Chapter 40

857 77 22
                                    

_____________

You knew I was fragile, but you fucking dropped me anyway—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You knew I was fragile, but you fucking dropped me anyway—

*****

"Apa maksudmu?" Pertanyaan itu keluar dengan nada ketidaksenangan yang jelas.

"Maaf Tuan Kim, tapi itu benar tidak ada yang tahu kemana perginya Tuan Sehun selama dua hari terakhir." Bibi Chae berkata cemas. Kai melirik Jackson di sisinya.

"Kemarin Tuan Sehun bermalam di kediaman keluarga Oh."

"Dan kau baru memberitahuku?" Alis Kai terangkat, raut wajahnya menunjukkan ia tak terkesan. "Mungkin Tuan Sehun masih berada disana. Saya akan menelepon—"

"Tidak perlu, aku sendiri yang akan menjemputnya." Kai menghela napas, tatapannya kembali ke para pelayan. "Siapkan makan siang, buat semua makanan kesukaan istriku hari ini."

*****

Menuju kediaman Oh, jantung Kai berdetak tak menentu, tangannya memegang setir kemudi erat hingga urat-uratnya terlihat jelas. Dia tegang. Dalam artian buruk.

Kai tak takut atau bahkan khawatir Sehun akan memukulnya, beberapa memar dan lebam bukan masalah. Dia mungkin layak atasnya. Namun akan jadi lain cerita jika Sehun membalas Kai dengan sikap dingin. Membayangkan saja sudah mengerikan. Dan membujuk Sehun tidak akan mudah, bahkan saat ini tidak ada jaminan Sehun akan memaafkan Kai.

Baekhyun benar, dia sangat bodoh. Percaya jika Sehun tidak cukup mencintainya membuat Kai hilang akal, pikirannya dipenuhi oleh hal buruk. Yang paling mengganggu, gagasan bahwa Sehun tidak ingin memiliki anak bersamanya.

Kejujuran menjadi yang paling dasar dalam sebuah hubungan, meski Kai mengakui dirinya juga cacat dalam hal ini. Tetapi Sehun, dia bahkan mencoba menutupi fakta dia bisa mengandung. Apa ide memiliki anak bersama Kai sangatlah buruk baginya? Bagaimana pun ini sangat menyakitkan untuk Kai.

Meski hanya sebatas sangkaan, kekecewaan telah lebih dulu menguasai Kai. Ketika melihat Sehun, semua yang dia inginkan hanya berteriak tepat di wajahnya.

Berusaha menahannya, Kai menekan keras gejolak batinnya yang berkecamuk. Hingga sampai pada malam dimana rasa sesak yang menyelimuti dadanya terlalu kuat untuk ditanggung, didukung dengan Sehun yang juga menentang Kai. Alhasil, amarah yang coba ia redakan menghasilkan sesuatu yang eksplosif. Yang Sehun gemetar dibuatnya.

Kai sedikit banyak merasa bersalah, namun dia juga tidak menyesal. Sebaliknya perasaan lega mendominasi sebagian besar dirinya.

Sampai kini pun, perasaan marah itu belum sepenuhnya padam. Namun keputusan Kai pulang sendiri juga tidak lain karena dia merindukan Sehun.

Bagaimana mungkin? Tuhan— Kai membencinya, dia sangat membenci Sehun. Namun semesta lebih sekedar tahu. Sebesar apapun kebencian Kai padanya, Kai akan merangkak untuk kembali ke Sehun. Itu adalah sesuatu yang selamanya tidak akan berubah. Sampai kapanpun.

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang