Selamat membaca 💜
Typo bertebaranAluna memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong. Tapi tidak dengan pikirannya entah kenapa semuanya terasa sulit bagi dirinya.
Tiba-tiba sebuah notifikasi pesan dari Revan masuk ke dalam ponselnya.
Revan
Luna, Lo dimana?
Anda
Gue lagi di gudang sekolah, kenapa?
Revan
Yaudah gue otw ke gudang jangan kemana-mana!!
Anda
Iya.
Setelah membalas pesan dari Revan, Aluna mematikan ponselnya dan kembali bergelut dengan pikirannya.
"Lo hobi melamun ya?" tanya Revan tiba-tiba saja dan membuyarkan lamunannya.
"Ada apa?" tanya Aluna menatap Revan suaranya terdengar tidak bersemangat.
"Gapap sih gue cuma cariin Lo, takut Lo kenapa-kenapa semenjak kejadian tadi, Lo udah makan?" tanya Revan yang mendapat gelengan kepala dari Aluna.
"Huffft terus kenapa Lo gak kekantin?" tanya Revan lagi.
"Gue takut ketemu banyak orang Rev, setelah kejadian tadi anak-anak di kelas gue terang-terangan ngebully gua depan guru, apa mereka bener kalau gue itu seorang pembunuh?" tanya Aluna dengan suara sedikit bergetar.
"Ehh jangan ngomong gitu, gue percaya kok sama Lo gak mungkin Lo ngebunuh orang tua Lo sendiri jangan dengerin omongan orang-orang ya, nanti Lo bakalan jatuh sakit," ujar Revan lembut sambil mengusap pipi Aluna yang terdapat genangan air mata.
"Tapi karena itu mereka semua menjauh dari gue," ujarnya lagi.
"Gak apa-apa ada gue di sini, ada Erika, Friska, sama Deyora yang bakalan belain Lo!" ujar Revan.
"Makasih ya," lirih Aluna.
"Udah jangan Nangis, entar Lo jadi jelek ," ucap Revan menarik Aluna masuk kedalam pelukannya.
"Nanti pulangnya sama gue ya, Lo gak boleh keluar kelas kalau belum ada gue yang jemput Lo, oke?!" tanya Revan.
"Siap!".
"Mau makan gak?" tanya Revan.
"Mau, tapi gue gak berani ke kantin," ujar Aluna.
"Udah gapapa! Ada gue kok kalau ada yang ngebully Lo gue tonjok mukanya hahaha," ujar Revan membuat senyum terukir di bibir Aluna.
Akhirnya mereka berdua memutuskan pergi ke kantin dan sepertinya ketakutan Aluna terjadi, aksi pembullyan terhadap dirinya kembali di mulai semua murid kembali melempari Aluna dengan sampah bahkan ada yang menyirami Aluna dengan minumannya.
"STOP!" teriak Revan.
"Kalian semua kenapa sih? Kenapa kalian terus bully Aluna, dia salah apa sama kalian?!" marah Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlunanNada (REVISI)
Teen FictionSebagian besar perempuan sangat menginginkan kehadiran sosok kakak laki-laki, yang sangat menyayangi dirinya dan dapat menjadi pelindung di saat ada yang menyakitinya. Namun bagaimana jika sosok kakak laki-laki itu yang menjadi luka di hati adiknya...