🔖Danau Cinta

1K 178 39
                                    

Pagi itu mereka duduk di meja makan menikmati sarapan sebelum menuju ke tempat tempat untuk kegiatan proker mereka. Dengan segelas susu dan beberapa hidangan di meja, mereka sarapan dengan tenang tanpa ada kendala. Mereka berbincang bincang ringan di sela dentingan alat makan yang sedikit memecah keheningan pagi itu, kecuali Xiaojun yang tampak lesu dan seakan tak bersemangat.

"Kak..." Yangyang menyeggol lengan Xiaojun dengan sikunya membuat lamunan pemuda itu buyar.

"Itu sarapannya di makan. Dingin nanti." Ucap Yangyang. Xiaojun tersenyum kemudian mengangkat alat makannya sekedar mengobrak abrik telur setengah matang di piringnya.

"Dejun sakit?" Tanya Kun yang khawatir melihat wajah pucat Xiaojun. Xiaojun hanya menggeleng kemudian menunduk.

Tak bisa di pungkiri dia semalaman memang menangis hingga matanya kini bengkak dan juga kepalanya agak pusing. Beruntung Xiaojun memiliki teman seperti Hendery yang dengan telaten merawatnya tadi malam. Memberikan kata kata yang menenangkan, mau mengelap air matanya, bahkan membersihkan kamarnya dari bekas bekas tisu yang berceceran.

"Kalau sakit nggak usah ikut dulu. Toh juga cuma lihat lihat medan yang bagus buat proker." Ucap Ten ikut khawatir.

"Aku..."

"Ayo." Hendery memotong kalimat Xiaojun. Dia memegang tangan kanan yang putih pucat dan terasa hangat. Xiaojun menatap Hendery kemudian berdiri dan mengikuti jalan pemuda Huang yang menuntunnya kembali ke kamar.

"Kok bisa kaya gitu?" Tanya Ten sambil menoleh ke arah Lucas.

"Nggak tau. Gue pulang pulang tadi malam Xiaojun udah nangis gitu." Jawab pemuda Wong sambil memasukkan sesendok penuh nasi kedalam mulutnya.

...

"Udah Der... Gue nggak papa." Xiaojun bangun dan menatap Hendery yang juga menatapnya. Hidung Xiaojun merah karena suhu badannya yang tinggi. Di dahinya terdapat plaster penurun panas milik Lucas yang kemarin Jungwoo masukkan kedalam tas obat.

"Nggak papa apanya? Suhu badan lo tuh panasnya sampe sini." Kata Hendery kemudian memegang pipi Xiaojun. Suhu badannya agak turun berkat bantuan plaster itu.

"Ini tuh sebenernya desa apa sih? Puskesmas gak ada, warung juga jauh. Bener bener... Ini ya kalau abis KKN gue bakalan bangun puskesmas geratis ama toko biar sedikit idup ni desa!" Ucap Hendery terbakar perkataannya sendiri.

"Tokonya juga geratis?" Tanya Xiaojun menggoda Hendery.

"Y-ya kagak lah! Toko geratis ntar gue makan apaan." Jawab Hendery. Xiaojun menarik garis bibir pucatnya samar. Kehadiran Hendery membuat Xiaojun lumayan mendingan dan untuk pertama kalinya Xiaojun tersenyun kepada Hendery si otak mesum yang beberapa minggu ini terus terusan menggodanya.

Dan Henderypun merasa senang tidak bisa di ungkapkan dengan kata kata ketika melihat garis tipis terukir di bibir Xiaojun untuknya. Hendery merasa mendapat lampu hijau secara tidak langsung dari Xiaojun melalui sorot matanya yang mulai nyaman dengan keberadaan Hendery di sampingnya














Di sisi lain, Ten, Winwin, Kun, Lucas, dan juga Yangyang tengah berjalan jalan keliling desa kecil itu bersama dengan kepala desa yang tentu saja ramah. Pak kepala desa yang bernama Kim Seok Jin itu menerangkan tempat tempat dengan detail dan kemudian di catat oleh Ten selaku sekretaris. Mereka berjalan dan sesekali menyapa para petani yang sedang menggarap ladang mereka.

[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang