Chapter 06

2.3K 198 22
                                    

Aku menghargai setiap vote & coment kalian, saran atau kritik aku terima dengan baik. So, happy reading everyone. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian!^-^

.
.
.

Kai bangun dengan sebagian tubuh Sehun di atasnya. Berdiam sejenak untuk mengumpulkan nyawa, matanya jatuh pada lengan yang melingkari perut. Seketika panas merambat ke pipinya.

Perlahan, Kai menyelinap keluar dari Sehun. Dia duduk dan menguap lebar, melakukan peregangan sederhana pada tubuhnya yang terasa pegal. Tatapannya kemudian beralih pada Sehun yang masih terlelap, piyama tidurnya yang sedikit tersingkap menampilkan tulang selangkanya mengundang. Kai buru-buru menutupnya dengan selimut, berbahaya jika dibiarkan terbuka.

Dia mengernyit mendapati mata Sehun yang nampak sedikit bengkak, salah satu tangannya bergerak mengusap rambut sehalus sutera milik Sehun.

Sebenarnya, dia membeli villa ini full dengan isinya, semua kamar sudah dalam kondisi siap pakai namun Kai sengaja membuatnya dikosongkan selain kamar yang mereka gunakan. Bukan tanpa alasan, Kai khawatir Sehun mungkin akan menjauhinya selama masa bulan madu mereka dan nyatanya Sehun benar-benar mengusirnya dari kamar.

Tak diduga, Sehun malah ikut tidur bersamanya di sofa selepas mendapati sosok yang disebutnya hantu di kamar mereka. Sulit dipercaya karena Kai pada dasarnya tidak percaya hal semacam itu. Terlepas entah itu sekedar halusinasi Sehun atau bukan, Kai merasa perlu lebih waspada sekarang. Tidak menutup kemungkinan seseorang berusaha menakuti Sehun dan mencoba menyakitinya, sebagai pengusaha sukses Kai memiliki banyak musuh yang akan melakukan apapun untuk menggoyahkannya. Termasuk dengan memanfaatkan Sehun.

Sehun yang merupakan pasangannya tentu menjadi target utama mereka mulai sekarang. Sehun adalah kelemahannya dan ini didukung dengan fakta bahwa Kai memiliki kecemasan yang parah menyangkut keselamatan cintanya. Dia menghela napas, menatap Sehun untuk mencari ketenangan.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu." bisik Kai lirih, tangan yang semula mengusap rambut beralih mengusap lembut pipi Sehun, senyum tipis terukir di wajah Kai. Perlahan, dia mencondongkan tubuh dan mempertemukan bibir mereka beberapa detik sebelum akhirnya bangkit dengan senyum yang lebih cerah.
.
.
.

*****

Kai berdiri di depan cermin saat dia mengancingkan kemeja putihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kai berdiri di depan cermin saat dia mengancingkan kemeja putihnya. Sudah hampir pukul delapan, dia berharap Sehun sudah bangun sehingga Kai bisa mengajaknya berkencan. Menyisir rambut coklatnya dengan jari, Kai beranjak ke tempat Sehun.

Dia tersenyum lebar mendapati permaisuri hatinya tengah duduk menggemaskan di sofa. "Kau bangun?"

Sehun yang masih setengah nyawa menjawab dengan malas. "Apa aku terlihat tidur?" Matanya berkedip dan terlihat mengantuk. Kai gemas, mendekat lalu membungkuk.

My Rival Is Crazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang