Chapter 01

5.3K 284 37
                                    

#Happy94sDay

*****

#New York

Bagi Sehun, hidup adalah bersenang-senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Sehun, hidup adalah bersenang-senang. Seperti halnya yang dia lakukan sekarang, mengubur semua frustasinya dengan kesenangan.

Suasana berisik club tidak menganggu kegiatannya yang tengah mencumbu one night standnya. Wanita yang bahkan tidak dia ketahui namanya itu sibuk mendesah dan mengerang saat Sehun menyentuh bagian-bagian sensitive di tubuhnya.

Saat Sehun menggerakkan tangannya guna melepas bra yang dikenakannya, wanita itu langsung menghentikannya yang dihadiahi tatapan penuh tanya dari si bungsu keluarga Oh.

"Room, please~~" bisiknya sensual yang dibalas dengan seringai dari Sehun.

Tanpa kata, Sehun dengan segera menyeretnya ke salah satu kamar di club. Melepas kemeja yang melekat di tubuhya, menampilkan tubuh indah yang mengundang siapapun meletakkan tangan dan menandainya penuh dengan kissmark.

Sehun menghampiri wanita itu, yang mana sudah telanjang tanpa perlu ia suruh. Dia sedikit terkekeh ketika menyadari tatapan penuh puja yang wanita itu layangkan padanya.

Tentu saja. Wajahnya yang sangat tampan dilengkapi dengan tubuh berabs miliknya pasti akan membuat wanita dan submissive manapun rela membuka pahanya lebar-lebar hanya untuk didominasi olehnya.

Sehun kembali mencumbu, celana kulitnya terasa sesak karena kejantanannya yang setengah ereksi. Larut dalam kegiatan mereka, keduanya tidak menyadari pintu kamar yang mereka tempati tengah di dobrak keras diluar sana.

Sampai pada dobrakkan ketiga, pintu itu terbuka sepenuhnya dan orang-orang berpakaian hitam menyerbu masuk hingga membuat Sehun dan wanita itu terkejut bukan main.

"Brengsek! Apa-apan ini!?" bentak Sehun ketika salah satu dari mereka mengusir one night standnya.

Salah seorang pria maju menghadap Sehun yang setengah telanjang. Sehun bisa melihat beberapa dari mereka bahkan membawa senjata api di tangannya. Dia berusaha tenang meski menyadari dia mungkin dalam situasi bahaya saat ini.

"Oh Sehun, kau ikut dengan kami," jawab laki-laki yang Sehun duga pemimpin mereka.

"Jika aku tidak mau?" balas Sehun dengan dagu terangkat.

'Apa mereka suruhan ayah?' Rasanya tidak mungkin. Pak tua itu bahkan tidak peduli jika dia mati sekalipun, mengapa repot-repot melakukan ini?

"Kami akan membawamu dengan paksa." Sehun mengerutkan alis saat mendengar nada lancang dari lawan bicaranya.

"Wah wah, lihat siapa yang bicara. Apa kau bahkan tahu siapa aku, huh?" Sehun menatap mereka sinis.

"Tidak, tapi Tuan kami memerintahkan kami membawa anda."

"Aku menolak."

"Maaf, tapi kami tidak punya pilihan lain." Dengan itu, mereka melesat ke arahnya.

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang