Setelah kejadian malam itu, Yunxi mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, tidak juga bertanya pada Feiyu untuk memastikan siapa yang ia telpon tengah malam begitu. Ia tidak ingin terlalu mencampuri urusan pribadi Feiyu. Ia tidak ingin dianggap sebagai pacar yang overprotective atau ini akan berakhir seperti hubungannya yang terakhir. Lagipula tidak ada yang berubah dari Feiyu. Ia masih manis dan suka bermanja-manja padanya.
“Ge?”
Yunxi tersadar dari lamunannya saat Feiyu mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya, “Uh?”
“Aku sudah memanggilmu berkali-kali tapi kau tidak dengar...”
Feiyu menyeret kursi ke depan meja sehingga ia bisa berhadapan dengan Yunxi. Ia menyilangkan tangannya di atas meja lalu mengistirahatkan kepalanya sambil menatap wajah Yunxi.
“Ge, akhir-akhir ini kau sering melamun? Ada apa? Apa kau ada masalah?”
Yunxi menggelengkan kepalanya perlahan, “Tidak.. tidak ada. Mungkin aku hanya lelah. Itu saja,”
Mendengar suara gege-nya yang lemah Feiyu langsung mengangkat kepalanya, ekspresinya khawatir, “Gege, apa kau masih sakit? Ai.. harusnya pekerjaan Sun laoshi kau serahkan dulu pada yang lain! Bagaimana jika kau sakit lagi?! Aku-mph?”
Lelah mendengar ocehan Feiyu, Yunxi langsung membungkam mulutnya dengan ciuman. Feiyu membelalakkan matanya terkejut. Ini pertama kalinya mereka melakukan hal seperti ini di sekolah. Dan lagi.. YUNXI YANG MENGAMBIL INISIATIF!!
Feiyu tidak bisa terus terdiam karena terkejut. Ia merengkuh leher jenjang Yunxi, membawanya lebih dekat. Siang itu sangat tenang. Daun musim gugur yang berjatuhaan di luar jendela bergemerisik saat menyentuh tanah. Suara angin yang lembut menutup napas hangat yang mereka bagi.
Feiyu melepaskan tautan mereka. Ia memandang wajah Yunxi yang masih merona. Ia menutup matanya sekali lagi. Sebelum mendapat kesempatan merasakan bibir manis itu lagi, sebuah jari menghentikannya.
“Sudah cukup,” perintah Yunxi dengan suara kecil.
“Kenapa? Aku mau lagi.. Sekali lagi, ya? Yaaa~🐶”
Yunxi paling tidak tahan jika Feiyu sudah meminta dengan memelas seperti ini. Ia jadi ingin merengkuhnya dan menghujaninya denga ciuman.
“Kalau begitu.. tutup matamu...”
“Eehh? Kenapa??” tanya Feiyu dengan bibir pouty.
“Lakukan saja atau lupakan!”
“Baik, baik. Sudah kututup,”
Feiyu bisa merasakan wajah Yunxi semakin dekat dari hembusan napasnya. Mungkin karena ragu-ragu, membutuhkan waktu yang cukup lama bagi Yunxi untuk melakukannya.
*cup 💕
...
…eh??
Ciuman itu sangat singkat. Mata Feiyu terbuka tidak percaya.
“Ge! Kenapa keningku?!”
“Kau bilang ingin lagi, itu sudah kuberi!”
“Aahh curang! Aku mau disini bukan di keningku!” protesnya sambil menujuk bibirnya.
“Serakah,” balas Yunxi singkat.
Feiyu tidak bisa berkata-kata. Wajahnya menunjukkan ekspresi dirugikan. Siapa sangka gege-nya ini sangat licik! Baru saja ia ingin protes lagi tapi bel tanda masuk berbunyi.
“Lihat! Sudah mau mulai kelas. Sana kembali ke kelasmu!”
“Aahh gee~ sekali lagi yaa~ satuu sajaa~” pinta Feiyu sambil memohon-mohon.
“Tidak!”
Feiyu terlihat kecewa. Ia lalu melirik ke luar jendela, “LIHAT! ADA KUCING!!”
Yunxi refleks menengok ke arah jari Feiyu menunjuk. Sedetik kemudian pipinya dicium oleh Feiyu. Bocah itu langsung melarikan diri setelah melakukan aksinya. Yunxi menyentuh pipinya yang masih basah, hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pasrah.
.・:*・❦・*:・.
Hari ini Yunxi makan malam sendirian lagi. Karena akan ada pertandingan basket antar sekolah Feiyu harus mengikuti klub dari Senin hingga Kamis. Selain itu ia juga ada kerja sambilan yang shiftnya tidak jelas. Yunxi hanya tidak habis pikir. Padahal dia sudah berkecukupan tapi kenapa dia harus melakukan kerja sambilan.
*cling~♪
Ge, maaf. Malam ini aku ada kerja sambilan. Aku akan pulang larut, tidak perlu menungguku.
…
‘kan? Lagi-lagi dia pulang larut.
Padahal ini akhir pekan...
Sepertinya aku harus tidur sendiri lagi malam ini...Yunxi mencoba memejamkan matanya namun tidak bisa. Ia tidak bisa untuk tidak overthink mengenai Feiyu. Bagaimanapun juga ia tidak akan merasa tenang jika ada sesuatu yang Feiyu sembunyikan darinya walau hanya hal sepele sekalipun. Untuk menghindari pikiran liarnya membuatnya semakin paranoia, Yunxi pun memutuskan untuk melanjutkan membaca novel yang Feiyu berikan padanya tempo hari.
Jarum jam menunjukkan angka 00.43. Feiyu masih belum pulang dan Yunxi masih terjaga. Matanya tidak bisa berhenti melirik ke jam lalu ke ponselnya. Tak lama kemudian terdengar suara mobil terparkir di seberang apartemen mereka. Yunxi mengintip dari gorden. Pintu mobil itu terbuka dan terlihat Feiyu keluar dari mobil itu. Ketika Feiyu sudah berbalik hendak berjalan menuju apartemen seorang wanita keluar menghampiri Feiyu. Ia menyerahkan sesuatu kepada Feiyu. Mereka berbincang sebentar kemudian wanita itu kembali lagi ke dalam mobil. Yunxi tidak bisa melihat dengan jelas wajah wanita itu karena terlalu jauh dan penerangannya tidak cukup baik di luar.
Lampu di dalam apartemen mereka sudah dimatikan. Feiyu membuka pintu depan dengan lesu. Hari ini sangat melelahkan. Saat ia sedang melepas sepatunya tiba-tiba lampu di ruang tamu menyala. Yunxi berdiri di tengah ruangan menatapnya dengan tangan bersilang.Feiyu, “Ge? ...kau belum tidur?”
Yunxi, “...”
Melihat Yunxi masih tidak menunjukkan reaksi apapun Feiyu memanggilnya lagi ragu-ragu, “..ge?”
Yunxi, “Kau darimana?”
“..kerja sambilan. Bukankah aku sudah mengirimkan pesan? Apakah kau bel-“
“Selarut ini?” tanya Yunxi memotong kalimat Feiyu.
“A-ah, aku harus mengatur barang-barang di gudang penyimpanan. Membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya,”
Yunxi mengangkat sebelah alis matanya, “Begitukah?”
...
“Ge, kau kenapa akhir-akhir ini?”
Mungkin karena kurang tidur atau moodnya sedang buruk atau malah keduanya, saat mendengar Feiyu berkata seperti itu, seakan berkeluh tentang sikapnya, Yunxi menjadi sedikit tersinggung dan tersulut emosi.
“Aku kenapa? Kau yang kenapa!”
Feiyu terkejut tiba-tiba dibentak seperti itu, “Aku? Tunggu, kenapa kau tiba-tiba marah?”
“Aku tidak!” tukas Yunxi tegas.
...
Yunxi menghela napas kasar. Mengusap wajahnya, “Cukup. Ini sudah larut. Istirahatlah,”
Yunxi berjalan menuju ke kamar lamanya, tanpa sedikitpun melihat Feiyu yang masih terdiam di tempat. Saat Feiyu ingin meraihnya pintu kamar sudah tertutup tepat di depan mukanya. Ia ingin mengetuk pintu itu, tapi entah kenapa tangannya berhenti di udara. Ia hanya bisa mengusap pintu itu dari luar, menempelkan keningnya di pintu yang dingin itu, berharap orang yang ada di balik pintu itu dapat mendengarnya.
“...Yunxi,”
♡٩꒰๑• •๑꒱۶♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Flying to the Cloud
أدب الهواة《爱飞向云》 Fanfic tentang murid pindahan populer bernama Chen Feiyu dan guru kesehatan di sekolah yang sama, Luo Yunxi. Mungkinkah persaudaraan bisa berubah jadi cinta?