13.5

434 35 8
                                    

Feiyu merasa agak canggung dengan perubahan tiba-tiba ini. Ia pun bertanya dengan ragu, “Ge.. apa yang kau lakukan?”


.・:*・❦・*:・.

Mempersilahkanmu, bodoh!

Yunxi menggertakkan giginya, “Kau ingin melakukannya atau tidak?!”

“Aku sudah membersihkan dan menyiapkannya tadi...” suara Yunxi semakin melemah karena wajahnya terkubur dalam seprei, terlampau malu.

Ahh.. mungkinkah botol tadi adalah.. enema? Karena itukah dia jadi sangat malu?

Feiyu tidak punya banyak waktu untuk memikirkan hal lainnya, ia tidak ingin membuat sisa keberanian Yunxi turun. Ia pun dengan antusias menjawab, “Ah, iya!”

Feiyu menatap nyalang pemandangan di depannya. Yunxi menungging, menyodorkan pantatnya sukarela. Feiyu menelan ludahnya. Ia mengulurkan tangannya, mengelus bulatan itu. Sedikit gemetar pada awalnya namun setelah beberapa kali menyentuhnya Feiyu mulai terbiasa.

Telapak tangan Feiyu terasa sedikit kasar di kulitnya. Yunxi merasa sedikit aneh ketika tangan itu menggores, menggosok berulang-ulang, ia takut kalau-kalau kulitnya akan terkupas jika Feiyu terus melakukannya. Saat ia baru saja membuka mulutnya untuk mememperingatkan Feiyu pada saat itu juga bocah nakal itu dengan tidak berdosa menampar pantatnya.

“AH!”

Kulit Yunxi sudah sensitif setelah digosok berulang kali kini ditampar dengan manja membuat bapao putih itu kemerahan. Mendengar Yunxi berteriak, Feiyu jadi ingin melakukannya lagi. Ia tampar lagi bapao satunya.

“AhH!!”

Feiyu benar-benar menikmati waktunya. Sambil tersenyum nakal terus menampar berulang kali. Teksturnya yang halus, kenyal, membuatnya sangat ketagihan.

“Feiyu.. hentikan...”

Yunxi memohon dengan menyedihkan. Feiyu menceples kedua bapao itu lalu menggigitnya sedikit, merasakannya untuk yang terakhir.

Yunxi, “Ngh..!”

Feiyu menggigit ujung bungkus kontrasepsi, membukanya dengan liar. Setelah selesai memasangnya, ia mengarahkan batang panasnya ke pintu masuk. Ia bertanya pada Yunxi untuk terakhir kalinya.

“Kau siap?

“Cepat lakukan!” bentak Yunxi mulai kesal.

“Sudah tidak sabar ah?” tertawa seksi.

Mendorong dengan sedikit kekuatan sambil melihat reaksi Yunxi, apakah ia kesakitan atau tidak, apakah ia merasa tidak nyaman. Bagian kepalanya sudah masuk. Ia bertanya lagi pada Yunxi untuk memastikan.

“Yunxi, kau tidak apa-apa?”

Yunxi tidak menjawab namun hanya mengangguk lemah, menguburkan kepalanya di bantal. Feiyu terus masuk dengan perlahan hingga setengah miliknya sudah berada di dalamnya. Melihat Yunxi sama sekali tidak kesakitan Feiyu pun mengerahkan lebih banyak tenaga, memasukkan sisanya dalam sekali jalan. Yunxi tersentak kaget ketika bagian dalamnya dipenuhi begitu tiba-tiba.

“AAKHH!!”

“Ah, maaf, apakah sakit? Kau baik-baik saja??”

“Ah.. tidak.. ngh... apa-ap.. ahh..” jawab Yunxi tersengal.

Disesaki dalam sekali jalan membuat Yunxi hampir tidak bisa bernapas. Benda Feiyu sangat besar, rasanya sangat berbeda dari ketika ia menggunakan jarinya. Feiyu mencium pundak Yunxi. Ia bertanya, “Xi-er, aku boleh bergerak?”

Love Flying to the CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang