12

322 35 5
                                    

Seperti janji beberapa waktu lalu, hari ini mereka pergi kencan. Sangat ramai. Karena sekarang akhir pekan, apalagi hari Minggu, taman bermain penuh dengan lautan manusia. Benar-benar membuat sakit kepala. Semalam Yunxi harus begadang karena ada kesalahan saat memasukkan data sehingga saat ini ia merasa sangat lelah dan menjadi tidak fokus. Ia sering secara tidak sengaja tertabrak orang yang lewat di sampingnya. Feiyu harus melingkarkan lengannya di sekitar Yunxi agar ia tidak jatuh. Melirik ke sekitar, Yunxi mendorong Feiyu karena malu namun Feiyu tidak mau melepasnya.

Mereka berhenti di depan wahana roller coaster. Yunxi meminta Feiyu untuk mencoba roller coaster, berharap itu dapat menjaganya tetap awas. Feiyu menolak usulan itu. mengingat kondisi Yunxi sedang tidak fit bagaimana jika tubuhnya tambah memburuk setelah menaiki wahana itu. Namun Yunxi keukeuh ingin menaikinya. Ia meyakinkan Feiyu bahwa ia akan baik-baik saja. Karena Yunxi benar-benar menginginkannya ia pun dengan terpaksa mengikutinya. Sayangnya masalah baru muncul. Mereka harus mengantri cukup panjang untuk mendapatkan tiketnya.

Sebenarnya Yunxi takut menaiki roller coaster, ia bahkan tidak pernah menaikinya saat pergi ke taman bermain bersama mantannya dulu. Ia lebih memilih untuk menunggu di bangku sambil makan es krim. Dan benar saja, setelah menaiki roller coaster itu Yunxi muntah-muntah dan pusing. Tidak tega melihat wajah Yunxi yang sudah pucat dan lemah Feiyu pun menggendongnya di punggungnya. Karena tubuh Feiyu yang tinggi mereka menjadi pusat atensi orang-orang di sekitarnya. Seorang pria menggendong pria dewasa lainnya? Yang benar saja!

"Kalau gege malu tutup saja mata gege, anggap saja sedang pingsan. Apa salahnya menggendong orang pingsan, kan?"

"Ah, benar juga!"

Yunxi menuruti usulan Feiyu dengan segera menutup matanya, menjadi ikan tuna diatas nasi sushi.

"Gege, bagaimana kalau naik bianglala saja? Kau tidak takut kan?"

Dengan mata yang masih tertutup, "...mn,"

Di depan loket tiket Feiyu menurunkan Yunxi. Petugas memperhatikan mereka berdua namun tidak mengatakan apa-apa. Untunglah antriannya tidak terlalu panjang. Mungkin karena sekarang sudah sore.

Bianglala berukuran besar dan bergerak pelan. Tiap sisinya terbuat dari kaca transparan sehingga pemandangan langit bisa terlihat dengan sangat jelas. Mungkin karena terlalu capek, Yunxi tertidur di bianglala. Feiyu mengambil selfie dengan Yunxi yang bersandar di bahunya. Langit jingga dengan semburat awan kemerahan yang menjadi latar terlihat sangat cantik. Namun tidak bisa menandingi keindahan pria yang tertidur lelap di sampingnya. Ia mengecup ringan puncak kepala Yunxi seraya mengelus rambut dan bahunya dengan lembut.

Dari taman bermain Feiyu mengajak Yunxi untuk makan malam di restoran mewah. Restoran itu sangat classy, pasti sangat sulit untuk memesannya dalam waktu singkat. Meja yang Feiyu pesan tepat berada di samping akuarium besar. Setelah mereka duduk pelayan menuangkan anggur kelas atas sembari menunggu hidangan yang mereka pesan datang. Mata Yunxi berbinar takjub melihat ikan-ikan yang berenang bebas di aquarium raksasa itu, "Sungguh pemborosan,"

Feiyu hampir menyemburkan minumannya. Apa yang ia katakan sungguh berbanding terbalik dengan ekspresi yang ia tunjukkan. Feiyu tidak bisa menahan tawanya dengan tanpa malu tertawa terbahak-bahak setelahnya.

"Tawamu terlalu keras!"

Yunxi tidak bisa mentolerir reaksi liar itu di tempat seperti ini, tidak elegan. Namun Feiyu sepertinya tidak peduli sama sekali. Ia mencoba menahan tawanya sebisa mungkin sambil menyeka air mata di sudut matanya.

Feiyu, "Maaf, maaf. Kau sungguh tidak bisa diprediksi,"

"Mungkin karna itulah aku sangat menyukaimu," sambungnya sambil tersenyum penuh arti pada Yunxi.

Yunxi tidak bisa untuk tidak tersipu malu. Memegang gelas anggurnya canggung, sedikit gemetar takut salah tingkah, "Apa-apaan,"

♡٩꒰๑• •๑꒱۶♡

Love Flying to the CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang