Chapter 07

1.9K 176 37
                                    

I keepfalling,and feeling,and loving too much,but isn't feeling it all existence

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I keep
falling,
and feeling,
and loving too much,
but isn't feeling it all existence.
—Butterflies rising

*****

Kai mengerang, membutuhkan seluruh kekuatan untuk menahan diri agar tidak menendang Sehun sekarang juga. Sudah hampir 3 jam sejak mereka pergi dari restoran dan Sehun masih setia jadi patung berjalan.

Dia diam saat Kai mengajaknya bicara dan melengos saat Kai menatapnya. Apa gunanya kencan jika seperti ini? Kai menghela napas, menepikan mobil dari jalan raya.

"Katakan, apa salahku kali ini?" tanya Kai dengan intonasi rendah. Sungguh, dia ingin meneriaki Sehun dengan segala umpatan.

Sehun tidak membalas, sebaliknya dia melirik Kai dengan pandangan sekilas lalu kembali pura-pura sibuk dengan ponselnya.

Kai geram, dia kehilangan kesabaran dan menarik tangan Sehun lalu mencengkramnya dengan kekuatan lebih dari yang diperlukan. Sehun meringis tapi dia tidak peduli. "Berhenti merajuk dan bersikap kekanakan!"

"Aku tidak merajuk!" semburnya, berjuang untuk melepaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman Kai namun tidak berhasil, Sehun mendengus berat. "Aku juga tidak bersikap kekanakan."

"Oh, ya? Kau mengabaikanku, kau membuatku seperti orang gila yang bicara dengan mannequin!"

"Nah, salahmu mengajak mannequin bicara," balas Sehun acuh tak acuh.

Menarik tangannya dan membuang napas kasar, Kai menjatuhkan pandangan jengah ke arahnya. "Jangan menguji batasku, Sehun. Kau tidak tahu apa yang bisa kulakukan."

Sehun mengernyit, kekesalan timbul di wajahnya. Apa Kai mengancamnya? Dia menyematkan Kai dengan tatapan tajam dan menantang. "Apa yang akan kau lakukan?"

"Kenapa kau sangat keras kepala?"

Sehun mengejek. Keras kepala katanya? Bagian mana sikap keras kepala yang Kai maksud? Dia menurut tanpa keluhan sedikitpun bahkan saat jiwanya berteriak bosan ketika Kai mengajaknya ke meseum. Dimana salahnya? Dan lagi, mengapa Kai begitu gigih? Dia mempersalahkan hal kecil seolah sikap diamnya merupakan penghinaan baginya. Apa yang Kai harapkan? Dia ingin Sehun berbincang akrab dengannya? Bersikap seolah mereka pasangan manis? Mereka bukan teman. Mereka tidak sedekat itu untuk saling bicara.

Sehun mengalihkan pandangan. "Bisakah kau diam dan kemudikan saja mobilnya?"

"Kita akan tetap disini sampai kau mengatakan apa masalahmu." Ekspresi Kai tenang, meski suaranya agak tajam.

"Jangan membuatku marah, Kai.." Sehun menyematkan tatapan lelah. "Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu."

Perkataannya membuat Kai terpegun. "Berdebat? Aku berniat menyelesaikan masalah disini. Jika seseorang harus marah, bukankah itu aku? Aku ingat kau mencoba mendekati wanita asing sebelumnya," jeda sejenak, Kai mendegus kasar dan memandang Sehun dengan kesal. "Meski aku melihat dan mendengarnya dengan jelas, kupikir perlu mendengar penjelasan langsung darimu."

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang