🔖Good Night

654 87 54
                                    

Hari ini Xiaojun lebih sibuk dari hari biasanya karena dia harus memeras otak untuk komik terbarunya sambil merevisi beberapa novel novel lamanya. Hampir seharian penuh pria itu berada di perpustakaan kota dengan tumpukan buku dan laptop yang dari pagi menyala.

Mata Xiaojun seakan tak perih terus terusan membaca buku dan sesekali melihat kearah laptopnya. Dia hari ini sepakat tukeran ponsel dengan Hendery agar tidak ada yang mengganggunya.

Sebenarnya itu ide Hendery. Xiaojun sempat menolak namun akhirnya mengalah dan memang benar, Xiaojun bisa fokus menyelesaikan tugasnya tanpa gangguan.

"Akhirnya!" Xiaojun merenggangkan badannya yang seakan remuk akibat terlalu lama duduk dan menunduk. Dia menoleh jam yang sudah jam 8 dan dia belum makan apa apa dari tadi siang.

Pantatnya terasa panas dan sedikit sakit. Dia khawatir kalau kalau saat ini dia ambeien karena terlalu lama duduk.

Dia memandang kerjaanya lalu tersenyum puas hingga akhirnya membereskannya. Xiaojun memasukan semua buku dan laptopnya kedalam tas lalu menggendongnya hendak keluar.

Baru saja dia hendak keluar dari perpustakaan, dia tiba tiba terkejut dengan kemunculan Yangyang yang juga canggung.

"Yangyang? Baru mau masuk?" Tanya Xiaojun menghilangkan canggung di antara mereka.

Yangyang yang sedikit terkejut itu langsung menetralkan ekspresinya lalu menggeleng.

"Kakak sendiri? Nggak sama Kak Hendery?"

Xiaojun menggeleng masih tersenyum.

"Kakak mau kemana?"
.
"Oh, mau ke cafeteria. Kamu juga mau ke sana?"

Yangyang mengangguk.

"Yaudah yuk bareng aja." Xiaojun menggandeng tangan kecil Yangyang lalu mengajak anak itu ke cafeteria.

Yangyang menoleh dari punggungnya, bingung kenapa Xiaojun bisa di sini tanpa Hendery? Dia kemudian menoleh ponselnya dan memang benar, posisi Hendery menunjukan koordinat yang sama dengan koordinatnya saat ini. Tapi... Dimana dia?

.
.
.
.

Xiaojun tengah memanaskan makanan di oven sedangkan Yangyang duduk di kursi menunggu makanan. Dia menatap punggung Xiaojun yang sibuk dengan makanannya kemudian dia membuka ponselnya.

"Bagaimana mungkin?" Gumam pria itu nyaris tak terdengar.

Dia kemudian membuka ponsel yang satunya dan menatap pesan pesan teror yang sudah di buka namun tidak di balas. Dia mengerutkan dahinya karena biasanya Xiaojun tak akan berani membuka pesan pesan itu.

Pria kecil itu berfikir keras. Hanya ada satu kemungkinan, yaitu mereka saling bertukar ponsel. Yangyang terdiam sambil menatap punggung Xiaojun.

Hingga dia tersenyum ketika ide cemerlang menghinggapi otaknya.

"Manfaatkan situasi." Yangyang tersenyum lalu mengutak atik ponselnya.

.
.
.
.

"Hmm orang ini lagi. Mau apa sih. Pantesan Xiaojun stres." Hendery membuka pesan itu lalu terdiam.

No name
|Pergilah ke Sungai Han. Dan temui aku di jam 9 jika kau ingin tahu aku siapa. Ingat, Hendery tidak boleh ikut!                                                                 

"Oke. Tapi sekarang ini bukan Xiaojun yang kau temui. Tapi malaikat mautlah yang akan mencabut nyawamu." Hendery bangkit hendak keluar dari kamarnya.

"Mau kemana?" Tanya Irene yang menyiapkan makan malam dengan para pelayan. Hendery berhenti di ruang makan lalu mengambil beberapa daging sambil mengamati sekitar.

[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang