*****
Aku merutuki kebodohanku, bisa-bisanya menuruti Ego dan membiarkan Odi-ku sendirian dengan perasaannya yang pasti masih ketakutan atas kejadian tadi siang.
*****
AUTHOR POVSudah begitu lama Almero memandangi wajah damai Odetee yang begitu lelap dalam mimpinya, dengkuran halus terdengar sesekali seiring hembusan nafasnya yang menyapu permukaan wajah Almero,
"Maaf,," Odetee bergumam samar, Almero mengangkat kedua alisnya lalu tersenyum simpul. Odetee sampai membawa sesalnya ke dalam mimpi, Almero semakin merasa bersalah tidak seharusnya dia bersikap kekanakan terhadap istrinya, jika dipikir-pikir Odetee lah yang lebih berhak bersikap kekanakan bukan sebaliknya.Almero merasakan tubuh Odetee sedikit bergetar, dia terisak dalam pelukannya,
"Jangan abaikan aku seperti tadi lagi hikss,,hikss..." suaranya parau dan tenggelam di dada bidang Almero, rupanya Odetee terbangun dari tidurnya. Almero mendorong tubuh Odetee perlahan menciptakan jarak untuk dapat menatap wajahnya. Hidungnya merah seperti hidung badut, matanya berkaca-kaca menatap suaminya."Sayang maafkan aku. Aku hanya terlalu kesal karena menghawatirkan mu mengkhawatirkan bayi kita" Almero sungguh menyesali perbuatannya, "Bukankah Kau sendiri yang mengatakan akan memanfaatkan ku kapanpun Kau mau, lalu mengapa tidak Kau lakukan? Sayang listen, aku ini suamimu, lain kali orang pertama yang harus Kau cari adalah aku jika Kau merasa dalam kesulitan, karena itu sudah seharusnya" tuturnya panjang lebar.
"Aku terlalu terkejut, kepalaku tidak bisa berpikir, ini tidak masuk akal kenapa orang-orang mau menyimpan uangnya bermiliar-miliar dalam sebuah botol. Itu-itu,,, emm,, menakutkan Kau bisa bayangkan aku--
Almero memeluk Odetee erat, dia tidak kuasa melihat wajah tertekan itu, dia melupakan sesuatu jika dunia yang dia tinggali tentu akan penuh kejutan bagi Odetee yang baru ikut masuk ke dalamnya.
"Mulai sekarang terbiasalah dengan semua ini, aku sangat mencintaimu apapun akan kulakukan selama Kau mau mengatakan apapun yang Kau inginkan padaku, hm?"Odetee mengangguk, "Lalu bagaimana dengan Hotel itu, mereka gagal mendapatkan investasi karena ulahku?" Odetee mengangkat wajahnya menatap Almero.
"Joseph sudah mengurusnya. Tenanglah, merek tidak akan mengalami kesulitan keuangan mulai sekarang, hanya saja si sapi gendut itu harus menanggung konsekuensinya karena telah berani menyakiti Istri dan calon bayi kita" tatapannya melembut saat membelai perut Odetee yang sudah terasa sedikit menyembul di tangan Almero yang besar.
"Apa yang Kau lakukan padanya?" Odetee masih penasaran akan nasib sang Direktur.
"Sayang, semua baik-baik saja ok" mencoba menenangkan, "Apa dia merindukanku?" Almero kembali fokus pada perut istrinya.
"Tidak, dia marah karena seharian Daddy-nya mengabaikan kami" Odetee memutar memunggungi Almero, Almero merangksek tidak ingin menciptakan jarak. Hembusan nafas hangat menerpa tengkuk Odetee, lengan kukuh Almero melingkar di pinggangnya, di susupkannya jemari besar itu ke balik baju tebal Odetee dan bermain-main di pusarnya.
"Sayang kenapa Kau mengganti Lingerie tadi dengan baju tebal ini?" bisiknya begitu sensual di tengkuk Odetee, bahkan bulu-bulu kasar itu terasa ikut merayu Odetee untuk mengeluarkan desahan, jujur saja Odetee sangat merindukan gesekan rahang suaminya itu. Darahnya berdesir saat jemari Almero mulai merambat naik ke atas dan membelai payudaranya yang masih tertutup Bra.
"Aku tidak akan mau memakainya lagi"
"Kenapa?" tanyanya seraya terus menjilati tengkuk Odetee.
"Tadi ituhhh memalukanhh... aku sudah memakainya susah payah tapi Kau mengabaikanhhh kuhhh" kalimat Odetee bercampur dengan desahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Old Husband (THE END) ✓
Genel KurguWARNING!! YANG MASIH DI BAWAH UMUR JANGAN BACA PLEASE! Michaela Odetee. jika dicari perempuan paling beruntung di dunia ini mungkin aku akan mengajukan diriku diurutan pertama. Ini adalah kisahku dalam menemukan teman hidup.