Chapter 05

2.3K 212 34
                                    

*****

"Yakk! Bisa kau pelan sedikit!?"

Saat seorang yang kau cintai tersenyum padamu, dunia seakan berhenti pada porosnya. Itulah yang Kai rasakan sebelum tamparan keras menyentaknya paksa ke alam sadar.

Kai kesal setengah mati, dan Sehun dengan enggan bertanggung jawab mengobati luka yang dia torehkan pada wajah namja yang berstatus suaminya itu.

Bukan salahnya, ok? Siapa yang akan percaya jika musuh besarmu mengatakan cinta? Hanya ada dua kemungkinan, pertama karena pada dasarnya dia bajingan lalu yang kedua itu kenyataan. Tidak menutup kemungkinan seseorang berusaha menarik perhatian orang yang disukainya dengan berpura-pura menjadi musuhnya. Seperti drama misalnya?

Tapi ini Kai! Definisi fuckboy kelas atas. Dia tahu sifat Kai yang sebenarnya, sosok manusia langka ini jelas masuk tipe pertama. Sehun bahkan ragu bajingan sombong sepertinya mampu merasakan cinta.

Dengan malas, tangannya mengoleskan kasa steril ke pipi Kai yang terluka. Ini murni ketidaksengajaan, Sehun tidak bermaksud memukulnya hingga terluka namun cincin yang dia pakai membuat kesalahan. Tapi tidak apa-apa, sesekali Kai memang harus diberi pelajaran.

Tapi lihat, dia yang direpotkan sekarang! Tuhan! Luka itu hanya goresan kecil! Panjangnya tidak lebih dari dua inchi tapi Kai bertingkah seolah akan mati. Mulutnya yang terus berceloteh membuat Sehun menahan keinginan menyumpalnya penuh dengan kapas.

Dia mendecak. "Bisa kau tutup matamu?"

"Kenapa aku harus?"

"Itu sangat mengganggu!"

"Dan kenapa itu mengganggumu?"

'Karena kau terus menatapku, brengsek!' Sehun mengantupkan rahangnya.

Kai turut diam, mengamati Sehun yang terlihat menggemaskan berkali-kali lipat, dia menahan bibir dan tangannya agar tidak menjelajah kemana-mana.

Sehun mendadak berhenti, tangannya memasukkan kembali peralatan yang dia pakai ke kotak P3K. Kai mengerutkan kening.

"Kenapa berhenti?"

Ctakk

Sehun menatap Kai dengan sengit, keinginan mencekik melonjak pesat. Dengan mengantupkan rahang, tangannya dengan kasar meraih ponselnya di atas meja. Membuka fitur kamera depan lalu mengarahkannya tepat sejengkal dari wajah Kai.

"Sudah selesai, idiot!!" serunya keras.

Tersenyum, Kai membawa tangannya ke pipinya yang ditempel plaster luka. Meski tidak berharga, Kai akan menganggapnya mahakarya karena Sehun akhirnya menyentuhnya dengan sukarela.

Kai menatapnya lagi tanpa henti, sejenak mata kiri Sehun berkedut dengan iritasi. Dia memilih mengutak-atik ponselnya.

"Sehun."

"..."

"Sehun."

"..."

"Sehunie."

"Aku tepat di sampingmu, Kai. Jadi katakan apa yang ingin kau katakan," sahut Sehun jengah. Kai mengginggit pipi bagian dalamnya.

"Aku mengatakan yang sebenarnya," gumannya.

"Apa?" tanya Sehun memiringkan kepala, dia menatap Kai dengan alis terangkat.

"Aku mencintaimu."

Sehun memutar bola matanya, dia menatap Kai dengan pandangan bosan. "Bicaralah semaumu."

Dia menarik diri, berjalan menuju ranjang dan menarik selimut sebelum akhirnya menyamankan diri.

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang