25

274 35 3
                                    

Selamat membaca 💜
Typo bertebaran

Sudah seminggu Aluna di rawat di rumah sakit dan belum sadarkan diri, selama seminggu itu juga teman-temannya sering mengunjungi mereka.

Seperti saat ini Erika dan kedua anak buahnya datang menjenguk Aluna, lebih tepatnya mereka ingin menertawakan keadaan Aluna sekarang.

"Ngapain Lo ke sini?" kesal Kayla menatap mereka satu-persatu.

"Kita cuma pengen liat keadaan Aluna kok iya kan Girls?" tanya Erika.

"Iya dong, eh itu Aluna gimana? Belum mati atau udah mati?" tanya Friska sambil tertawa renyah dengan Erika dan satu temannya lagi.

"Maksud Lo apaan ha?! Lo doain dia  meninggal?!" marah Alea.

"Kalau ngedoain sih terlalu jahat kayanya ya, tapi kalau emang dia meninggal secepatnya bagus juga," kata Erika.

"Heh! Sebelum mulut Lo gue sobek mending Lo keluar sekarang!" kesal Windi.

"Kalau gue gak mau kenapa?" ujar Erika menantang Windi.

"Lo pikir gue becandaa?" tanya Windi dengan tatapan matanya yang tajam.

"Eh.. udah-udah kenapa jadi ribut sih! Dan Kalian sebaiknya kalian pergi dari sini sebelum gue panggil satpam ngusir kalian!" kesal Kayla.

Saat mereka sedang berdebat Nada datang bersama bundanya, yah memang selama seminggu ini Bunda Nada juga ikut menjaga Aluna meski hanya saat mereka sedang bersekolah.

"Ada apa ini kok rame banget?" tanya Bunda Nada.

"Eh Ada Bundaaa, Halo Bundaaa apa kabar?" sapa Erika sambil memeluk Bunda Nada hal itu Membuat Nada memutar bola matanya malas.

"Baik, Kamu sendiri apa kabar? Udah lama ya kita gak ketemu," ucap Bunda Nada.

"Iya nih Bun, semenjak Nada putusin aku kita udah jarang ketemu, aku tuh kangen banget sama Bundaaaa," rengek Erika.

"Makanya Bun, bantuin aku dong biar bisa balikan sama Nada terus jadi mantu Bunda deh hahahaha," ujarnya.

"Jangan Mimpi!" kesal Nada.

"Udah-udah, sekarang kalian berangkat ke sekolah ya biar Bunda yang jagain Aluna, nanti kalian telat kalau debat terus".

"Bun, Aku titip Aluna ya kalau ada apa-apa kabarin aku atau Nada ya Bun," ujar Kayla menatap Bunda Nada.

"Iya Sayang, kalian belajar yang rajin Ya".

Sebelum pergi, Nada menyempatkan diri untuk ngobrol sebentar dengan Aluna yang terus saja menutup matanya.

"Gue pergi dulu ya, gue harap Lo cepat sadar dan gak ngelupain gue Lun, entah kenapa gue takut banget kalau Lo lupa sama gue, cepat sembuh ya," ujar Nada lalu mencium dahi Aluna di depan semua orang.

Erika yang melihat itu hanya mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Kita barengan aja," ujar Nada mengajak Windi, Alea dan Kayla.

"Eh kita juga ikut dong!" ucap Erika.

"Gak!" ujar Kayla, Alea dan Windi bersamaan.

"Eh gue nanya Nada ya! bukan Lo Lo pada!" kesalnya.

"Mobil gue gak Muat, Lo pergi sendiri aja," ujar Nada lalu mencium punggung tangan Bundanya di susul oleh yang lain.

"Nadaaa beneran nih Gue gak bisa ikut?" tanya Erika sambil memanyunkan bibirnya.

"Apaansih jablay banget," kesal Windi.

"Tau ih pake di imut-imutin yang ada jatuhnya amit-amit," kini Alea ikut membully Erika.

AlunanNada (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang