42

277 41 8
                                    

Selamat membaca 💜
Typo bertebaran

Semua teman-teman Nada kini berkumpul di rumahnya, mereka semua sudah mengetahui peristiwa yang menimpa Aluna saat ini.

"Lo beneran yakin pelakunya itu Revan?" tanya Satria kembali memastikan pada Nada.

"Kata Taufik sih Revan, soalnya yang ada di sana kan dia," ujar Nada menunjuk Taufik.

"Fik, Bener itu Revan?" tanya Satria.

"Iyaa anjir gue liat jelas itu Revan sama Galang! malah Galang sendiri yang booking kamar buat mereka berdua," ujarnya lagi.

"Lo ngapain di sana?" tanya Satria membuat Taufik terdiam.

"Lo pasti minum kan?" kini gantian Agil yang bertanya pada Taufik.

"Ck, biasalah gua lagi stres," ujarnya.

"Stres kenapa? Masalah orang tua Lo lagi?" tanya Nada.

"Yaa bisa di bilang seperti itu, selain masalah orang tua gue juga stress gara-gara cewek hahahaha," ujar Taufik sambil tertawa renyah dan sekilas melirik Alea yang sedang menatapnya.

Saat asik berbincang, Galang datang dengan wajah tanpa rasa bersalah dengan apa yang terjadi sekarang.

"Wuiiihhh pada ngumpul nih, kenapa?" tanya Galang sambil tersenyum lebar.

"Oh ya ini gue ada bawa makanan banyak buat kalian," ucapnya lagi sambil mengangkat kantong plastik besar yang ada di tangannya.

"Ngapain Lo beli makanan?"tanya Windi.

"Gak apa-apa sih kebetulan gue lagi seneng banget jadi buat ngerayain kesenangan gue, gue beli makanan buat kalian," ujar Galang yang belum menyadari tatapan kemarahan dari teman-temannya.

Tanpa sepatah katapun, Nada memberikan bogeman di wajah Galang membuat Galang tersungkur dan hidungnya yang mancung mengeluarkan darah segar.

"LO KENAPA MUKUL GUA ANJING?!" teriak Galang sambil mengusap darah yang ada di hidungnya.

"KENAPA LO GAK TERIMA?!" teriak Nada lagi.

"LO ITU MANUSIA YANG GAK PUNYA OTAK! LO MANUSIA YANG GAK ADA HATI! LO MANUSIA YANG GAK PUNYA HARGA DIRI GALANG!" teriak Nada berang dengan wajah memerah sambil menunjuk Galang.

"APA MAKSUD LO?!" teriak Galang lagi tak terima dengan ucapan Nada.

"Apa yang di bilang Nada itu bener bang, Lo manusia yang gak punya hati nurani, Lo manusia yang gak punya akal sehat, Lo bener-bener jahat benci banget gue punya Abang kaya Lo," ujar Kayla tenang namun tatapan matanya penuh kekecewaan.

"Sumpah gue gak ngerti kalian semua kenapa?! Lo juga Kay, apa salah gue?!" tanya Galang lagi sambil memegang bahu Kayla.

"GAUSAH SENTUH GUE!" teriak Kayla.

"Lo nanya salah Lo apa?! Tanpa kita jawab pun Lo udah tau salah Lo dimana, tega banget ya Lo sama Aluna, dia itu adik Lo! Adik yang sangat sayang sama Lo! Meskipun Lo gak pernah perlakuin dia dengan baik dia selalu doain Lo yang baik-baik, Lo tau ga ha?! Dan Setega itu Lo ngerusak masa depan dia, dan gue yakin saat dia sadar nanti dan tau semuanya itu ulah Lo, dia bakalan hancur banget Bang," ujar Kayla sambil terisak bahkan suaranya seperti tercekik.

"Emang itu mau gue, gue pengen lihat dia hancur! itu yang gue mau!!! Gue pengen liat dia menderita!" ujar Galang lagi dengan penuh penekanan.

Kayla yang mendengar ucapan Galang, langsung menampar pipi Galang dengan keras membuat bunyi nyaring di ruangan itu, untungnya orang tua Nada saat ini tidak berada di rumah.

"KENAPA LO NGELAKUIN ITU BANG?!" teriak Kayla.

"KALIAN SEMUA MAU TAU?! GUE NGELAKUIN ITU KARENA SAMPAI SAAT INI HATI GUA MASIH SAKIT! KARENA ALUNA ORANG TUA GUE MENINGGAL! KARENA MEREKA BERDUA TERLALU MEMENTINGKAN ALUNA DARIPADA GUE!"teriak Galang lagi.

"Harusnya Lo gak berhak sakit hati seperti ini bang! Lo gak seharusnya hukum Aluna sejauh ini, Lo bukan hakim ataupun Tuhan yang seenaknya ngehukum orang!" ujar Kayla lagi.

"Kenapa? Kenapa gue gak berhak sakit hati, dan kenapa gue gak bisa ngehukum orang yang udah bunuh orang tua gue?" tanya Galang menatap Kayla sinis.

"Karena sebenarnya Lo cuma anak angkat, dan Aluna adalah anak kandung dari om samudera, jadi sudah sewajarnya kalau mereka lebih mementingkan kesembuhan Alunan dari pada Lo yang nyatanya Lo cuma anak angkat!" ujar Kayla bagaikan petir yang menyambar hati Galang.

Sedangkan teman-temannya yang sedari tadi hanya menyimak juga ikut terkejut.

"Lo kalau mau ngomong di pikirin baik-baik ya!" ujar Galang.

"Kenapa? Lo gak terima? Memang itu kenyataannya," ujar Kayla sambil melemparkan sebuah surat kepada Galang.

Surat itu yang di temukan Kayla beberapa waktu lalu di kamar Samudera (part 23).

Galang membaca isi surat itu yang dimana tulisan tangan milik Alm. Samudera.

Assalamualaikum, anak-anak papah, semoga kalian berdua senantiasa baik-baik saja ya, maafin papah gak bisa menemani kalian berdua sampai kalian menikah nanti, maafin semua kesalahan dan kekurangan papah semenjak jadi orang tua untuk kalian selama ini, tolong maafin papah ya nak....

Untuk Galang, sebelumnya papah minta maaf sama kamu nak, karena telah merahasiakan ini semua selama bertahun-tahun. Sebenarnya kamu adalah anak angkat kami, papah dan mamah kamu menemukan kamu di pinggir jalan saat kami berdua ingin ke kantor, saat itu mamah kamu langsung meminta papah untuk mengangkat kamu menjadi putra kami, meskipun saat itu Mamah kamu sedang mengandung Aluna namun Mamah kamu merasa kasihan dan tetap ingin mengadopsi kamu.

Untuk Aluna, sayangnya papah, kamu gadis yang kuat seperti mamah! Jangan lemah tanpa adanya papah di hidup kamu ya sayang, mamah sama papah akan terus jadi lentera buat kalian berdua. Papah harap setelah kepergian Papah kamu dan kakakmu menjadi lebih baik lagi saling menyayangi, dan harus ikhlas menjalani hidup ini...
Nak.. papah selalu bilang sama kamu dunia terlalu kejam buat orang-orang lemah maka dari itu jadilah kuat untuk mamah sama papah ya Nak.

Sekali lagi Papah minta maaf telah merahasiakan semuanya dari kalian berdua, termasuk tentang penyakit yang selama ini Papah derita, biarlah sakit ini hanya menyerang tubuh papah, papah gak mau sampai anak-anak papah juga ikut ngerasain sakit, selamat tinggal buat putra dan putri ku, semoga kalian tetap bahagia.

-papah samudera.

Air mata Galang meluncur begitu saja dari kedua bola matanya, sulit sekali rasanya mengutarakan perasaannya saat ini, hatinya bahkan lebih hancur daripada sebelumnya mengetahui statusnya yang hanya menjadi anak angkat saja.

"Gak mungkin, ini semua bohong! Lo pasti yang nulis ini kan?! Jawab!!!!" teriak Galang ingin menampar Kayla namun di tahan oleh Satria.

"Jangan macam-macam!" ujar Satria menatap Galang dengan tajam.

"AAAAARRRRGH!!LO SEMUA PEMBOHONG!" teriak Galang setelah itu ia berlalu pergi entah kemana.

AlunanNada (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang