Selamat membaca 💜
Typo bertebaran
Silahkan di coment jika ada typoJangan pernah menyakiti seorang perempuan yang kurang kasih sayang dari Ayahnya, karena hal itu akan semakin membuatnya merasa hancur.
****
Aluna dan yang lainnya terdiam menatap salah satu alat yang ada di kamar Samudera, jantung Aluna seakan berhenti berdetak bahkan sekarang dia tidak bisa mendengar apa-apa telinganya seakan tuli dengan sekitarnya.
"DOKTERRRRR SUSTER TOLONG PAPAH SAYA!" teriak Galang depan ruangan Samudera.
Mendengar teriakan Galang beberapa suster dan seorang dokter lari terbirit-birit masuk ke dalam ruangan Samudera, mereka terlihat begitu panik dan terus memeriksa kondisi samudera.
"Lang, Lo harus kuat apapun yang terjadi!" ujar Satria menepuk bahu Galang seolah memberitahu kalau Satria dan yang lainnya akan selalu ada untuk Galang dan Aluna.
"Bagaimana dok? Kenapa semua alat-alatnya di cabut?" tanya Aluna berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran negatifnya.
"Dok, tolong jangan di cabutt nanti Papah saya gak bisa sembuh dok toloooong!" ujar Aluna sambil berlutut kepada dokter tersebut dengan berurai air mata.
Dokter dan suster terlihat menghela napasnya dan salah satu suster yang ada di sana membantu Aluna untuk berdiri.
"Mbak, mas, kami sudah melakukan semaksimal mungkin tapi, Tuhan berkehendak lain Pak Samudera telah meninggal dunia tepat pukul 03:00 sore," ujar Dokter membuat tangis Aluna semakin kencang.
"Engaaaaaaaak, papah gak mungkin meninggal dokter tolong sembuhin Papah saya dok, toloooong," ujar Aluna lagi.
"Lun Lo yang sabar yaah gue kita turut berdukacita," ujar Lea memeluk Aluna dengan erat.
"Papah," lirih Galang ia tidak menyangka kalau Papahnya pergi secepat itu.
Galang berjalan lemas menuju Samudera yang terbujur kaku, Galang mengusap wajah Samudera dengan tangan yang bergetar.
"Paaah," ujar Galang lagi suranya begitu lirih lidahnya seakan kaku untuk bergerak.
"Papah, maafin Galang Pah maafin semua kesalahan Galang, maafin semua sikap kasar Galang sama Papah, maafin Galang belum bisa jadi anak yang baik buat Papah sampai Papah meninggal pun Galang belum bisa buat Papah bahagia, maaf Pah maaf...." ujar Galang di sela-sela tangisnya.
Mereka yang mendengar turut meneteskan air matanya, suara Galang begitu pilu membuat teman-temannya yang mendengar itu ikut merasa sakit dan kehilangan.
Sementara itu Aluna sudah lemas tak berdaya di pangkuan Windi dan Aluna, Mulutnya tak lagi mengeluarkan kata-kata namun matanya terus berair bahkan semakin lama air matanya semakin banyak yang keluar.
"Lang gue sama yang lain turut berdukacita," ujar Nada yang turut simpati atas kepergian Samudera.
"Biar gue sama Agil yang ngurus jenazah Om samudera kalian tunggu di sini," ujar Satria setelah itu ia dan Agil keluar dari ruangan Samudera.
***
Setelah mengurus semuanya akhirnya Jenazah Samudera di pulangkan ke rumahnya, di perjalanan Aluna tiba-tiba terjatuh pingsan untungnya ada Windi dan Alea yang selalu berada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlunanNada (REVISI)
Teen FictionSebagian besar perempuan sangat menginginkan kehadiran sosok kakak laki-laki, yang sangat menyayangi dirinya dan dapat menjadi pelindung di saat ada yang menyakitinya. Namun bagaimana jika sosok kakak laki-laki itu yang menjadi luka di hati adiknya...