Chapter 21

2.2K 155 85
                                    

Thanks yang udah nungguin up^-^
Happy reading everyone, jangan lupa baca note di bawah:))

*****

Matahari telah naik ke peraduan, sinar paginya yang cerah menembus di sela-sela tirai. Kehangatan yang ia bagikan tidak lebih hangat dibanding dua insan yang saling memeluk, mencari kehangatan satu sama lain. Sehun yang pertama bangun, ia mengerang seraya mengumpulkan kesadaran secara bertahap.

Dengan perlahan, Sehun menggeser tubuhnya seraya membebaskan diri dari lengan Kai yang posesif. Dia meringis merasakan sakit di seluruh tubuhnya terutama di bagian bawah.

Selimut turun, Sehun bisa melihat tanda merah keunguan di dada serta pinggulnya. Ingatan yang mulai masuk membuatnya tersipu, tidak perlu cermin untuk melihat kondisi tubuhnya sekarang. Beberapa bagian terasa nyeri dan mungkin juga bengkak akibat gigitan Kai, Sehun tidak tahu mengapa suaminya itu suka sekali meninggalkan bekas.

Menghela napas, matanya menangkap Kai. Senyum terbit ke matanya, dengan hati-hati Sehun menenggelamkan jari-jarinya ke rambut Kai yang mencuat seperti sarang burung.

Bukankah takdir sangat lucu? Apa yang terjadi dengan hidupnya, begitu rumit dan membingungkan. Dari segala takdir yang ia tempuh, Sehun kesulitan memahami yang ini. Memang manusia hanya bisa berencana tetapi Tuhan lah yang mengatur segalanya. Bersama Kai menjadi salah satu takdir yang sangat melenceng dan jauh dari kenyataan yang ia perkirakan. Namun disinilah Sehun berada, dengan Kai berstatus suaminya- yang sedang tidur dengan tampannya.

Pemuda yang pernah menjadi rivalnya ini benar-benar unik. Kai memiliki dunia yang mengagumkan dan bahkan Sehun pun sempat iri, tetapi dari sekian banyak orang Kai malah jatuh hati padanya. Sehun jadi bertanya-tanya mengapa Tuhan selalu memberikan takdir dramatis dalam hidupnya.

Sehun bergeser dengan sangat pelan. Mencoba bangkit namun lengan kuat segera melingkari perutnya dan menahan Sehun tetap di tempat. Keningnya mengerut, Sehun lantas menoleh pada Kai yang kini menatapnya dengan senyum lebar. Dia benar-benar tidak menyembunyikan rona kepuasan di wajahnya.

Tersipu, Sehun secara otomatis menarik selimut menutupi tubuhnya yang terekspos. "Sejak kapan kau bangun?"

"Hm, sejam yang lalu?" Kai mengangkat bahu, menyeringai ke arahnya.

"Lalu kenapa tidak membangunkanku dari tadi?"

"Kau sangat cantik saat tidur, bagaimana perasaanmu?"

"Bagus." Hening sejenak. Sehun menukik alis kala merasakan tangan Kai mengusap pahanya di bawah selimut. "Jangan macam-macam, aku tahu yang kau pikirkan."

"Kau tahu?"

Merotasikan matanya, Sehun menepis tangan Kai dibalik selimut. "Wajah mesummu itu tidak bisa ditutupi."

Bibir Kai mengerucut, Sehun akan menganggapnya imut jika mengabaikan otot-otot perut Kai yang terlihat. Melengos, Sehun berniat beranjak namun sekejap tubuhnya dipaksa terlentang dengan Kai menindihnya. Selimut telah dibuang ke lantai, Sehun tidak bisa mengabaikan rasa ketelanjangan yang melingkupi.

Dia siap berdebat sebelum bibir Kai membungkamnya dengan ciuman lesu. Sehun bisa merasakan setiap inci kesenangan Kai dan itu membuat jantungnya bergerumuh hebat. Mengabaikan napas pagi, mereka mulai berciuman dengan lambat.

Sehun melenguh saat Kai menggigit bibir bawahnya. Dia membuka bibirnya menyambut lidah Kai dalam pergulatan panas. Sehun menyukai perasaan ini. Rasanya seperti rumah, mereka menemukan kecocokan dalam waktu singkat. Pelukan Kai membuatnya nyaman sekaligus aman.

Sekali lagi, Sehun tidak mengerti bagaimana semua hal dapat terjadi.

Tangan yang semula bertengger di pinggang Sehun kini mulai menjelajahi tubuhnya. Sehun terkesiap ketika Kai meraba-raba pantatnya, memijat bola kembar sebelum meremasnya dengan sedikit tenaga, wajah Sehun menjadi semerah tomat saat merasakan ereksi pagi milik Kai menekan perutnya. Ciuman mereka akhirnya terlepas, keduanya terengah-engah dengan pandangan menabrak satu sama lain.

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang