*****
"Cih... mulai lagi"
Almero begitu santai meskipun mendapti decihan dari sahabatnya itu.
*****
"Mengertilah. Odi itu masih sangat muda dia mengurusi Moana sendirian, aku ingin ikut membantunya, dan lagi aku jarang punya waktu dengan Moana, ketika pulang Moana sudah tertidur"
"Baiklah, jika memang keputusanmu sudah bulat, kalau begitu siap-siap untuk menjelaskan pada para pemegang saham, mengenai tingkah CEO yang seenak jidatnya, naik turun kursi pimpinan seolah sedang menaiki tangga. Ck..ck..ck..."
Meskipun menyebalkan ya itulah Almero, dan Reymond sudah paham betul watak Almero. Selama hidupnya hanya Odetee saja yang bisa menolak keinginan Almero, seperti akhir-akhir ini contohnya Almero harus mengikhlaskan tangannya sendiri yang memberinya kepuasan karena Odetee selalu menolak meski secara halus dan dengan berbagai macam alasan yang membuat Almero tidak dapat memaksa.
*****
Malam semakin larut Almero masih berkutat dengan pekerjaan di ruang kerjanya, dia mengurus segala macam hal yang harus diurus sebelum dia benar-benar pensiun dini. Almero mulai tidak nyaman membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Sebagai pemilik dari perusahaan sebesar A'RICH EAGLE CORP tentu bukan masalah jika Almero tidak bekerja dan memilih menikmati masa tuanya bersama Istri mudanya, muda dalam artian usia tentunya bukan dalam artian madu.
Lama menatap layar MacBook-nya membuat Almero sesekali memijat-mijat pelipisnya, beban mental yang dia hadapi sekarang tentulah berat meski tidak satupun orang tahu termasuk Odetee, penolakan-penolakan yang selalu Odetee lakukan membuat Almero dilanda perasaan bersalah yang teramat besar, dia tau betul kenapa Istrinya bersikap demikian, meminta maaf pun sudah sering dia lakukan dan jelas-jelas Odetee tidak marah padanya karena sekali lagi ini bukan tentang siapa yang salah hanya Odetee masih memerlukan waktu.
Tok! Tok! Tok!
Pintu ruangan Almero terbuka, menampilkan sosok Odetee dengan secangkir coklat panas di tangannya lalu memberikannya pada Almero, "Masih banyak yang harus dikerjakan?"
Almero kemudian mengambil alih cangkir berisi coklat panas tersebut, "Hmm... Yah, kalau tidak ku selesaikan semuanya terlebih dahulu, nanti pria tua itu merajuk"
"Ingat pria tua itu sebaya denganmu Al" Odetee menyandarkan pinggang belakangnya pada pinggiran meja.
"Aku ingat Honey" setelah menyesap sedikit coklatnya Almero meletakkan cangkirnya di atas meja, "Pergilah tidur ini sudah larut, hm?" di usapnya penuh kasih punggung tangan Odetee yang bertumpu di atas meja.
"Ya sudah jangan terlalu memaksakan diri, kan masih bisa dilanjutkan besok"
"Iya Sayang. Pergilah kasian Moana sendirian" Odetee pun berlalu meninggalkan Almero yang kembali tenggelam dengan pekerjaannya, semakin dia berusaha tenggelam dalam pekerjaan pikirannya malah terus mengembara pada Istrinya, Almero tidak tahu apa yang sebaiknya dia lakukan, masalahnya Almero tidak sedang berada di fase meminta tapi di fase menunggu, menunggu keikhlasan Odetee, pada akhirnya dia hanya bisa menghela nafas pasrah.
*****
Rapat pemegang sahampun akhirnya tiba dalam rangka membahas pensiun dininya Almero dan siapa pengganti posisi CEO, meskipun berlangsung alot karena satu dan lain hal, utamanya mereka merasa khawatir dengan pergantian yang terjadi, dulu Almero sempat meninggalkan posisi itu juga tapi dia tetap berada di balik layar dan semua baik-baik saja jadi para pemegang saham itu merasa tidak masalah, tapi sekarang lain ceritanya sebab Almero akan benar-benar berada jauh dari lingkungan kantor dan itu membuat mereka sedikit resah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Old Husband (THE END) ✓
General FictionWARNING!! YANG MASIH DI BAWAH UMUR JANGAN BACA PLEASE! Michaela Odetee. jika dicari perempuan paling beruntung di dunia ini mungkin aku akan mengajukan diriku diurutan pertama. Ini adalah kisahku dalam menemukan teman hidup.