Chapter 38

763 79 35
                                    

______________
Yuhuuuu^-^
Akhirnya setelah sekian lama,
Happy reading everyone!

______________Yuhuuuu^-^Akhirnya setelah sekian lama,Happy reading everyone!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

For you, even if i was in pain, i could pretend to be strong—

*****

Sehun menatap Mingyu yang sedari tadi nampak semangat. Pemuda tampan itu tersenyum cerah saat seorang pelayan mengantarkan pesanan kopi miliknya, yang lantas menjadikan pelayan yeoja tersebut bersemu dibuatnya.

Mereka tengah berada di salah satu cafe di pusat perbelanjaan. Sehun bosan, moodnya  turun drastis sejak kemarin. Dikejutkan Mingyu yang kembali datang berkunjung, Sehun lebih terkejut lagi ketika pria ini memintanya menemaninya ke suatu tempat. Sehun langsung mengiyakan tanpa pikir panjang. Menghirup udara segar, keluar dari mansion yang rasanya sudah seperti sangkar.

Kini Sehun merasa lebih baik, menemani Mingyu berbelanja perabotan rumah menjadi kegiatan yang entah sejak kapan dia nikmati. Dan ditengah-tengah itu, mereka memutuskan beristirahat sejenak.

Sehun mengalihkan pandangan sembari menyesap Americano miliknya. Di kejauhan, pasangan muda berjalan sambil bergandengan tangan, ada keluarga kecil yang nampak hangat, ada seorang pria yang terlihat kesusahan membawa barang belanjaan wanita di sampingnya. Entah mengapa, Sehun merasa menyedihkan sekarang.

"Sehun.."

"Ya?"

"Kau ada masalah?" Tanpa menatap, pertanyaan itu dibalasnya dengan gelengan malas.

"Kau yakin? Lalu kenapa wajahmu begitu?"

"Wajahku?"

"Kau merengut seperti para pinguin sedang berlarian di kepalamu." Mingyu mengernyit. "Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, aku hanya mengatakan kau selalu bisa membaginya denganku."

"Mingyu, tidak semua ekspresi mengartikan keadaan." Sehun berujar dengan tatapan kosong. "Aku sangat. Baik. Kehidupanku seperti tanpa beban, semuanya berjalan sempurna."

Ucapan yang hampir terdengar sarkatik itu membuat Mingyu menaikkan alis. "Aku tidak tahu masalahmu seberat itu."

Cemberut total praktis memenuhi wajah Sehun, dia mendelik. "Lupakan, tidak ada yang memintamu percaya." Dia melihat Mingyu meringis. "Bagaimana denganmu?"

"Aku?"

"Kau baik-baik saja?"

"Kenapa tiba-tiba bertanya?"

Sehun mengangkat bahu. "Tidak boleh?"

"Pertanyaan seperti itu—" Ia tersenyum samar. "—aku sudah lama tidak mendengarnya."

Kerutan timbul di kening Sehun, pria manis itu hanya membalasnya dengan mengangguk-angguk. Beberapa detik, matanya melebar saat teringat hal lain. "Nyonya Kim menanyakanmu kemarin, dia mengundangmu makan malam tapi kau tidak datang. Kenapa?"

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang