Sinar matahari pagi menembus celah-celah gorden. Yunxi mencium aroma familiar di dekatnya. Saat ia membuka matanya, ia dihadapkan pada dada bidang dan tulang selangka yang menonjol. Feiyu memeluk tubuhnya seperti guling lengkap dengan tangan yang merengkuh punggungnya dan kaki yang ia lingkarkan di sekitar pahanya. Badan Yunxi terasa sudah segar dan ia juga sudah memakai pakaian, walaupun hanya kaos yang kebesaran. Sepertinya setelah ia tidak sadarkan diri tadi malam Feiyu membersihkan dirinya sebelum tidur di sampingnya. Dan dilihat dari ukurannya yang hampir mencapai lututnya, tidak diragukan lagi kaos yang ia pakai adalah milik Feiyu.
Berada di dalam pelukan Feiyu terasa sangat nyaman, apalagi panas tubuhnya seperti penghangat alami bagi Yunxi, membuatnya tidak ingin keluar dari tempat tidur. Ia menggosokkan hidungnya ke dada Feiyu, menikmati aroma maskulinnya yang khas lalu kembali menutup matanya. Baru beberapa detik berselang perut Yunxi mengeluarkan suara geraman marah. Ia langsung membuka matanya kembali, memegangi perutnya refleks. Suara perut Yunxi yang sangat keras tadi berhasil membangunkan Feiyu.
Mata Feiyu masih setengah tertutup, memandang orang di pelukannya, "..gege sudah bangun?"
"Selamat pagi," sambungnya dengan suara sedikit serak sambil mengecup dahi Yunxi lalu menguburkan wajahnya ke kepala Yunxi, menggosok-gosok rambutnya.
Yunxi masih memegangi perutnya yang terus berbunyi tanpa henti. Feiyu merasa geli melihat telinganya yang memerah karena malu.
"Gege pasti sangat lapar. Kau belum makan dari kemarin siang,"
"Masih ada makanan tadi malam. Ayo kita hangatkan untuk sarapan!" ujar Feiyu sambil menarik Yunxi keluar dari tempat tidur.
Sesampainya di dapur Feiyu mengeluarkan makanan tadi malam dari kulkas satu per satu. Yunxi memperhatikan makanan-makanan itu dengan tatapan aneh.
Hmm??
"Feiyu, kau juga belum makan tadi malam?" tanyanya ragu-ragu.
Feiyu tersenyum ringan lalu membalas dengan santai, "Bagaimana aku bisa makan kalau gege tidak makan sedikitpun?"
Mendengar jawaban manis itu Yunxi merasa sedikit tersentuh namun ia segera menurunkan kepalanya, "Maafkan aku.."
Feiyu, "Akan kumaafkan, tapi gege tidak boleh melewatkan makan lagi, oke?"
Yunxi menganggukkan kepalanya, "mn.."
"Baiklah, gege duduk saja dulu. Biar aku yang menyiapkan makanannya," ucapnya sambil mencium pipi Yunxi.
"mn.." balasnya malas.
Feiyu sekali lagi mengusap rambut Yunxi, "Anak pintar,"
Yunxi berbalik seketika, menatap Feiyu dengan tajam, "Siapa yang kau panggil anak pintar huh?"
"Pacarku," balas Feiyu sambil mengangkat sebelah alisnya.
Mendengar jawaban yang penuh gula itu bagaimana Yunxi bisa tidak tersipu. Ia pun jadi salah tingkah lalu bergegas duduk.
Anak ini... sejak kapan dia jadi gombal seperti ini??
Setelah resmi menjadi kekasih, Feiyu tidak lagi ragu flirting pada Yunxi. Saat Yunxi sedang mengunyah makanannya, ia akan tersenyum gemas memandangi pipi Yunxi yang menggembung dan bergerak-gerak imut. Saat Yunxi sedang minum, ia akan memandangnya dengan intens, menatap pergerakan apel adamnya sambil menyandarkan dagunya di tangannya. Ketika Yunxi menyadari bahwa ia sedang ditatap lalu balas menatap orang di depannya, Feiyu akan tersenyum kembali, namun hanya sebelah sudut mulutnya yang terangkat, meninggalkan kesan nakal. Yunxi harus menendang kaki Feiyu untuk menyadarkannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Flying to the Cloud
Fanfiction《爱飞向云》 Fanfic tentang murid pindahan populer bernama Chen Feiyu dan guru kesehatan di sekolah yang sama, Luo Yunxi. Mungkinkah persaudaraan bisa berubah jadi cinta?