🔖Teror

564 88 78
                                    

Suara dentingan jam menemani kesepian yang di rasakan oleh Xiaojun. Pemuda itu duduk termenung di depan televisi yang menyala. Pria itu melipat kaki dan memeluknya lalu meletakkan dagu diantara lutut. Pria itu menghela pelan.

Entah apa yang ada di piiiran pria itu. Namun bisa di lihat dia tertekan sekali. Mulai dari managernya yang selalu memburu Xiaojun untuk segera membuat lanjutan dari komiknya, mantan matan Hendery yang selalu menerornya. Hingga masalah keuangan yang sedikit kurang stabil membuat pria itu stres akhir akhir ini.

Xiaojun mendecak lalu merebahkan diri. Mengganti chanel chanel TV secara acak. Lalu mematikan benda berlayar lebar itu. Xiaojun memeluk remot TV lalu mencoba untuk terlelap. Sedikit menghilangkan beban pikiran yang hanya akan membuatnya cepat menua. Dan Xiaojun tak mau keriput dan tumbuh uban.

"Keriput?" Gumam pria itu lalu spontan terbangun.

Xiaojun berlari menuju kamarnya lalu mengambil masker rumput laut lalu memakainya setelah membersihkan wajah. Dia tidak mau karena beban hidup dia harus mengorbankan kulit bagusnya dan menjadi cepat menua akibat banyak pikiran. Bisa bisa Hendery tidak mencintainya lagi.

"Xiaojun..."

Suara Hendery yang masuk kedalam rumah membuat Xiaojun spontan naik keatas ranjang dan menutup badannya dengan selimut. Pria itu pura pura tertidur sementara Hendery masuk kedalam kamar.

"Oh, udah tidur." Gumam pria itu lirih.

Setelah berkata seperti itu, Hendery keluar dari kamar Xiaojun membuat Xiaojun membuka mata. Tak selang beberapa menit, Hendery kembali dan Xiaojun langsung pura pura tidur lagi.

Hendery melepas mantelnya dan menggantungkannya di tempat gantungan baju. Hendery berjongkok menatap wajah Xiaojun yang memakai masker.

Dia mengelus rambut Xiaojun yang sudah dia ganti warnanya menjadi kuning. Dan nampak seperti anak ayam jika Xiaojun tersenyum. Hendery tak bicara apa apa. Dia hanya mengelus kepala Xiaojun lalu mencium pucuk kepalanya.

"Bangun. Jangan pura pura tidur." Hendery berdiri lalu menuju kamar mandi.

Xiaojun menekuk bibirnya lalu duduk. Dia bersila sambil menatap kamar mandi yang sedang di gunakan untuk mandi oleh Hendery.

"Kok dia tahu sih."

Xiaojun tetap memeluk lututnya dan bersandar di tembok bahkan Hendery sudah selesai mandi dan berganti baju. Hendery menghampiri Xiaojun membawa timun yang sudah di potong lingkaran dan duduk di sampingnya.

"Bobok sini." Hendery menepuk pahanya kemudian Xiaojun merebahkan badannya berbantal paha Hendery.

Perlahan Hendery mengelap masker yang sudah mengering menggunakan air hangat. Xiaojun diam saja membiarkan Hendery memanjakannya. Setelah bersih, Hendery menempelkan timun timun itu ke wajah Xiaojun.

"Kamu kenapa nggak mau cerita sih?"

Xiaojun tak menjawab. Dia masih memejamkan mata seolah mengabaikan pertanyaan Hendery. Untuk apa dia bercerita, toh Hendery juga sudah tahu.

"Aku mau ngajak kamu ketemu mama besok. Gimana?"

Jantung Xiaojun mendadak berdetak lebih cepat. Kepalanya serasa pusing. Di saat seperti ini kenapa Hendery juga terus terusan mengajaknya bertemu ibunya? Bukankah dia tahu akan jadi apa Xiaojun nantinya?

"Maaf Hendery. Tapi aku lagi sibuk sibuknya."

Hendery mengangguk maklum. Dia meletakkan mangkuk yang masih berisi timun di atas nakas kemudian mengelus rambut Xiaojun yang di ikat apel.

"Jujur aja. Aku nggak bakalan tersinggung kok. Kalau belum siap ngomong aja nggak papa." Ucap Hendery sambil mengelus rambut Xiaojun.

Perlahan pria itu membuka matanya dan menatap Hendery.

[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang