa jam yang lalu Jennie bergelut dengan rasa sakit sewaktu persalinan. Jennie dan Lisa dikaruniai seorang putra yang gagah dengan berat 3,2 kilogram. Lisa mewarisi bagian hidung dan bibirnya, sedangkan matanya Jennie sekali. (Bayangkan saja sendiri ya wkwkw)

Mereka tak menyangka akhirnya program itu berhasil. Setelah menikah dua tahun yang lalu, mereka sepakat untuk melakukan program untuk membuat keturunan. Tak mudah melakukan program tersebut, mereka beberapa kali gagal, ini adalah percobaan ketiga dan harapan terakhir, akhirnya Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi orangtua. Liam Junio Manoban, Lisa yang memberikan nama tersebut untuk putra mereka.

"Kuat sekali menyedotnya? Apa dia sangat haus?" Ujar Lisa seraya melihat putranya yang sedang menyusu, terkadang tangannya jahil melepaskan puting Jennie dari kuluman anaknya itu. Sedikit cemburu terlebih sudah sekitar satu bulan dia tak diberi asupan susu oleh istrinya, payudaranya sakit karena sudah waktunya mendekati persalinan, Lisa mengerti dan tak merengek untuk hal itu.

"Aigoo.. jangan mengganggunya!"

Plak

Jennie memukul tangan Lisa yang tengah jahil kepada anaknya sendiri.

"Mianhae.. tapi setelah ini giliranku oke?" Ujar Lisa sembari tersenyum mesum. Jennie hanya memutar bola matanya malas.

Ceklek

Memories | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang