11

373 42 4
                                    

Selamat membaca 💜
Silahkan di Coment jika Ada Typo 😉

Tidak ada yang menyakiti mu, hanya saja ekspektasimu terhadap dia yang terlalu tinggi.

Aluna berjalan menuju kelasnya, hari ini adalah jadwal olahraga di kelasnya, dikarenakan kondisi Aluna yang tidak bisa berjalan dengan baik,  Aluna memutuskan untuk kembali ke kelasnya, tapi saat hendak berbelok ke Koridor seseorang menahan lengan Aluna dan menariknya dengan kasar bahkan tongkatnya kini terjatuh di lantai.

"LEPASIN GUE!" teriak Aluna berusaha melepaskan cengkraman Erika di lengannya.

"Masih berani Lo berontak? Lo tuh gak bisa ngapa-ngapain Lun, jalan aja gak bisa apalagi mau ngelawan kita," ujar Erika.

"Kalian berdua bawa dia ke gudang atas biar kita kasih si cewek gatel ini pelajaran," ujar Erika sambil membelai wajah Aluna.

"Lepasin guee!" ujar Aluna lagi.

Tapi ucapan Aluna tidak di respon oleh Erika dan teman-temannya, mereka bertiga semakin kasar menarik Aluna menuju ruang Atas.

"Anjir berat banget sih! Banyak dosa ya Lo??!" kesal Deyora sambil mendorong Aluna hingga terjatuh ke lantai.

"Aduh Er sumpah gue cape banget huhh," ujar Fika sambil mengipas wajahnya menggunakan tangan.

"Kalian mau ngapain sih bawa gue ke sini?!" ujar Aluna sambil mendongak menatap mereka.

"Heh! Harus berapa kali sih gue bilang jangan deketin Nada! Gak sadar diri banget sih Lo jadi cewek!" kesal Erika sambil mendorong bahu Aluna dengan telunjuknya.

"Gue gak deketin dia! Lagian gue sama dia juga gak ada apa-apanya kok,"  ujar Aluna lagi sambil menepis jari Erika yang berada di pundaknya.

"Halah! Gausah banyak omong Lo, gue cuma pengen Lo jauhin Nada sama temen-temennya! Kegatelan banget sih!" kesal Erika Lagi.

"Gue yang kegatelan atau Lo?" tanya Aluna lagi.

"Wah Er, parah masa dia bilangin Lo kegatelan sih!" ujar Deyora mencoba untuk memanas-manasi Erika.

Erika yang tersulut emosi pun langsung menampar pipi Aluna membuat Aluna meringis.

"Berani-beraninya Lo ngatain gue kegatelan!".

"Ya kalau bukan kegatelan terus apa dong? Lo sama temen-temen Lo kan yang ngejar-ngejar Nada sama teman-temannya?" ujar Aluna lagi.

"Eh kita tuh lagi berjuang! Masa kaya gitu di bilang kegatelan," sinis Deyora.

"Uda deh Er kasih pelajaran aja gue kesel banget Liat dia!" kesal Fika.

Erika tersenyum licik sambil menatap Aluna, membuat Aluna merasa sedikit ketakutan.

"Dey, ambil gunting yang ada di atas meja," ujar Erika semakin membuat Aluna gemetar.

"Ma-mau ngapain Lo?" tanya Aluna Gugup.

"Kenapa sayang? Takut yah?" ujar Erika berjalan mendekati Aluna.

"Sebentar aja kok gak sakit," ujar Erika sambil menggunting baju Aluna di bagian depan membuat kaos dalam yang Aluna pakai terlihat.

"LO!!!" geram Aluna sambil menutup dadanya menggunakan tangan.

"Hahahaha rasain tuh! Lain kali mikir-mikir kalau mau nyari masalah sama kita," ujar Erika Lagi.

"Eh bentar deh Er keknya ada yang kurang," ujar Fika sambil menatap Aluna.

"Apa?" tanya Erika.

"Pasti Lo bakalan tambah cantik kalau rambut Lo pendek sebelah," ujar Fika yang langsung memotong rambut Aluna bagian sebelah.

"FIKAAAA!" teriak Aluna Lagi, kali ini Aluna meneteskan air matanya melihat rambutnya yang di potong oleh Fika.

"Kasiaaaan Cuma bisa nangiss Huhuhuuu," ejek Deyora.

Mereka bertiga semakin menertawakan keadaan Aluna yang memprihatikan, sedangkan di sisi Lain, Windi dan Alea sibuk mencari Aluna mereka berdua panik sebab Windi dan Alea mendapatkan tongkat Aluna yang tergeletak begitu saja.

"Duh Wind, gimana nih?" tanya Alea khawatir.

"Gue juga ga tau Le, hp dia juga di simpan di kelas sumpah ya gue khawatir banget tuh anak kemana sih!" kesal Windi.

"Jangan-jangan ini ada hubungannya sama Erika?" ujar Lea membuat Windi mengangguk cepat.

"Iya-iya! Gue yakin juga kalau ini ada hubungannya sama mereka, tunggu aja kalau mereka berani nyakitin Luna," ujar Windi sambil mengepalkan tangannya.

"Kita cari ke gudang atas aja soalnya gak mungkin di gudang bawah kan?!" ujar Lea.

Saat mereka berlari mereka di hadang oleh Galang dan teman-temannya.

"Eh-eh mau kemana? Kok lari-lari?" tanya Agil.

"Itu tongkat Luna kan? Dia mana?" tanya Nada.

"Aduuuh kalian gausah banyak tanya mendingan bantu kita buat cari Luna," ujar Lea membuat semuanya terkejut terkecuali Galang.

"Yaudah sekarang kita ke gudang atas," ujar Windi.

"Lang, Lo ga ikut?" tanya Taufik ketika melihat Galang berbalik arah.

"Males," ujarnya lalu kembali berjalan, Nada yang melihat itu ingin mengejar Galang tapi di cegah oleh Satria.

"Bukan waktunya Nad!" ucap Satria pada Nada.

Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke gudang atas dan betapa terkejutnya mereka melihat Luna yang terduduk di bawah sambil menangis, Pandangan Nada tertuju pada baju Aluna yang sobek, dengan cepat Nada membuka bajunya dan menutupi tubuh Aluna, Windi yang tak dapat menahan emosinya langsung berlari dan menarik rambut Erika.

"LO APAIN TEMEN GUE ANJG?" teriak Windi semakin menarik rambut Erika.

"ANJR LEPASIN WINDI!" teriak Erika kesakitan.

"SALAH TEMEN GUE APA? HAH? KALIAN UDAH GILA YA!" teriak Windi lagi, wajahnya kini memerah karena marah.

"EH SANTAI DONG GAUSAH MAIN TARIK RAMBUT GUE!" teriak Erika lagi saat terlepas dari jambakan Windi.

"Salah Luna apa sih sama kalian?!" tanya Alea yang sedari tadi hanya diam.

"Gak ada!" ujar Erika dengan nada mengejek.

"TERUS NGAPAIN LO LAKUIN INI!" teriak Lea.

"Ya gimana ya.... Kita gabut aja sih makanya bikin sensasi yang beda iya ga guys?" tanya Erika.

"Betulll, lagian Luna cantik rambutnya pendek sebelah hahahahaha," ujar Deyora lagi.

"ANJG!" teriak Windi lagi dan langsung menampar Erika dan Deyora.

"APA-APAAN LO MAIN NAMPAR GUE?!" teriak Deyora yang tak terima di tampar oleh Windi.

"Gue bisa aja lakuin yang lebih dari ini!" ujar Windi sambil menunduk mengambil gunting yang di pegang Erika tadi.

"Win udah Win," ujar Agil menyadarkan Windi sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi.

"Mendingan Lo bertiga pergi!" ujar Satria memandang mereka sinis.

"Er kita pergi aja yuk," bisik Fika, yang di angguki oleh Erika.

"Duh Lun kok bisa sih Lo sama mereka," ujar Lea sambil mengancingkan baju Nada di badan Luna.

"Udah-udah jangan nangis," ujar Windi membantu Aluna berdiri tapi tiba-tiba saja Aluna terjatuh pingsan.

"Lun, Lunaaa," kata Windi menepuk-nepuk pipi Luna.

"Biar gue yang bawa dia," ujar Nada mengangkat tubuh Luna dan membawanya ke UKS.

Bersambung....

AlunanNada (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang