*****AUTHOR POV
Sudah tiga Hari berlalu sejak insiden Odetee dirawat di rumah sakit, dan semuanya masih berjalan tidak begitu baik baginya, entah hanya kebetulan atau memang takdir gadis itu untuk terus menerus menerima beberapa hal yang tidak dia inginkan, atau memang itu cara Tuhan untuk mengantarkan langkahnya menuju hubungan yang amat sangat sakral, yaitu pernikahan.
Semakin hari perasaan was-was terus mengikuti Odetee, meski Reno perlahan mulai berani blak-blakan dalam menunjukkan perasaannya. Odetee merasa gamang dengan hari-harinya yang semakin kacau, sehingga dia tidak dapat bereaksi pasti atas usaha Reno, padahal jika dipikir-pikir siapa perempuan yang mampu menolak pesona Reno Sebastian seorang CEO muda tampan, dambaan kaum hawa.
Odetee tetap berusaha untuk tidak mempercayai takhayul akan sumpahnya dan terus mencoba berpikir positif. Dengan lesu Odetee melangkahkan kakinya menuju supermarket untuk belanja bulanan diakhir pekan ini. Saat melihat-lihat rak khusus perlengkapan mandi, Odetee tidak sengaja melihat suami Mia sedang berbelanja juga di sana. Kemudian Odetee terpaku pada sebuah tangan yang melingkar dipinggang William, dan Odetee kenal betul itu bukan milik Mia sahabatnya.
Ketika William hendak memutar arah menuju ke tempat di mana Odetee berdiri, dengan gelagapan dia segera bersembunyi dibalik rak lain pura-pura memilih barang tetapi matanya tetap tertuju pada William dan perempuan yang masih menggelayut manja pada lengan kekar lelaki itu.
"Lihat, dia benar-benar seperti jemuran baju" Odetee menggerutu tidak jelas karena kesal.
"Ehem... Sepertinya Anda harus mencoba yang rasa cokelat Nona" saran seseorang yang entah siapa dia, Odetee tetap sibuk dengan pengintaiannya seperti seorang mata-mata.
"Tidak mungkin" gumamnya tanpa menyadari kehadiran seseorang sedari tadi disampingnya.
"Hmm... baiklah bagaimana dengan rasa vanilla?" ucap orang asing itu kembali.
"Baiklah... baiklah... aku harus memotretnya untuk bukti" saking fokusnya, Odetee benar-benar belum menyadari seseorang disampingnya.
"Wow i like this girl. Gadis yang sangat modern dan jujur" ujar seorang pria yang sedari tadi menggoda Odetee, "Bagaimana jika kita beli semua rasa Baby?" salah satu dari orang asing itu meraih tangan Odetee lalu meletakkan beberapa bungkus kondom berbagai macam rasa di sana. Tersentak Odetee pun tersadar apa yang baru saja dia terima digenggamannya, matanya menatap dua orang pria lebih tepatnya bocah SMA tengil sedang tersenyum mesum padanya.
"Ayo Sayang, bukankah Kau suka yang vanilla?"
Geram dengan tingkah bocah-bocah itu, Odetee pun memberikan kembali kondom-kondom tersebut pada dua remaja itu "Ambil. Untuk kalian pakai berdua saja" ketusnya, lalu pergi mencari William tapi nihil dia sudah tidak ada di sana.
Kedua bocah SMA itu hanya saling lirik lalu merasa mual membayangkan saran dari sang gadis untuk memakai benda tersebut berdua.
"Oh ya ampun! Bagaimana ini?" Odetee berlari ke luar meninggalkan setumpuk belanjaannya di kasir ketika melihat sekelebat bayangan William masuk ke sebuah mobil yang jelas bukan mobil William. Sekuat tenaga Odetee mencoba mengejar dan itu adalah tindakan yang mustahil, mengejar mobil yang tengah melaju kencang dengan hanya berlari, dan tiba-tiba BRUKKK!... sepotong kue tart melayang lalu mendarat kembali tepat diwajah Odetee, krimnya sukses melumuri permukaan wajahnya hingga menjadi putih dan lengket tentunya.
"Oh Tuhan... Apa lagi ini?" dengusnya, tak lama kemudian seorang anak menangis begitu kencang membuat Odetee segera menyingkirkan krim yang menutupi matanya untuk dapat melihat, rupanya anak yang tengah menangis kencang itu pemilik kue yang tidak sengaja tertabrak oleh Odetee.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Old Husband (THE END) ✓
General FictionWARNING!! YANG MASIH DI BAWAH UMUR JANGAN BACA PLEASE! Michaela Odetee. jika dicari perempuan paling beruntung di dunia ini mungkin aku akan mengajukan diriku diurutan pertama. Ini adalah kisahku dalam menemukan teman hidup.