13

374 33 7
                                    

.・:*・❦・*:・.

WARNING‼ 🔞
ーbagi yang belum cukup umur mohon kebijaksanaannya untuk melewatkan bagian berikutー

.・:*・❦・*:・.

Pada awalnya Feiyu memang menganggap ide Xiaohui untuk membawanya ke hotel itu murahan tapi ia juga mengakui bahwa kenyataannya.. ia mendambakannya. Juga, ini bisa jadi kesempatan baginya untuk melakukannya “all the way”. Selama ini mereka hanya melakukan yang pertama dan kedua*, saatnya ke tahap selanjutnya! Meskipun sangat ingin melakukannya, ia tetap bertanya lebih dulu pada Yunxi apakah ia mau. Unconsensual sex sama saja seperti rape, ia tidak ingin menyakiti partnernya. Apalagi Yunxi adalah kekasihnya yang amat ia hargai.

*hj & bj …tau laa apa ( ・ิω・ิ)

Mendapat lampu hijau dari Yunxi mereka pun pergi ke hotel terdekat. Feiyu memesan kamar di lantai atas. Ia menyesali keputusan ini kemudian. Dengan pikiran yang jelas apa yang akan mereka lakukan setelah ini, berdua di dalam lift terasa seperti selamanya. Telapak tangan mengeluarkan keringat dingin, tidak ada yang berani melirik wajah yang lain, saling membuang muka.

Tangan Feiyu yang memegang cardlock gemetar. Membutuhkan waktu cukup lama hingga pintu dapat terbuka, membuatnya semakin grogi. Setelah lampu dinyalakan setiap sudut kamar jadi terlihat jelas. Yunxi menjelajah kamar itu. Ranjang king size yang empuk dengan seprei putih bersih dan halus. Jendela yang sangat luas hampir seperti dinding kaca, lampu-lampu kota terlihat seperti bintang. Mereka juga mendapatkan kamar mandi yang cukup luas lengkap dengan bathtub dan air panas. Feiyu meletakkan tasnya diatas nakas. Ia menghampiri Yunxi yang masih takjub dengan pemandangan kota dari lantai atas hotel ini. Feiyu mendekap Yunxi dari belakang, mencium tengkuk lehernya, berbisik di telinganya, “Ge, aku akan mandi dulu,”

“Un..,” balas Yunxi singkat. Ia terlalu malu untuk menghadap muka Feiyu.

Feiyu tidak membutuhkan waktu lama di dalam kamar mandi. Tidak sampai 30 menit sudah keluar dengan handuk melingkar di pinggangnya. Melihat Feiyu sudah selesai, Yunxi pun bersiap untuk mandi. Ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Feiyu memperhatikan telinganya menjadi merah, berusaha menyembunyikan benda itu dalam genggamannya.

Feiyu, “Ge..”

“Jangan tanya! Aku melakukan ini untukmu!” sela Yunxi malu lalu kabur, membanting pintu kamar mandi tanpa ragu.

Sudah hampir 1 jam dan Yunxi belum selesai. Waktu yang dibutuhkan Yunxi untuk mempersiapkan dirinya cukup bagi Feiyu untuk memesan bunga ke kamarnya. Feiyu tidak tahu apakah ia bisa membeli kelopaknya saja jadi dia secara asal membeli sebuah buket biasa lalu melepas kelopaknya sendiri, satu per satu.

Yunxi keluar dengan jubah mandi putih. Tubuhnya beruap dengan rona kemerahan, terlalu lama terkena air. Yunxi memperhatikan lelaki yang tinggi itu berdiri di sisi ranjang, melepas kelopak mawar dari tangkainya dengan penuh perhatian dan menaburkannya ke atas ranjang. Kelopak mawar merah itu terlihat kontras dengan seprai yang putih. Namun entah bagaimana ia seperti melihat Feiyu sedang menabur bunga di kuburan.

“..pft,”

Imajinasinya terlalu liar sehingga Yunxi tidak bisa menahan tawanya, ia segera membungkam mulutnya sebelum tawanya benar-benar lepas. Namun ia terlambat, Feiyu sudah menoleh padanya. Feiyu tertangkap dalam posisi kikuk, tangannya masih memegang tangkai bunga yang setengah botak.

Tidak ingin membuat suasana jadi canggung, Yunxi berjalan ke arah Feiyu. Jarak keduanya sangat dekat, 5 cm lagi Yunxi akan jatuh dalam pelukan Feiyu. Yunxi mencondongkan tubuhnya kedepan, sedikit merendah seakan-akan ia hendak mencium dada bidang Feiyu. Feiyu membeku di tempatnya. Napas hangat Yunxi berhembus tepat di jantungnya.
Yunxi melirik Feiyu sekilas lalu menurunkan matanya lagi, menampakkan bulu mata lembab yang bergetar. Ia menggigit bunga mawar yang sudah setengah rontok itu, menariknya dari tangan Feiyu.

Love Flying to the CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang