🔖Apa deh?

2K 236 79
                                    

"Woy!" Hendery terkejut ketika tubuh Lucas yang bongsor menubruknya dari belakang. Lucas merangkul leher Hendery dan menghapitnya diantara ketiak membuat Hendery memberontak.

"Lo mau bunuh gue njing?" Hendery mendorong tubuh Lucas dan membenarkan ranselnya kembali.

"Aelah masih pagi jugak udah di tekuk ae tuh muka. Kenapa? Di paksa kawin lagi ama emak lu?"

Hendery tak menjawab dan fokus kepada kakinya yang berjalan memasuki area kampus. Dia tidak mau membicarakannya. Terlalu malas dan terlalu memalukan.

"Jangan sedih man! Lu sumpek kan di rumah? Kenapa nggak ambil asrama aja di kampus? Kan mayan bisa menghilangkan sejenak otak otak yang kotor." Kata Lucas sambil berjalan mundur demi melihat wajah Hendery.

Hendery menghela napas dan berhenti kemudian menatap wajah Lucas.

"Emang apa untungnya ikutan di asrama hm?" Hendery mengangkat satu alisnya. Lucas menahan tawanya kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Hendery.

"Banyak uke ama cewe seksi seksi." Bisik Lucas tepat di telinga Hendery. Hendery bergidik kemudian mendorong Lucas.

"Nggak ah! Yang ada gue nggak fokus ama skripsi." Ucap Hendery lalu meneruskan jalan.

"Aelah di rumah lu juga nggak bakalan tenang kalau di uber uber suruh kawin! Ayolah... Di kamar gw masih ada satu slot ini." Bujuk Lucas.

"Nggak Cas. Gue nggak mau tinggal di asrama." Tolak Hendery.

"Dih, di kamar ada uke cantik loh." Bisik Lucas lagi.

"Gue normal ya! Nggak kaya lo!" Final Hendery lalu berjalan meninggalkan Lucas yang berdiri mematung.

"KALAU BERUBAH PIKIRAN NGOMONG YA!!!" Teriak Lucas. Hendery hanya menggelengkan kepala sambil memijit pangkal hidungnya. Kenapa dia harus terlahir di sekeliling orang yang sama sekali tidak memiliki otak yang normal seperti Lucas.

Bruk

"Eh maaf mbak." Ucap Hendery ketika tanpa sadar menabrak seorang wanita yang juga berjalan.

"Eh?" Haendery membungkam mulutnya ketika yang di tubruk bangkit sendiri.

"Mbak mbak matamu!" Ketusnya kemudian pergi.

Hendery mematung di tempat menatap punggung pria mungil yang ia tabrak tadi. Langkahnya anggun sambil menenteng note book di tangan kanan. Terkesima untuk beberapa detik, Hendery menggelengkan kepalanya mencoba menghapus pikiran jelek yang ada di otaknya kemudian memasuki kelas karena sebentar lagi akan di mulai.

"Der!" Sakura melambaikan tangannya kearah Hendery yang baru saja menapakkan kaki memasuki ruangan besar itu. Hendery menyunggingkan senyum dan duduk di samping Sakura.

"Der pulang kelas ada acara nggak?" Tanya Sakura. Hendery gelagapan dan memutar otak agar menghindari wanita ini.

"Ada. Nanti gue ke ... Em ... Anu ..." Hendery masih memikirkan alasan yang tepat untuk menghindari Sakura.

"Anu ..." Hendery menggaruk dahinya sambil menatap kebawah dengan mata bergetar.

"Anu apa?" Tanya Sakura sambil menaikkan alisnya.

"Nanti gue meninjau asrama sama Lucas." Hanya itu kata kata yang meluncur di mulut pria tampan yang kebingungan. Sakura ber'oh saja dan membuka ponselnya. Hendery melirik Sakura yang tengah mengirimi Lucas pesan konfirmasi mengenai ucapan Hendery tadi. Gila saja wanita ini.

Dengan buru buru, Hendery menelepon Lucas sebelum dia membaca dan membalas pesan Sakura.

"H-Halo Cas? K-kenapa telepon?"

[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang