🔖 Bermainlah, Lucas.

821 116 62
                                    

"Mama lo masuk rumah sakit."

Hendery terdiam sebentar kemudian mengangguk.

"Oh oke." Ucap Hendery.

"Oke doang? Lo nggak ada niatan mau pulang?"

"Ya ngapain pulang Cas? Di rumah banyak pembantu. Ada Renjun juga. Papa juga ada. Disini lagi repot juga." Jelas Hendery membuat Lucas kehabisan kata kata.

"Der kok lu kaya gitu sih? Kok sekarang lo berubah? Mama kandung lo sakit loh. Lo sebagai anak ya gimana gitu kek. Coba kalau yang sakit Xiaojun, pasti lo bakalan pulang meski lo ada di Antartika sekalipun."

Hendery berdiri dan menghadap Lucas. Di tatapnya mata Lucas dengan tajam.

"Kok lo bawa bawa Xiaojun? Maksud lo apaan?" Hendery menahan amarahnya.

"Ya abisan-

"Dia nggak ada sangkut pautnya sama mama. Jangan bawa bawa dia bisa kan. Lagipula lo juga tau kalau gue pulang, mama bakalan jodoh jodohin gue lagi. Gue tau itu cuma akal akalan mama aja biar gue pulang."

Hendery mendorong tubuh Lucas agar memberinya jalan kemudian masuk kedalam rumah. Melirik Xiaojun -yang dari tadi mendengarkan mereka di ambang pintu- lalu tersenyum. Xiaojun mengikuti Hendery masuk kedalam kamar dan berdiri di depannya yang sedang duduk sambil tersenyum memandang wajah Xiaojun.

"Gak mau duduk?" Hendery menepuk kasur di sebelahnya. Xiaojun menurut kemudian duduk di samping Hendery.

"Mama kamu sakit. Kamu nggak mau pulang?"

Hendery mengusap surai lembut Xiaojun kemudian menggeleng.

"Kenapa? Kamu jangan buruk sangka dulu. Dia kan mama kamu. Nanti kalau beneran sakit gimana?"

Hendery membuang napas kasar. Sebenarnya Hendery tidak sebodoh itu. Dia tahu sifat ibunya yang akan menghalalkan segala cara agar tercapai semua yang di inginkannya.

"Sini deh."

Hendery menarik Xiaojun kepangkuan nya. Mencium puncak kepala Xiaojun dan kemudian menyandarkan kepalanya pada potongan leher jenjangnya.

"Aku sebenarnya nggak mau pulang. Karena apa? Karena aku tahu mama cuma pura pura doang kan. Aku takutnya pas sampe rumah terus mama ada di rumah sehat sehat aja. Buang buang waktu."

Xiaojun mengelus rambut Hendery dan mengeratkan pelukannya. Dia tahu kekhawatiran yang ada di hati prianya itu. Segala buruk sangka dan kecemasan terhadap ibunya. Dia tahu semuanya.

"Hey..."

Xiaojun memegang pipi Hendery menatap matanya dengan sayu.

"Kenapa nggak di coba dulu. Kamu jangan terlalu buruk sangka. Siapa tau bener. Nanti kamu sendiri loh yang nyesel." Sambung Xiaojun.

"Tapi Jun-

"Plis Hendery, dengerin Xiaojun. Kamu pulang ya,"

Hendery terdiam sejenak memantapkan hati kemudian mengangguk.

"Nah gitu dong. Kan makin sayang." Goda Xiaojun sambil mencubit pipi Hendery yang bersemu merah.

"Jangan memancingku untuk berbuat yang tidak tidak, Xiaojun."

Xiaojun hanya tersenyum manis sekali dan mencium bibir kekasihnya lembut. Dia memeluk Hendery dengan erat, sayang sekali dengan Hendery seolah tidak akan mengizinkan siapapun menyentuh miliknya itu.

.
.
.
.

"Bagaimana Lucas?"

"Saya sudah melakukannya tante."

[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang