02

1.8K 118 17
                                    

Selamat membaca 💜

Berbuat baiklah walaupun kau tidak pernah di perlakukan dengan baik.

Aluna Sedang menunggu Papahnya di depan sekolah, matanya tak sengaja melihat Galang yang sedang duduk di atas motornya Sendirian.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi ada pesan masuk dari Papahnya yang mengatakan kalau Papahnya tidak menjemput Aluna dan menyuruh Aluna pulang bersama dengan Galang.

"Kak, kata Papah gue ikut Lo pulang," kata Aluna membuat Galang terkejut

"Ogah! berapakali gue bilang jangan deket-deket gue kalau di sekolah!" kata Galang

"Tapi, gue gak tahu mau pulang sama siapa," kata Aluna

"Gue gak peduli, sekarang Lo pergi!" kata Galang mendorong bahu Aluna

"Jangan kasar sama cewek!" kata Nada yang tiba-tiba muncul

"Bukan urusan Lo!" ketus Galang

"Kalau Lo emang gak mau nganterin dia pulang, Lo gak usah kasar," kata Nada

"Suka-suka gue, mau gue kasar atau enggak gue jijik sama cewek cacat seperti dia," kata Galang

"Mau cacat atau enggak, yang namanya wanita harus di hargai!" Kata Nada

"Gue gak peduli, sekali gue benci sama dia, gue bakalan terus benci," kata Galang menyalaka motornya dan pergi meninggalkan mereka berdua

"Luna, Lo gak apa-apa kan?" tanya Nada

"Iya gue gak apa-apa kok, makasih ya," kata Aluna tulus

"Ya udah biar gue anterin Lo pulang," kata Nada

"Eh, gak usah takut ngerepotin," kata Aluna

"Gak apa-apa kok," kata Nada menuntun Aluna jalan ke parkiran

Seketika tubuh Aluna menegang, keringat dingin mulai bercucuran dari tubuhnya.

"Kenapa Lun?" tanya Nada

"Gu-gue gak bi-bisa naik mobil," kata Aluna gugup

"Kenapa? Lo gak suka AC nya?" tanya Nada

"Bu-bukan, ya udah gue pulang sendiri aja," kata Aluna hendak berbalik namun di tahan sama Nada

"Eh-eh, tunggu bentar jangan kemana-mana!" kata Nada

Aluna terus memperhatikan Nada yang sedang berlari menuju segerombolan siswa yang sedang berkumpul.

"Huuufft, ayo gue anterin Pakai motor," kata Nada tersenyum sambil mengangkat kunci motor itu

Aluna mengangguk dan tersenyum, lalu naik di atas motor itu dengan hati-hati, tanpa Aluna sadari Seseorang menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Sepertinya Lo mau main-main sama gue," katanya dengan sinis

***

"Rumah Lo di mana?" tanya Nada sedikit berteriak

"Gue gak pulang di rumah, Lo stop di depan sana yang ada tokoh kue," kata Aluna sedikit bertriak

"Oke,"

Sesampainya di sana mereka berdua di sambut dengan ramah oleh Samudera, Samudera menatap Aluna lalu beralih menatap Nada.

"Halo, om kenalin saya Nada teman Aluna," kata Nada sambil tersenyum

"Ah iya, saya samudera Papah Aluna," kata Samudera

"Nada, makasih yah," kata Aluna

"Lo makasih terus sama gue, gak capek apa?" tanya Nada sambil cengengesan

"Nak, Nada, mampir dulu Nak," kata Samudera

"Terimakasih om, tapi saya lagi ada urusan lain kali saja," kata Nada

"Oh ya sudah  hati-hati yah," kata Samudera

Setelah Nada sudah hilang dari pandangan Samudera, Samudera menatap Putrinya itu.

"Kamu ada hubungan apa sama Nada?" tanya Samudera membuat Aluna terkejut

"Kita cuman teman Pah," kata Aluna

"Dulu Papah, sama Alm Mamah kamu juga cuman teman," kata Samudera sedikit menggoda Aluna

"Papah apaan sih!" kata Aluna malu

Samudra menatap anaknya dengan tatapan penuh kasih sayang, walaupun Aluna selalu tersenyum tapi Samudera tahu, di lubuk hati Aluna ada luka yang belum mengering.

"Luna, sampai kapan kamu seperti ini?" tanya Samudera membuat Aluna terdiam

"Emang Aluna kenapa?" tanya Aluna

"Papah mau kamu terapi, Papah punya uang kok kita bisa berobat," kata Samudera

Aluna tersenyum kepada Samudera lalu berkata "Papah, Aluna nyaman dengan keadaan Aluna sekarang, Papah simpan uangnya dan kembangkan tokoh milik Mamah," kata Aluna

Samudera menarik Aluna masuk ke dalam dekapannya, Samudera menyesal telah membenci Aluna, tapi Samudera sadar ini semua bukan sepenuhnya salah Aluna ini semua sudah ketentuan takdir yang maha kuasa.

"Papah, aku mau makan kue yang kemarin," kata Aluna merengek

"Tiramisu?" tanya Samudera membuat Aluna mengangguk semangat

"Sebentar Papah ambilkan dulu yah," kata Samudera

Aluna memandang Samudera dengan tatapan sayunya sudah sering Samudera mengajaknya itu terapi tapi Aluna selalu menolak.

"Ini hukuman buat Aluna Pah," kata Aluna menunduk sedih

Selesai

Follow Ig : @rysa_Angraeniii
Follow WP :@RaisyaAngraeni

Makassar, 08 Februari 2020

AlunanNada (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang