part 6

23.5K 1.3K 52
                                    


*****

Pintu apartemenku terbuka dan tertutup kembali pertanda pria tua menyebalkan itu telah pergi, tiba-tiba aku emosi, aku benar-benar ingin menenggelamkan diri saat ini juga ke dasar laut paling dalam.

MEMALUKAN!!!!

*****

AUTHOR POV

Setelah Mero menutup pintu apartemen Odetee, pria itu benar-benar tidak kuasa menahan untuk tidak tertawa. Bahagia? sungguh Mero begitu bahagia, mungkin itu terkesan picik, bahagia diatas penderitaan orang tapi mau bagaimana lagi, pria itu benar-benar menginginkan Odetee menjadi istrinya. Sudah tidak dapat dibayangkan betapa beruntungnya Mero nantinya.

Tak lama kemudian terdengar suara teriakan frustasi dari dalam sana meskipun tidak begitu jelas, lagi-lagi dengan jahatnya Mero hanya mampu tersenyum, bahagia.

*****

Di sebuah gedung pencakar langit, tepatnya di lantai paling atas yang memiliki dinding kaca menjulang tinggi, Reno berdiri menerawang jauh kedepan. Hamparan gedung-gedung pertokoan dan perkantoran terlihat sangat kecil dibawah sana. Lalu lalang orang sibuk dengan urusan masing-masing sedangkan Reno hanya fokus pada satu titik untuk saat ini, sebuah titik  yang tercipta dihatinya semenjak dia ditugaskan untuk memegang jabatan CEO sementara oleh sahabat Ayahnya, yang sampai saat ini belum menampakkan batang hidungnya, semenjak jadi pemilik baru perusahaan tempat Odetee sekarang bekerja.

Ditangan Reno terdapat gelas kristal dengan sampanye yang hampir tandas. Wajahnya nampak sangat gusar karena sudah dua hari ini dia tidak melihat kehadiran titik tersebut yaitu Odetee.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Reno menoleh dan mendapati Mia dengan sopan masuk dan menghampirinya.

"Maaf. Bapak memanggil saya?"

"Yah. Ada yang ingin saya tanyakan"

"Tentang apa ya pak?"

"Odi. Apa dia baik-baik saja? Sudah dua hari saya tidak melihatnya" tanyanya sedikit canggung.

"OMG!! Ya tuhan Odiii, cuma dua hari Kau menghilang bos kita sudah kelimpungan" batinnya heboh.

"E-ehm" Reno berdehem karena bukannya menjawab Mia malah terpaku sibuk dengan pikirannya.

"Eh, iya pak. Odi ijin tidak masuk untuk beberapa hari karena sakit"

"SAKIT!" sentaknya membuat Mia terkejut, "Maaf. Sakit apa?" membetulkan nada bicaranya.

"Saya juga kurang tahu karena saya belum sempat untuk menjenguknya, dia bilang hanya demam"

"Apa begitu parahnya sampai beberapa hari tidak masuk" batin Reno cemas, "Kalau begitu Kau punya alamat rumahnya?"

"Tentu pak"

Mia menuliskan alamat Odetee dan kemudian segera pamit, "Baiklah. Terima kasih banyak, Kau boleh pergi" Mia ke luar dengan wajah sumringah cengengesan sendiri, tentu dia turut bahagia jika akhirnya Odetee dapat berkencan, jika benar itu terjadi lelakinya pun tidak tanggung-tanggung seorang CEO, siapa yang akan menolak bukan?

My Old Husband (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang