Hari ini, sama seperti beberapa hari sebelumnya, Feiyu tidak berkunjung ke ruangannya lagi. Sejak hari itu, Yunxi jarang bertemu dengan Feiyu di sekolah, baik sengaja maupun tidak. Mereka pun tidak berangkat bersama ataupun pulang bersama seperti biasanya. Seperti orang asing.
Sudah hampir satu minggu Feiyu dan Yunxi saling diam. Tiap kali Feiyu mencoba untuk berbicara dengan Yunxi, Yunxi pasti akan menghindar atau hanya memberikan sepatah-dua patah kata balasan. Lama kelamaan Feiyu pun berhenti mencoba. Dia hanya memberikan waktu bagi Yunxi untuk sendiri terlebih dahulu. Yunxi pun sebenarnya merasa sedikit bersalah memperlakukan Feiyu seperti itu. Tapi dia masih kesal. Ia ingin bertanya langsung pada Feiyu dan meluruskan semua permasalahan ini. Tapi dia belum menemukan waktu yang tepat. Dan juga egonya masih terlalu tinggi untuk mengalah. Meskipun Yunxi menyadari bahwa yang ia lakukan ini justru menyakiti dirinya sendiri dan juga Feiyu, hanya saja... ia belum bisa.
Tok.. tok..
“Masuk,“ ucap Yunxi sambil membenarkan posisi duduknya.
“Ini aku~”
Melihat orang yang ada di balik pintu menjulurkan kepalanya mengintip, Yunxi kembali ke posisi duduknya yang semula, rileks.
“Ah.. Xu laoshi. Ada apa? Tumben sekali kau mampir ke ruanganku,”
Xu laoshi berjalan memasuki ruangan dengan santai, “Tidak ada. Aku hanya bosan,”
“Tidak perlu basa-basi. Letakkan saja itu disini,” perintah Yunxi setelah melihat tumpukan dokumen di tangan Xu laoshi.
“Ahahaha.. kau sangat pengertian Luo laoshi,”
Setelah meletakkan dokumen-dokumen itu ke atas meja Xu laoshi duduk di hadapan Yunxi.“N? Kau masih disini?” tanya Yunxi keheranan.
“Kenapa? Bukankah sudah kubilang aku sedang bosan?”
Yunxi memutar matanya tidak peduli “Terserah,”
“Ngomong-ngomong kau telihat murung akhir-akhir ini,”
“Dan juga ini! Bagaimana kau bisa sangat pucat seperti ini. Apa yang akan murid-murid katakan jika melihat guru kesehatan mereka yang tampan ini jadi jelek hn?” cetus Xu laoshi sambil menjepit pipi Yunxi.
“Aku baik-baik saja. Dan lepaskan tanganmu ini!”
Melihat Yunxi tidak kooperatif dengan guyonannya Xu laoshi pun berhenti menggodanya. Ia melirik ke jam tangannya, “Ah! Aku harus segera kembali. Mohon bantuannya ya, Luo laoshi,”
Kedatangan Xu laoshi hanya membuat sakit kepala Yunxi tambah buruk. Bukan hanya karena tugas-tugas milik Sun laoshi yang ia antarkan padanya tiap hari tapi juga karena kepribadiannya yang suka bicara, berlebihan kalau boleh jujur. Tapi dia adalah orang yang ramah dan apa adanya sehingga ia merasa nyaman bicara padanya. Saat sedang memilah-milah dokumen, Yunxi menemukan materi bahan mengajar Xu laoshi tercampur di dalamnya.
Orang ini selalu melupakan barang-barang pentingnya!
Yunxi beranjak dari kursinya sambil membawa materi itu. Ia harus segera memberikannya pada Xu laoshi sebelum kelas dimulai. Kelas yang akan diajar Xu laoshi berikutnya ada di gedung sebelah, itu berarti ia akan melewati kelas Feiyu. Saat Yunxi sudah sampai di depan kelas Feiyu ia melambatkan langkahnya. Ia merlirik ke dalam kelas namun ia mendapati bahwa Feiyu tidak ada.
Kemana anak itu? Bukankah kelas sudah hampir dimulai?
Sedetik kemudian Yunxi menutup matanya dan mengedikkan bahunya, tidak peduli. Ia mempercepat langkahnya mencari Xu laoshi.
Memang benar.. terkadang takdir itu aneh. Saat sedang mencari seseorang, orang itu akan sulit ditemukan seolah ditelan bumi, saat kita sudah memutuskan untuk menyerah tiba-tiba orang itu muncul di hadapan kita seperti hantu. Begitulah yang Yunxi alami, tanpa pemikiran apapun tiba-tiba ia melihat Feiyu berdiri di ujung koridor. Ia pun buru-buru berbelok ke arah toilet, bersembunyi di balik tembok sambil mengawasinya. Feiyu menghadap ke arah depan sehingga ia hanya bisa melihat punggungnya. Meskipun begitu Yunxi masih bisa melihat bahwa Feiyu sedang bercakap-cakap dengan seseorang yang ada di depannya. Yunxi memicingkan matanya agar bisa melihat lebih jelas. Pada saat itu juga Feiyu mengangkat tangannya, terlihat seperti memegang sesuatu. Sesaat kemudian tubuhnya agak menunduk dan condong ke depan. Itu hanya terjadi selama beberapa detik namun cukup untuk membuat Yunxi panas. Ia tidak bisa untuk tidak berprasangka. Ketika Feiyu berbalik dan berjalan ke arahnya Yunxi langsung masuk ke toilet untuk bersembunyi. Karena terburu-buru ia bahkan tidak menyadari bahwa yang ia masuki adalah toilet wanita. Untungnya tidak ada siapapun di dalam. Begitu menyadari bahwa ia salah masuk Yunxi langsung keluar sebelum ada yang melihatnya. Melihat bahwa Feiyu sudah jauh ia pun menghela napas lega. Sayangnya orang yang berbincang dengan Feiyu tadi juga sudah tidak ada sehingga ia tidak tahu siapa dia.
“Yo, apa yang kau lihat?”
Yunxi terperanjat saat pundaknya tiba-tiba ditepuk dari belakang. Spontan ia memukul orang di belakangnya dengan dokumen-dokumen di tangannya.
“Aiyoyo.. Luo laoshi! Kenapa kau memukulku?!”
“Eh? Xu laoshi?”
“Ini aku. Kau ganas sekali!” ujar Xu laoshi mengusap sisi wajahnya yang baru saja kena pukul.
“INI! ”
Yunxi mendorong dokumen-dokumen itu ke Xu laoshi sekuat tenaga lalu pergi begitu saja. Xu laoshi yang baru saja keluar dari toilet tiba-tiba dipukul dan didorong tanpa sebab hanya bisa bengong melihat Yunxi yang melarikan diri sambil menghentakkan kakinya.
“…bocah itu kerasukan apa??”
♡٩꒰๑• •๑꒱۶♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Flying to the Cloud
Fanfiction《爱飞向云》 Fanfic tentang murid pindahan populer bernama Chen Feiyu dan guru kesehatan di sekolah yang sama, Luo Yunxi. Mungkinkah persaudaraan bisa berubah jadi cinta?