Suara kicauan burung pagi itu menambah bagusnya suasana hati Ten yang tengah menyeruput kopi di depan teras. Di hirupnya aroma yang menguar dari secangkir cairan hitam yang menenangkan pikirannya sejenak kemudian di seruputnya cairan itu dan mendesah pelan menikmati rasa kafein dari kopinya.
"Kak Ten, aku berangkat dulu ya." Ujar Yangyang di ikuti Kun dan Xiaojun di belakangnya. Ten menoleh ke jam tangannya dan menaruh kopinya di meja.
"Sepagi ini?" Tanya Ten. Yangyang mengangguk.
"Kata Kak Kun kita harus sampai di sana pagi supaya pulangnya lebih cepat." Jawab Yangyang dengan polosnya. Ten melirik Kun sebentar kemudian mengangguk.
"Hati hati." Ucap Ten melepas mereka bertiga.
Kun berjalan dengan Xiaojun dan Yangyang mengekor di belakang kemudin mereka sampai pada suatu rumah dan langsung di sambut baik. Mereka di tawari untuk sarapan namun mereka menolak dengan halus karena sudah makan sebelumnya. 20 menitan mereka berada di rumah petani itu hingga kemudian mereka bergerak menuju kebun dengan 2 motor.
Xiaojun membonceng pak tani karena dia tidak bisa mengendarai motor dan Yangyang membonceng Kun. Di sepanjang perjalanan Yangyang dan Kun hanya membisu. Sesekali Yangyang harus memegang pinggang Kun karena jalanan yang sedikit tidak rata. Hingga beberapa menit kemudian mereka berhenti dan jalan kaki memasuki arena kebun yang hanya berjarak 20 meter di depannya.
Mereka memasuki rumah kaca yang terdapat banyak sekali strawberry. Mata Yangyang berbinar melihat banyaknya buah yang dia suka berkilauan dan tampak segar. Dia membayangkan jika menggigit buah itu bukankah akan sangat segar ketika serat serat itu masuk kedalam mulutnya.
"Oh enaknya." Gumam Yangyang tak mampu menahannya. Xiaojun maupun Kun hanya tertawa kecil dan Xiaojun menyenggol lengan Yangyang dengan siku agar anak itu diam. Pak tani tersenyum dan memberikan mereka sebuah keranjang kecil masing masing satu.
"Kalian petik yang sudah matang. Setelah terpetik semua kalian nanti akan saya berikan buah yang paling segar." Yangyang melompat sambil tepuk tangan dan kemudian pak tani itu mengangguk.
"Yes yes yes!!" Yangyang bersemangat sambil menggoyang goyangkan badan ringkih Xiaojun. Anak itu terlalu kelebihan energi. Buktinya sekarang dia sudah berlari mendahului Kun dan Xiaojun menuju tempat terbaik menurutnya.
"Kak, kenapa kakak suka makhluk seperti dia?" Tanya Xiaojun yang hanya mendapat senyuman manis dari Kun.
"Ayo, keburu siang." Ajak Kun untuk segera menjamah buah merah yang mengkilap itu.
"Anak anak, sudah siap?!" Ten memandu anak anak yang jumlahnya lebih banyak dari kemarin untuk pergi ke tempat yang di janjikan.
"SIAP!" Teriak anak anak dengan sangat kencang membuat Hendery sedikit khawatir.
"Jangan keluarkan tenaga kalian terlalu banyak di sini. Nanti suara kalian habis ketika di danau." Ucap Hendery dengan lucu membuat para anak anak tersipu malu.
"Apa kalian sudah kenal kakak ini?" Tanya Ten sambil menunjuk Hendery.
"Belum!" Jawab mereka serempak.
"Kakak ini namanya kak Hendery. Teman Kak Ten juga yang akan menemani belajar kalian." Jelas Ten.
"Kak Ten! Kapan berangkatnya!" Teriak salah satu anak. Ten tertawa gemas kemudian mengangguk.
"Baik, sekarang berbaris!" Perintah Ten dan di ikuti oleh anak anak.
"Naik, naik...!" Ten mengalunkan nada untuk memancing anak anak. Dan di teruskan oleh mereka sambil berjalan meninggalkan balai desa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAO
Fanfiction[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kawin kawin kawin!!! iya emang enak tinggal nyuruh! lah gue yang ngelakuin yang kagak enak!! Rikim pake otak!" "Mikir der..." "Suka suka sultan lah!" ... "Nggak tau ini cerita apaan! baca aja dulu!" _Hendery