🔖Bahagia

564 87 41
                                    

Gelak tawa mereka memenuhi emperan toko. Mereka ber-3 mengobrol ringan membicarakan tentang Hendery. Irene menceritakan mulai dari Hendery kecil hingga sebesar itu.

Xiaojun tersenyum samar ketika dirinya dengan cepat bisa seakrab itu dengan Irene. Padahal yang dia tahu, Irene menjodohkan Hendery dengan Lia. Bahkan dia pernah mendengar dari Lucas bahwa Irene sangat membencinya. Namun apa ini?

"Eh iya mah. Gimana perjodohan Abang sama mak lampir?"

Tiba tiba Renjun menyinggung hal itu membuat Irene dan Xiaojun kembali canggung. Xiaojun meminum green teanya mencoba menetralkan jantungnya yang berdegub dengan kencang.

"Batal." Jawab Irene dengan gelak tawanya membuat Xiaojun hampir tersedak.

Irene tidak sedang mabuk kan?

"Lah? Bukannya dulu sampe pura pura sakit? Ha ha ha ha!"

Xiaojun mengerutkan dahinya setelah mendengar ucapan dari Renjun. Jadi waktu itu Irene hanya pura pura sakit? Pantas saja Hendery menolak pulang.

Irene mengakat bahunya lalu meminum kopi di cupnya.

"Kenapa di batalin tante?" Tanya Xiaojun dengan hati hati.

Irene cemberut dan menggeleng.

"Panggil mama." Tekan Irene kepada Xiaojun yang tersenyum canggung.

"I-Iya ma."

Irene tersenyum puas kemudian menjawab pertanyaan Xiaojun

"Ya karena Hendery udah punya calon."

Lagi lagi Xiaojun di buat bingung. Sebenarnya Irene ini benar benar menerimanya atau sedang memainkan permainan yang menjebak? Oh, Xiaojun tak akan berharap lebih. Dia takut akan sakit hati nantinya.

"Sebenarnya, mama jodohin Hendery itu cuma karena mama pengen punya anak perempuan. Nggak ada niatan lebih kok. Tapi melihat kamu yang cantik seperti itu membuatku bangga. Meski kamu pria, tapi kamu sangat serasi dan cocok untuk Hendery."

Wajah Xiaojun memerah di puji seperti itu. Apa lagi yang memuji adalah ibu dari pacarnya.

"Terus mak lampir mau di kemanain?" Renjun bertanya sambil meminum bobanya.

"Ya tinggal bilang saja perjodohan di batalkan. Simpel. Lagian mama juga nggak di rugikan kok." Jawab Irene dengan entengnya.

Xiaojun melirik jam tangannya yang sudah hampir jam 2. Hendery pasti sudah pulang.

"Eh ma, ini sudah larut malam. Xiaojun pulang dulu ya." Xiaojun berdiri di susul Renjun dan Irene.

"Lah iya, haha. Keasikan dengerin mama ngedongeng ampe lupa waktu." Gelak Renjun.

Xiaojun tersenyum dan membungkuk.

"Saya pulang dulu ya, Renjun, mama."

Irene mengangguk dan memeluk Xiaojun. Irene mendekatkan bibirnya pada telinga Xiaojun kemudian berbisik.

"Jaga baik baik anak mama. Jangan di lukai hatinya."

Xiaojun mengangguk lalu melepaskan pelukannya.

Irene kemudian melambaikan tangan pada pria yang kini berbunga bunga hatinya. Xiaojun pulang dengan senyum yang masih mengembang. Di tekannya password pintu lalu masuk.

Dia meletakkan belanjaan lalu masuk kekamar dan menghamburkan dirinya pada Hendery yang sudah terlelap.

"Eh kenapa nih?" Tanya Hendery kebingungan dengan wajah Xiaojun yang berseri seri.

Xiaojun langsung melumat bibir Hendery tanpa aba aba membuat Hendery sedikit kualahan.

Pria itu duduk dan memegangi rahang Xiaojun yang dengan gencar memasukan lidahnya untuk berperang di dalam mulut Hendery. Pria Macau itu akhirnya melepas pangutannya dan menatap Xiaojun yang masih mengembangkan senyum.

[✔] BANGSAWAN || BXB HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang