Selamat membaca 💜
Silahkan di Coment jika Ada Typo 😉Jangan sedih ketika Dia pergi, sebab mungkin saja kamu pernah berdoa untuk diberikan yang terbaik.
"Gimana keadaan dia?" tanya Nada pada petugas UKS yang menangani Aluna.
"Aluna gak apa-apa kok tenang aja," ujarnya sambil merapikan selimut yang membalut tubuh Aluna.
"Erika bener-bener udah kelewatan!" kesal Windi.
"Bener tuh! ini udah termasuk penganiayaan gak sih?" tanya Alea.
"Udah gausah ribut-ribut! urusan ini kita kasih ke kepala sekolah aja," ujar Satria yang sedari tadi memainkan ponselnya.
Saat mereka menunggu Aluna sadar, Galang datang menghampiri mereka sambil memakai baju bolanya.
"Latihan jam berapa?" tanya nya santai.
"Di saat seperti ini Lo masih mikir latihan?" tanya Nada dengan tatapan tajam pada Galang.
"Kenapa sih? buruan ke lapangan mumpung masih istirahat," ujar Galang.
"Otak Lo kemana sih Lang? itu adek Lo pingsan dia di bully dan bisa-bisanya Lo bersikap seolah-olah gak terjadi apa-apa!" kesal Nada.
"Terus apa untungnya kalau gue peduli sama dia?" tanya Galang sambil melempar bola ke Nada.
"DIA ITU ADEK LO ANJING!" teriak Nada sambil menarik baju Galang membuat semua yang ada di sana panik.
"Woy-woy udah! kalian bisa liat tempat gak sih?!" marah Satria yang melerai keduanya.
"Dia yang mulai! Lo emang gak pernah tenang kalau gak ribu sama gue ya!" ujar Galang sambil menunjuk Nada.
"Gue gak bakalan kaya gini kalau Lo tau caranya hargain orang!" ujar Nada sambil menepis jari Galang yang ada di depan wajahnya.
"Udah cukup!" ujar Satria lagi.
"Lo seharusnya gak bersikap kaya gini Lang, gimana pun itu tetap adik Lo mau Lo gak peduli kek, mau Lo peduli kek Aluna akan tetap jadi adik Lo, inget Lang karma itu ada mau sampai kapan Lo kaya gini terus," ujar Satria lagi.
Galang menatap Aluna yang terbaring, setelah itu pergi meninggalkan teman-temannya tanpa mengatakan apapun.
"Dasar bocah!" maki Nada menatap punggung wajah Galang.
"Lo juga Nad, kalau ada apa-apa tuh di bicarain baik-baik jangan langsung ngegas aja gini kan jadinya," ujar Satria.
"Terus kalau gini nasib team kita giman Sat?" tanya Agil yang sedari tadi hanya menyimak.
"Kita gak bakalan bisa menang kalau Lo berdua gak bisa akur," ujar Taufik.
Saat asik berbicara Aluna tersadar dari pingsannya, dengan cepat Windi dan Alea mendekatinya.
"Lun gimana?...apa yang Lo rasain?" tanya Windi.
"Ada yang sakit gak Lun?" kini giliran Alea yang bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlunanNada (REVISI)
Teen FictionSebagian besar perempuan sangat menginginkan kehadiran sosok kakak laki-laki, yang sangat menyayangi dirinya dan dapat menjadi pelindung di saat ada yang menyakitinya. Namun bagaimana jika sosok kakak laki-laki itu yang menjadi luka di hati adiknya...