part 12

22.5K 1.2K 14
                                    


*****

Odetee memandangi wajah Almero yang terus menyunggingkan senyuman lembut untuknya. Perempuan itu begitu asyik mengusap lembut bulu-bulu kasar di wajah suaminya, membuat Almero memejamkan mata menikmati gerakan halus tangan Odetee.

Odetee tidak menyangka secepat ini dia jatuh cinta, awalnya ingin memberi pelajaran pada suaminya tapi ternyata perpisahan singkat itu membuat Odetee menyadari sesuatu, jika dia telah jatuh cinta pada suaminya. Odetee menyadari perasaannya saat beberapa hari tidak melihat sosok Almero, dia merasa sesak didalam dirinya dan tiba-tiba perasaan ingin melihat suaminya menjadi rasa yang semakin kuat.

"Bagaimana Kau tahu rumah ini?" Almero menatap kedua manik sang istri penuh kelembutan nan intens.

"Mia bilang aku harus sedikit memberimu pelajaran--

"Benarkah? Aku benci temanmu itu" Almero menyela dengan raut muka sebal.

"Lalu kami mencari nama lengkapmu lewat Mr. Google, dan ternyata beliau lebih tahu tentang suamiku dibandingkan aku sendiri" kekehnya lalu Almero menghadiahi ciuman dikeningnya, lanjut mendengarkan cerita Odetee.

"Mia meyakinkanku, mungkin Kau tidak bermaksud membohongi dan jika dipikir-pikir dia ada benarnya juga mengingat aku juga ikut andil dalam kesalahpahaman ini. Aku tidak pernah bertanya tentangmu dan seakan tidak perduli, aku hanya terlalu memikirkan diriku sendiri. Aku sadar perhatian kecilmu itu adalah cinta dan kebaikan yang Kau berikan adalah cuma-cuma, tapi beberapa hari berada jauh darimu, aku baru sadar jika cinta itu sebenarnya bukan sesuatu yang gratis atau cuma-cuma" Almero tidak mengerti apa maksud Odetee dengan kata "Tidak gratis" "Karena cinta itu butuh balasan agar menjadi kisah yang indah bukan?" sambungnya. Seulas senyum yang semakin melebar membawa binar kebahagiaan diwajah Almero. Pernyataan cinta yang sangat sederhana tapi memiliki makna yang luar biasa baginya.

"Oh Tuhan. Terima kasih" Almero memeluk erat istrinya, "Dan Kau mau memaafkanku? Emm... lagi?" pintanya seraya menggenggam kedua tangan Odetee.

"Orang-orang yang terpisah adalah orang-orang yang tidak bisa saling memaafkan, dan orang-orang yang bersama adalah orang-orang yang bisa saling memaafkan, dan aku ingin kita tetap bersama" tuturnya tulus sebagai jawaban.

"Apa itu juga kata Mia?" Odetee mengangguk malu-malu, kembali Almero memeluk istrinya dengan perasaan yang tidak dapat digambarkan.

"Sepertinya aku mulai menyukai temanmu itu. Harus kuhadiahi apa dia?" mereka berdua pun akhirnya larut dalam tawa bahagia.

*****

Di kamar mandi Odetee duduk di depan kepala bathub menghadap Almero yang sedang berendam membersihkan tubuhnya yang berantakan. Odetee menuangkan shampoo pada rambut suaminya dan sesekali memberikan pijatan lembut pada kepalanya, Almero mendongak agar bisa menikmati wajah Odetee yang tengah fokus dengan pekerjaannya.

"Aku benar-benar takut Kau pergi jauh dan tidak kembali Sayang"

"Mana mungkin aku pergi, hanya perempuan bodoh yang meninggalkan suaminya yang kaya raya dan tampan ini, suami yang bisa aku manfaatkan setiap saat" ucapnya bangga diiringi tawa kecil.

Almero terduduk lalu menatap istrinya dalam, "Kalau begitu manfaatkan aku, suami kaya-mu ini, setiap saat" Almero menciumi Odetee dimana-mana. Yang Almero miliki saat ini hanya Odetee satu-satunya, maka milik Almero tentu milik Odetee juga, Odetee adalah segalanya meskipun jika dilihat-lihat tidak yang menonjol dari gadis itu. Gadis ceroboh dan bukan gadis yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Tubuhnya pun tidak tinggi, dadanya tidak besar, hanya bokongnya memang lumayan berisi, namun bagi Almero perasaan damai saat menatapnya bahkan hanya lewat layar CCTV itu sudah lebih dari cukup untuk mencintai Odetee sepenuhnya.

My Old Husband (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang