6 + 6.5

469 52 7
                                    

Feiyu masih menunggu Yunxi keluar kamar sambil mengerjakan tugas rumahnya di ruang tamu. Sesekali matanya akan melirik ke arah pintu kamar Yunxi, berharap pintu itu akan segera terbuka. Setelah selesai mengerjakan semua tugas rumahnya tetap tidak ada tanda-tanda Yunxi akan keluar. Ia pun kemudian mengetuk pintu kamar Yunxi.

...

Tidak ada jawaban. Sudut mulut Feiyu berkedut. Ia kehilangan kesabarannya dan langsung mendobrak pintu dengan tendangannya. Mendengar suara dobrakan itu, Yunxi yang sedang berdiri di balkon langsung membalikkan badannya. Kamar dan balkonnya terpisah pintu kaca sehingga saat Feiyu mengetuk tadi Yunxi tidak menyadarinya. Sekarang melihat Feiyu berdiri terengah-engah seperti binatang buas di ambang pintu kamarnya yang tadi sengaja ia kunci bagaimana mulutnya tidak bisa untuk tidak terbuka.

"Kau... apa yang..." Yunxi benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

Feiyu tidak menjawab tapi langsung menghampiri Yunxi ke balkon. Ia mencengkeram bahu Yunxi kuat-kuat.

"Jika gege ada masalah ceritalah padaku! Jangan mengatakan hal-hal yang aneh dan menghindariku tanpa alasan yang jelas!"

Setelah beberapa waktu berdiri di balkon, menerima dinginnya angin malam, kini pikirannya sudah kembali tenang dan ia siap secara mental untuk bicara dengan Feiyu.

"Baiklah. Tapi lepaskan aku dulu,"
Feiyu menuruti permintaan itu lalu membebaskan bahu Yunxi.

Yunxi, "Maafkan sikapku tadi. Aku hanya merasa bahwa sepertinya aku telah salah paham terhadap sesuatu,"

Feiyu, "Salah paham?"

Yunxi menurunkan wajahnya, melihat gemerlap lampu-lampu kota di kejauhan, "Aku akan jujur padamu. Beberapa waktu yang kita habiskan bersama ini, terlebih setelah kita tinggal bersama aku pikir... kupikir kau punya ketertarikan tertentu terhadapku. Sejujurnya aku tidak masalah dengan hal itu, justru aku senang. Memiliki seseorang yang baik, perhatian, juga imut, apa ruginya itu. Apalagi kau sangat tampan dan tinggi. Tapi setelah mendengarmu membantah perkataan Zhou Qi, menolak mentah-mentah bahwa aku adalah kekasihmu -walaupun kenyataannya memang bukan- aku mulai meragukan perasaanku sebelumnya. Kurasa itu semua hanya ilusi, halusinasiku. Maaf, ini salahku. Maaf, aku berharap lebih darimu..."

Feiyu, "Aku menyukaimu,"

...

"Apa?" tanya Yunxi mengangkat kepalanya seketika, terkejut.

Feiyu, "Itu bukan ilusi. Aku memang menyukaimu,"

Mata bulat Yunxi berkedip dua kali, tidak percaya.

Feiyu, "Maaf aku diam-diam tertarik padamu. Aku berusaha menyembunyikannya darimu karena aku takut kalau kau akan membenciku jika kau mengetahui perasaanku yang sebenarnya,"

Itu tidak seperti kau mencoba menyembunyikannya, itu terlihat sangat jelas, nak.

"Jadi... itu berarti gege juga menyukaiku?" tanya Feiyu malu-malu namun sedikit mengejek nakal.

...

Rona merah merambat dari telinga hingga ke wajah Yunxi lalu ke lehernya yang jenjang. Pandangannya berpindah ke lantai diantara kaki mereka, "..kau tau jawabannya, tidak perlu bertanya."

"Tidak, aku ingin mendengarnya langsung dari gege,"

Saat Yunxi mengangkat wajahnya lagi ia bertemu dengan mata Feiyu yang cerah berkilauan penuh harap.

Uhh... damage nya terlalu kuat!

Tangannya refleks menutup wajahnya karena malu, "...aku menyukaimu,"

Love Flying to the CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang