Selamat membaca 💜
Silahkan di Coment jika Ada Typo 😉Ternyata benar, beberapa hal lebih baik untuk tidak di ketahui.
"Anjr Lo sikat yang bener dong," kesal Nada pada Galang.
"Lo tuh yang gak becus liat tuh bagian Lo masih kotor," ujar Galang sambil menunjuk tembok yang terdapat noda.
"Lah itu kan bagian Lo!" ujar Nada.
"Enak aja terus Lo cuma ngerjain satu doang? Gue gamau! Itu bagian Lo," ujar Galang berdiri lalu keluar dari kamar mandi.
Di kamar mandi sebelah ada Satria dan Agil, Mati-matian mereka berdua menahan mual akibat kamar mandinya yang begitu bau dan sangat kotor.
"Gue butuh udara segar," ujar Agil berlari keluar dari kamar mandi itu.
"Lo kenapa Gil?" tanya Galang melihat Agil yang ingin muntah.
"Aduh.. anjir bau banget," ujarnya sambil menutup hidungnya.
"Masasih? Biasanya kan toilet di sini gak kotor Banget," ujar Taufik.
"Di kamar mandi Sebelah ada bangkai tikus sumpah itu satria kuat banget haduhh...," ujar Agil mengatur napasnya.
"Hahahaha Sat, Lo di dalam masih hidup kan?" teriak Nada sebab tidak mendengar suara apapun dari kamar mandi itu.
"Bacot ya kalian!" kesal Satria keluar dari kamar mandi dan menjintak satu persatu temannya.
Saat asik bercanda Aluna dan Windi berjalan kearah toilet.
Aluna terkejut melihat ada Galang dan teman-temannya, tatapan Galang begitu sinis kepadanya berbeda dengan Nada yang tersenyum manis kepadanya.
"Hai Luna," sapa Nada.
"Kalian ngapain di sini?" tanya Windi sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Yayang Windiii," panggil Agil Centil membuat semuanya menatapnya jijik.
"Yayang yayang mata Lo penyek!" kesal Windi pada Agil membuat Agil cemberut
"Kak tadi Papah telpon katanya pulang sekolah Lo temenin dia ke toko buat beli bahan-bahan kue di pabrik," ujar Aluna yang sengaja memanggil Galang dengan sebutan kak.
"Kak? Papah? Lo saudara sama Galang lun?" tanya Satria membuat Aluna mengangguk.
"Tapi kok Galang gak pernah cerita kalau dia punya adek cewek sih?" tanya Agil lagi.
Sedangkan Galang menatap Aluna dengan emosi yang berada di ubun-ubun.
"Lun, Galang Kakak Lo?" tanya Windi.
"Iya, Dia kakak Gue," ujar Aluna menatap Nada.
"MINGGIR!" teriak Galang lalu pergi meninggalkan mereka semua.
"Cih baperan," maki Nada.
Semuanya memandang Galang degan tatapan bingung terkecuali Nada dan Aluna, Nada memandang Aluna yang menatap Galang yang semakin menjauh dengan tatapan sendunya.
"Lo gak salah, jangan sedih oke?" ujar Nada sambil mengusap kepala Aluna.
"Guys, susul si kang baper yuk ntar dia ngelakuin hal aneh lagi," ujar Nada menarik lengan Agil.
"Eh ta..tapi bentar gue masih bingung anjir," ujar Satria pada Nada.
"Nanti Gue jelasin oke?" ujar Nada lalu kembali menarik lengan Agil dan satria.
"Lun gue cabut ya gausah sedih," ujar Nada tersenyum menularkan senyumannya pada wajah Aluna.
"Makasih ya," lirih Aluna tak dapat di dengar oleh Nada yang sudah Jauh dari hadapannya.
"Lun, Luna, IH LUNAAAAAA," teriak Windi sambil mencubit lengan Aluna yang sedang melamun.
"Aaauhh kenapa? Sakit tauu," ringis Aluna pada Windi.
"Ya lagian Lo ngelamun orang gue aja ngomong juga," kesal Windi pada Aluna.
"Nanyanya nanti aja Sekarang cepetan masuk sana! gue tunggu di sini," ujar Aluna mendorong pelan bahu Windi.
"Bener yaa,"
"Iyaa udah sana," kesal Aluna.
Sekitar beberapa menit Aluna menunggu tak ada tanda-tanda Windi akan membuka pintu toilet.
"Windiii Lo pipis apa gimana sih? Lama banget, Lo di dalam masih hdiup kan?" teriak Aluna.
Baru saja di teriaki Windi keluar dari WC sambil cengar-cengir polos.
"Kok lamaa?" kesal Aluna.
"Sekalian nabung heheh," ujarnya.
"Hadeuuhh yaudah ayo ke kantin tadi udah Bel Lo kelamaan, si Lea udh nunggu di sana," ujar Aluna.
"Yaudah Let's Gooo,".
***
"Kalian habis darimana sih? Kok lama banget gue udah kelaparan nih," kesal Lea sambil mengerucutkan bibirnya.
"Gausah gitu gue jiji liatnya," ujar Windi menoyor kepala Lea.
"Anjir Lo kasar banget sih gada lembut-lembutnya Lo jadi cewek," ujar Lea.
"Heh Gini-gini, Gue bisa bikin salah satu cowok terpopuler di sekolah kita jatuh cinta sama gue! Nah Lo ada ga?" tanya Windi.
"Gada Heheheh," ujar Lea sambil cengengesan.
"Intinya aja gaes, Lo jangan bangga di cintai sama cowok karena fisik Lo! tapi Lo harus bangga kalau Lo di cintai sama cowok yang terima Lo apa adanya," ujar Aluna yang sedari tadi hanya menyimak.
"Nah itu dia yang gue maksud, Lo pinter juga ternyata," ujar Windi menepuk-nepuk pundak Aluna.
"Yaudah iya dehh kalian menang," ujar Lea mengalah lalu memakan baksonya.
Bersambung...
Jangan lupa V and c 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
AlunanNada (REVISI)
Teen FictionSebagian besar perempuan sangat menginginkan kehadiran sosok kakak laki-laki, yang sangat menyayangi dirinya dan dapat menjadi pelindung di saat ada yang menyakitinya. Namun bagaimana jika sosok kakak laki-laki itu yang menjadi luka di hati adiknya...