Selamat membaca 💜
Sesuatu akan terasa berharga ketika sudah tidak ada di samping kita.
"Luna, Lo tau ga Kakel kita yang namanya Galang?" tanya Alea membuat Aluna menghentikan kunyahannya, saat ini mereka berdua masih berada di kantin menikmati makan siangnya."Tau, kenapa?" tanya Aluna.
Sebenarnya tidak ada yang tahu kalau Aluna dan Galang itu saudara kandung, sebab Galang sendiri yang mengatakan itu ketika Aluna masuk ke sekolah itu, Alasannya karena Galang malu punya adik seperti dirinya.
"Menurut Lo dia gimana? Kalau menurut gue sih dia itu ganteng banget astagfirullah, gue tuh suka dia dari lamaaaa banget," kata Alea sambil memukul-mukul meja kantin.
Aluna terkejut mendengar Perkataan Alea berusan, jadi selama ini Lea suka sama Galang?.
"Iya ganteng, tapi menurut gue Nada jauh lebih menarik," ujar Aluna tanpa sadar.
"APAA? JADI LO SUKA NAD- MMMMMPPPPH," karena teriakan Alea membuat Aluna terkejut dan langsung membekap mulutnya.
"Sssst brisik tau ga, maksud gue muji dia bukan berarti gue suka sama dia, gue cuma kagum doang enggak lebih Leaa," gemas Aluna.
"Ah masa?? Tapi kenapa muka Lo merah?" tanya Alea semakin membuat Aluna malu.
"Ck iyaa udah deh gak usah mikir yang aneh-aneh," kesal Aluna sambil menyeruput minumannya.
"Tapi gue kurang setuju deh kalau Lo mikir Nada jauh lebih menarik daripada Galang, awas aja ya kalau ujung-ujungnya nanti Lo bakalan suka sama Galang," ujar Alea santai membuat Aluna mengulum senyumnya.
"Kalaupun Gue suka Gue ga bakalan bisa sama Kak Galang," ujar Aluna.
"Kenapa?" tanya Alea sambil mengerutkan keningnya.
"Udah bel, masuk yuk" ajak Aluna berusaha menghindari pertanyaan Alea bukannya Aluna tidak percaya pada sahabatnya ini hanya saja Aluna butuh waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya termasuk kecelakaan itu.
Di saat berjalan melewati koridor mata Aluna tak sengaja bertemu dengan manik mata tajam milik Galang, meskipun mendapatkan tatapan tajam dari Galang. Aluna tetap berusaha menampakkan senyumnya.
"Tuh kan Lo senyum-senyum ngeliatin kak Galang," sentak Alea membuat Aluna refleks menatapnya.
"Ha? e-enggak Gue gak senyum ke dia Lea".
"Bohong! Orang gue liat Lo tadi senyum-senyum," kesal Alea membuat Aluna tertawa.
"Lo salah liat kali, orang gue senyum sama adek kelas yang lewat tadi".
"Ooh kirain, eh gue mau ke rumah Lo dong udah lama kita temenan Lo belum pernah ngajak gue ke rumah Lo, tega banget," ucap Alea pura-pura marah.
"Lain kali aja ya gue pasti ajak Lo kok".
"Ya elah, jawaban Lo itu-itu Mulu ih gue juga ga minta beras ke sana anjir," kesal Alea
Asik berbicara mereka tak sadar kalau sudah berada di depan kelas yang sudah ramai oleh siswa siswi yang baru saja balik dari Kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlunanNada (REVISI)
Teen FictionSebagian besar perempuan sangat menginginkan kehadiran sosok kakak laki-laki, yang sangat menyayangi dirinya dan dapat menjadi pelindung di saat ada yang menyakitinya. Namun bagaimana jika sosok kakak laki-laki itu yang menjadi luka di hati adiknya...