Chapter 22

1.8K 142 95
                                    

Shy, but curious—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shy, but curious

*****

Hari berlalu dengan cepat. Dengan tangan yang menenteng paper bag, Sehun menatap kagum gedung 65 lantai milik suaminya.

"Tuan?" Sehun menoleh pada Jackson yang menatapnya dengan terkejut. "Sejak kapan Anda datang?"

"Baru sebentar, apa Kai di dalam?"

"Ya, biarkan saya mengantar Anda ke ruangannya." Sehun mengangguk, mengikuti Jackson dengan tenang.

Sepanjang menuju ruangan Kai, matanya berbinar antusias melihat bagaimana interior kantor tersebut. Berkelas dan begitu modern bahkan kantor tempat ia bekerja dulu tidak ada apa-apanya dibandingkan ini, seperti yang diharapkan dari perusahaan terbesar se-Asia.

Ketika dia berjalan melewati lobby, Sehun segera menjadi pusat perhatian para karyawan yang melihat. Sebagian besar nampak, err.. kagum? Terpukau? Iri?
Entahlah. Sejujurnya mereka membuatnya agak risih.

Setelah keluar dari lift, tak lama mereka akhirnya tiba di ruang pribadi milik Kai. Sangat luas, mahal, dan tentu saja boros, begitu masuk mereka langsung disuguhi pemandangan indahnya kota Seoul yang terpampang dibalik dinding kaca.

 Sangat luas, mahal, dan tentu saja boros, begitu masuk mereka langsung disuguhi pemandangan indahnya kota Seoul yang terpampang dibalik dinding kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun seketika termenung, bertanya-tanya bagaimana dia bisa menikah dengan orang sekaya ini.

"Tuan Kai sedang ada rapat, Anda bisa menunggu untuk sementara," kata Jackson yang menarik Sehun kembali ke kenyataan. "Tolong buat diri Anda senyaman mungkin, saya akan meminta sekretaris menyiapkan sesuatu untuk Anda."

"Tidak perlu, Jack," kata Sehun seraya meletakkan paper bag yang dibawanya di atas meja. "Aku sudah mengatakan agar berhenti bersikap formal padaku, kenapa kau susah sekali menuruti keinginanku yang satu ini?"

Dia menghela napas, mendekat ke dinding kaca untuk mendapatkan pemandangan Seoul yang lebih jelas. "Apa rapatnya masih lama?"

Jackson lalu melihat jam tangannya. "Mungkin sekitar setengah jam lagi."

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang