part 19

14.6K 957 13
                                    

*****

PRANKKK!!

Ponsel Odetee pun terjatuh saat pria itu tersenyum menyeringai seperti iblis padanya. Senyum itu jadi hal terakhir yang Odetee lihat sebelum semuanya menjadi gelap seiring dengan tubuhnya yang tumbang.

*****

Beberapa saat kemudian, Joseph datang dengan tergopoh-gopoh menuju kursi tempat Odetee menunggu tadi, namun ternyata tempat itu sudah kosong, tidak ada siapapun di sana, hanya ada sebuah Ponsel yang sangat Joseph kenali tergeletak di dekat kaki kursi tempat Odetee duduk. Dengan panik Joseph memungut dan mencari-cari keberadaan Nona-nya itu ke dalam rumah sakit, bertanya ke bagian keamanan dan orang-orang yang lalu lalang di sana tapi tidak ada yang melihat.

Joseph meminta ijin pada pihak keamanan untuk melihat CCTV, namun sayangnya CCTV yang mengarah ke tempat Odetee duduk ternyata tidak berfungsi. Joseph mengacak rambutnya frustasi, dia khawatir dengan keadaan Odetee ditambah usia kandungannya yang sudah mendekati waktu melahirkan.

Joseph segera menghubungi nomor Almero, namun berulang kali dia mencoba tidak ada jawaban, akhirnya Joseph memutuskan untuk pergi ke kantor Polisi tapi Polisi tidak bisa memproses laporannya karena harus menunggu satu kali 24 jam untuk menindak lanjuti laporan orang hilang. Tidak ada yang bisa Joseph lakukan saat ini, melacak Ponsel mana mungkin, Ponsel tersebut ada padanya, harapan terakhir adalah Polisi, tapi harus menunggu.

Joseph terduduk lemas, dia membayangkan bagaimana Odetee dengan perut besarnya. Odetee memang tidak terlalu banyak berinteraksi dengannya, tapi Joseph cukup mengenal baik sifat Odetee yang ceroboh tapi penyayang itu, perhatikan kecil yang selalu Odetee berikan pada orang-orang di sekitarnya membuat hati Joseph pun merasa hangat berada ditengah-tengah keluarga kecil itu. Joseph akan merasa bersalah jika terjadi sesuatu pada Odetee dan bayinya, maka dari itu Joseph tidak beranjak dari kantor Polisi, dia menunggu hingga laporannya bisa diproses oleh pihak berwajib.

*****

Di sebuah kamar Hotel, tepatnya di atas sofa panjang. Almero mulai terusik dari tidurnya, ada sesuatu yang terasa menghimpit tubuhnya, perlahan dia membuka mata, kepalanya terasa pening. Almero terperanjat saat melihat sosok perempuan yang sangat dia kenali memeluk dengan satu kaki membelit pahanya.

BRUKKK!

"Awww!"

Pekik perempuan itu. Giliana mendarat di lantai dengan tubuh yang hanya terbalut pakaian dalam saja, Almero mendorong tubuh itu dengan kasar dia sudah muak dengan kelakukan Giliana yang tidak henti-henti menggodanya. Almero bingung kenapa dia bisa seperti itu semalam, sungguh perbuatan bodoh sesaat dia kehilangan kewarasannya berkat minuman itu, tunggu Almero seakan menangkap sesuatu yang aneh pada minuman yang diberikan Giliana semalam.

Almero bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi mengguyur tubuhnya dengan air, mungkin bisa mengembalikan kewarasannya. Ponsel Almero terus berdering di kolong meja, dengan lancangnya Giliana menolak panggilan tersebut, melempar Ponsel itu sembarang lalu menyusul Almero ke kamar mandi.

Di bawah shower Almero membayangkan kilasan-kilasan Odetee bersama Joseph dia terus berusaha berpikir jernih tapi sulit, dia terlalu dikuasai api cemburu dan curiga. Perlahan dia merasakan sepasang tangan bergerilya meraba perutnya yang keras dengan otot-otot yang tersusun sempurna.
Wajar jika Giliana tidak menyerah untuk terus menyentuh Almero. Perlahan tangan itu turun menuju kejantanan Almero yang belum berdiri itu, dengan satu sentakan Almero mendorong keras tubuh Giliana dan menghimpitnya ke dinding, "Hentikan sekarang juga jika Kau tidak ingin menyesal!" desisnya tepat di depan wajah Giliana.

"Why? Semalam Anda begitu menikmati hisapan mulut saya di kejantanan Anda hngkk--" ucapannya terpotong saat Almero semakin menekan tengkuk Giliana dengan kasar.

My Old Husband (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang