“CHEN・FEI・YU!!”
“CHEN・FEI・YU!!”
“JIAYOU・FEI・YU!!”
Terik matahari di tengah lapangan tidak menyurutkan semangat para penonton untuk bersorak sampai suara mereka serak. Feiyu mendribble bola basket di tangannya lalu mengoperkannya ke kapten tim. Menangkap operannya, Qin Fen sukses memasukkan bola ke keranjang menciptakan kemenangan untuk tim mereka di detik terakhir. Suasana menjadi riuh bukan hanya karena skor yang memukai.
Feiyu dengan keringat yang menetes di wajahnya, tepat saat peluit berbunyi ia melepas kaosnya yang basah oleh keringat, mengekspos punggungnya yang telanjang. Ketika ia melemparkan kaosnya ke samping lapangan otot perutnya yang kencang teregang, keringat menetes mengalir disepanjang dada bidangnya membuat gadis-gadis bersorak kegirangan hingga hampir pingsan.
“WHAAAAAA!!! FEIYUUUU!!!!”
Qin Fen memperhatikan barisan penonton di samping sambil mencibir, “Padahal aku yang mencetak skor kenapa kau yang disoraki?!”
Feiyu berkacak pinggang di depan Qin Fen sambil nyengir, “Karena aku tampan,”
Mendengar jawaban narsistik Feiyu, Qin Fen jadi semakin kesal.
“Sialan kau!” geramnya sambil mengunci kepala Feiyu di lengannya.
Feiyu berjuang melepaskan diri di bawah ketiak Qin Fen, “Akh! Lepaskan! Keringatmu!! Jorok AAKHH!!”
Setelah mandi dan berganti seragam semua anggota tim berkumpul. Semua duduk melingkar kecuali ketua dan manajer tim basket.
Qin Fen, “Baiklah! Karena bulan depan kita akan mengikuti pertandingan basket antar sekolah jadi aku memutuskan untuk menambah jadwal latihan kita,”
Zhouyi, manajer tim basket, berdiri di samping Qin Fen sambil mengangkat papan “...4 hari dalam seminggu!”
Feiyu “4?!!”
Qin Fen memicingkan matanya menelisik ke arah Feiyu, “Kenapa? Ada yang keberatan?”
Feiyu segera menurunkan wajahnya lagi meredam suaranya, “..tidak ada,”
Zhouyi, “Baiklah! Persiapkan diri kalian, kita akan latihan lagi lusa. SEMUANYA SEMANGAATT~!!”
Yunxi sudah menunggu Feiyu di samping gerbang sekolah sore itu. Ia melirik jamnya lagi. Tidak biasanya Feiyu di klub sampai sesore ini. Dengan pertimbangan ini-itu Yunxi pun memutuskan untuk menjemputnya di ruang klub. Lagipula ia sudah terlalu capek berdiri terus daritadi. Baru 2 langkah jalan Feiyu muncul keluar. Ia terlihat lesu menundukkan wajahnya menatap tanah.
Yunxi, “Jika kau jalan seperti itu kita akan sampai di rumah saat subuh,”
Feiyu mengangkat wajahnya terkejut, “Ge?”
Feiyu, “Ah, maaf kukira kau sudah pulang duluan. Apa kau sudah menunggu lama?”
“Tidak perlu dipikirkan,” balas Yunxi tersenyum.
Yunxi mengusap-usap kepala Feiyu yang jauh lebih tinggi darinya, “Ayo, aku sudah lapar,”
Feiyu menangkap telapak tangan Yunxi, membawanya mendekat ke wajahnya lalu mencium ringan.
Feiyu, “Aku akan buatkan banyak makanan yang enak untukmu malam ini,”
Yunxi, “Secukupnya saja,”
Feiyu, “Tidak. Banyak!”
Yunxi menghela napas pasrah, “Baiklah, banyak..”
Malam itu Feiyu membuat ayam kungpao, pancake kentang, dan sup. Sebagai penutup ia juga membuat pudding stroberi yang manis dan lembut. Feiyu meletakkan potongan ayam pedas kesukaan Yunxi diatas nasi yang masih hangat mengepul di mangkuk Yunxi. Yunxi segera memakannya dengan lahap, terlihat sangat menikmatinya. Feiyu memperhatikan reaksinya sambil menopang dagu. Meski sudah cukup lama hidup bersama namun ia tidak pernah bosan memperhatikan ekspresinya yang manis.
Feiyu, “Ge,”
Yunxi menatap Feiyu dengan mulut penuh, menggembung di kedua sisi pipinya, “Ng?”
Feiyu, “Mulai lusa sampai akhir bulan aku tidak bisa pulang bersamamu dan mungkin akan pulang larut,”
Setelah selesai mengunyah dan menelan Yunxi bertanya, “Kenapa?”
Feiyu, “Tim kami ada latihan tambahan sebagai persiapan pertandingan antar sekolah,”
Yunxi, “Oh,”
Feiyu terlihat sedikit kecewa mendapat jawaban itu dari Yunxi, “”Oh” saja?”
Yunxi, “Lalu apa lagi yang bisa kukatakan? Kau ingin aku melabrak kapten timmu atau meminta kepala sekolah untuk membubarkan klub?”
Feiyu mengaduk-aduk makanan di mangkuknya, “Tidak, tidak. Hanya saja..”
Feiyu mengangkat matanya menatap Yunxi memelas, “...apa kau tidak akan merindukanku?”
“Itu tidak seperti kau pergi ke ujung benua,”
Yunxi tertawa kecil lalu kembali mengambil makanan ke mangkuknya. Feiyu seperti seekor anak anjing yang diabaikan oleh pemiliknya, telinga dan ekornya turun lemah. Kecewa, kembali mengaduk-aduk makanan tanpa daya.Yunxi, “Lagipula...”
Mata Feiyu melebar tatkala ia merasakan gerakan diantara kakinya, menggosok betisnya, naik perlahan menekan ringan bagian dalam pahanya. Ia melirik kebawah. Tertutup meja, telapak kaki Yunxi menjelajah area berbahaya. Kaki yang nakal itu berhenti tepat di bolanya, bergerak perlahan lebih tinggi menelusuri perpanjangan batangnya, menggosok naik-turun berirama.
“..kita masih bisa menghabiskan waktu malam bersama,” sambung Yunxi sambil menjilati sumpitnya seduktif.
Napas Feiyu semakin berat. Jantungnya memompa sangat cepat, tekanan kuat mengalir ke bagian bawahnya. Ia balik menatap Yunxi dengan sorot mata ganas dn liar.
“Yunxi.. apa ini undangan hm?”
Yunxi memberikan lebih banyak tekanan di ibu jari kakinya, menekan benda yang sudah mengeras dan panas itu. mengedikkan bahu dan mengangkat sebelah sudut mulutnya, tatapan basah itu sudah jelas artinya.
♡٩꒰๑• •๑꒱۶♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Flying to the Cloud
Fanfiction《爱飞向云》 Fanfic tentang murid pindahan populer bernama Chen Feiyu dan guru kesehatan di sekolah yang sama, Luo Yunxi. Mungkinkah persaudaraan bisa berubah jadi cinta?